Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Karya Seni Tumbuh Tanpa Batasan Usia, Kamu pun Bisa

23 Agustus 2017   23:18 Diperbarui: 29 Agustus 2017   22:41 1476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu jika bosan menunggu aku suka mencoret-coret di buku agendaku. Alhasil buku agendaku jarang bersih dan rapi. Tapi kegiatan ini membuat suasana hatiku tetap terjaga. Entah kapan kebiasaanku ini mulai menghilang, mungkin sejak terpapar keasyikan menggunakan gawai.

Kegiatan berseni itu  sebenarnya menyenangkan. Aku masih teringat bagaimana senangnya pelajaran mewarnai ataupun menggambar bebas. Aku tidak pandai menggambar namun suka memadupadankan warna, mencampur berbagai warna dari cat air atau terkadang mencampur cat poster dengan cat air sehingga menghasilkan warna yang lebih hidup

Ketika melihat kedua keponakanku menggambar dan mewarnai, aku tergelitik untuk ikut serta. Mereka sudah piawai menggambar dan Maia, yang terbesar, mulai belajar membuat komik.

Timbul rasa iri ke para keponakanku. Wah kenapa di keluargaku aku yang paling tidak pandai menggambar ya. Aku jadi makin tidak percaya diri ketika lukisanku masa SMA yang dipajang di loteng rumah orang tua ditertawai oleh pasangan. Katanya gambarku begitu buruk kalah dengan keponakanku. Ia sendiri juga sedang asyik mewarnai pesawat rakitannya hingga bergabung dengan komunitas Sprue Mobster Indonesia.

Keponakanku, Kiara, pandai menggambar dan mewarnai (dokpri)
Keponakanku, Kiara, pandai menggambar dan mewarnai (dokpri)
Mewarnai model kita menjadi keasyikan tersendiri bagi pasangan (dokpri)
Mewarnai model kita menjadi keasyikan tersendiri bagi pasangan (dokpri)
Kemudian ketika ada acara gathering pada bulan puasa, kami diajak mewarnai bantal. Kami menggunakan cat air. Awalnya aku ragu karena merasa tidak berbakat. Tapi lambat laun aku menyukai kegiatan ini. Mencampur cat, mengkombinasikan warna, kemudian menyapukan warna tersebut secara perlahan-lahan hingga rapi. Aku merasa rileks, kami mengerjakannya dengan serius tapi juga santai. Ah sambil bercanda kami mengerjai gambar Wonder Woman ini dengan warna-warni pilihan kami. 

Ada Wonder Woman berambut pirang, ada yang sawo matang, dan sebagainya. Kegiatan mewarnai bantal ini mendekatkan kami yang awalnya tidak saling kenal. Kami saling memuji juga memberikan saran akan warna. Ya, akhirnya jadilah bantal bergambar Wonder Woman yang berbeda dengan imaji Wonder Woman selama ini hahaha.

Mewarnai bantal juga seru (dokpri, pernah kuunggah di blog pribadi)
Mewarnai bantal juga seru (dokpri, pernah kuunggah di blog pribadi)
Perasaan rileks dan gembira ini juga kurasakan ketika sesi mewarnai dan membuat craft unik di pabrik Faber-Castell. Kami diajari berbagai teknik mewarnai dengan menggunakan connector pen. Ada teknik patterning (pola berulang), pointilism(titik), squiggling (mewarnai bidang luas dengan benang kusut), dan contouring (mengikuti bentuk gambar). Teknik ini memerlukan konsentrasi namun juga membuat pikiran rileks. Wah menarik, rupanya tidak semua kegiatan mewarnai itu memberikan warna full ke satu bidang.

Saat mulai menyatu ke kegiatan ini, perasaan yang awalnya bete karena kemacetan perlahan memudar. Senyum kembali mengembang, perasaan mulai santai.

Craft dari kegiatan membuat craft kumbang di pabrik Faber-Castell (dokpri)
Craft dari kegiatan membuat craft kumbang di pabrik Faber-Castell (dokpri)
Pasca kunjungan ke Faber-Castell, aku jadi makin suka kegiatan mewarnai dan mulai kembali suka mencoret-coret. Di tasku selalu kusediakan buku agenda dimana siap-siap kujadikan tempat corat-coret. Di rumah aku juga suka mengisi waktu dengan mewarnai. Rupanya ada banyak buku mewarnai yang bukan hanya ditujukan ke anak-anak, tapi juga kaum dewasa.

Di Google Playstore juga ada banyak apps kegiatan menggambar untuk kaum dewasa. Sehingga kegiatan seni itu bisa untuk segala kalangan. Namun meski ada aplikasi digital untuk mewarnai dan menggambar, tetap menggambar, menulis, dan mewarnai secara manual tidak tergantikan. Ada pengalaman dan sensasi tersendiri ketika menggerakkan pensil dan mewarnai, ada pengalaman motorik, juga melatih gerakan tangan dan menciptakan kesan emosional.

Art for all. Hal yang dipercaya dalam Faber-Castell, menjadi seseorang yang kreatif tidak ada kaitannya dengan usia. Kreativitas bisa lahir di tiap individu dan tanpa batasan.

Mengapa orang dewasa juga perlu berhubungan dengan seni?

Sejak dulu manusia lekat dengan seni. Seni itu indah, membuat penggunanya merasa rileks dan mampu mengekspresikan gagasan dan emosinya, sedangkan bagi penikmatnya sebuah karya seni itu memanjakan mata, menambah pengetahuan dan meningkatkan kepekaan. Aku jadi ingat aku dulu suka ke galeri seni semasa tinggal di Surabaya dan mengumpulkan katalog lukisan. Jika sedang jenuh atau ide sedang buntu, aku memandangi lembar demi lembar katalog tersebut. Dan itu berhasil.

Menurut Pablo Picasso (1881-1973), pelukis kubisme terkenal, every child is and artist. The problem is how to remain an artist once we grow up.

Dulu kesuksesan dan kepandaian seseorang diukur dari nilai akademisnya. Namun satu dekade  terakhir sudah ada kesadaran bahwa seseorang sukses ditentukan banyak faktor .Kreativitas salah satunya, dimana berdasarkan studi dari IBM, 1500 CEO dari 60 negara dan 33 industri menyatakan kreativitas diperlukan untuk kesuksesan dalam sebuah bisnis. Seni merupakan salah satu aktivitas yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Dengan seni maka ada keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri.

Jika  dulu cita-cita menjadi seniman diremehkan, maka sekarang siapapun yang menjadi seniman juga bisa menjadi sukses. Bagi yang tidak tertarik menjadi seniman, tapi tetap melakukan hobinya berseni, baik seni kriya, seni musik, dan sebagainya juga sama menariknya dengan hobi lainnya seperti hobi otomotif dan hobi memasak. Keponakanku sudah sejak kelas empat SD memutuskan menjadi komikus dan animator, oleh kakakku ia dibimbing untuk menggambar baik secara manual maupun dengan bantuan komputer. Dan rupanya ia berbakat, gambar-gambarnya semakin baik seiring semakin seringnya ia berlatih. Adiknya yang awalnya ikut-ikutan juga mulai mahir menggambar.

Komik buatan Maia tentang Nero kucingku (dok. Maia Parisha)
Komik buatan Maia tentang Nero kucingku (dok. Maia Parisha)
Totoro ala Kiara yang dibuat secara manual (dok. Kiara)
Totoro ala Kiara yang dibuat secara manual (dok. Kiara)
Manfaat menggambar dan mewarnai, juga menulis dengan pensil yaitu alat bercerita, melatih ingatan dan berpikir, mengembangkan emosional, meningkatkan kreativitas dan rasa percaya diri, mendorong motorik, anti pikun, alat terapi, mengurangi stress dan kecemasan, meningkatkan konsentrasi, menenangkan, empati, dan menyeimbangkan otak kiri dan kanan.

Oleh karena itu yuk sejenak tinggalkan gawai dan mulai mencoret-coret atau mewarnai. Menggambar atau mewarnai tidak harus bagus, yang utama untuk aktualisasi diri dan relaksasi. Kalau hasilnya kurang bagus ya buat koleksi pribadi hihihi.

Ada banyak pilihan alat untuk melukis, mana favoritmu? (dokpri)
Ada banyak pilihan alat untuk melukis, mana favoritmu? (dokpri)
Yuk...yuk...melukis (dokpri)
Yuk...yuk...melukis (dokpri)
Serunya Berkunjung ke Pabrik Faber-Castell International Indonesia

Hari itu (11/7) langit Jakarta masih gelap ketika ku melaju bersama ojek daring menuju Bentara Budaya. Aku kemudian bertemu bu Indria Salim di persimpangan pasar Palmerah dan berjalan kaki bersamanya. Di Bentara Budaya sudah ada beberapa kompasianer seperti mba Yayat dan bang Zulfikar Akbar.

Bus tigaperempat pun menerobos kemacetan Jakarta. Rupanya kemacetan sepanjang tol Cikampek lebih parah dibandingkan kepadatan jalanan protokol di ibu kota Jakarta. Sejak dari tol Bekasi laju kendaraan terhambat sehingga baru tiba di pabrik Faber-Castell di Cibitung hampir pukul 13.00.

Kesehatan dan keselamatan kerja dari halaman pabrik (dokpri)
Kesehatan dan keselamatan kerja dari halaman pabrik (dokpri)
Pabrik Faber-Castell di Cibitung luas dan rapi. Di halaman pabrik sudah ada papan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) K3 ini diimplementasikan di setiap kegiatan usaha agar pelakunya selamat, sehat dan produktif. Setelah ishoma maka kami pun berkeliling pabrik melihat proses produksi connector pens ditemani Factory Manager Mulyadi Gunawan.

Proses produksi di sini berdasarkan ISO 14001:2004 memiliki visi menghasilkan produk terbaik dengan 5R serta empat nilai utama yaitu kompetensi dan tradisi, kualitas luar biasa; inovasi dan kreativitas, serta tanggung jawab lingkungan dan sosial. Proses pembuatan connecting pen terdiri dari proses mixing material, injection, assembling, dan packing. Untuk packing dilakukan secara manual. Di tiap tahapan untuk menjaga kualitas dilakukan quality control. Di sini konsep reuseddan berwawasan lingkungan benar-benar diterapkan, dimana sisa produksi dilebur dan dibuat produk lagi. Limbah juga diolah hingga tidak mencemari lingkungan, bahan-bahannya juga ramah lingkungan dan aman bagi anak-anak.  

Factory Manager Mulyadi Gunawan menjelaskan proses produksi (dokpri)
Factory Manager Mulyadi Gunawan menjelaskan proses produksi (dokpri)
Ini dia connector pen, salah satu alat mewarnai yang beda dan bisa jadi bahan craft unik (dokpri)
Ini dia connector pen, salah satu alat mewarnai yang beda dan bisa jadi bahan craft unik (dokpri)
Setelah berkeliling pabrik maka kami mendapat paparan dari Presiden Direktur Faber-Castell International Indonesia Yandramin Halim tentang beragam tantangan berkreativitas dengan menggunakan produk Faber-Castell dan nilai tambah dari produk Faber-Castell; Brand Manager Fransisca Remila memaparkan profil Faber-Castell; dan Andri menjelaskan manfaat berseni bagi segala usia.

Dulu aku tahunya produk Faber-Castell itu dari pensil, penghapus dan krayon. Tapi rupanya produknya begitu beragam dan saat ini mudah dijumpai di berbagai toko buku. Faber-Castell ini merk klasik yang eksis hingga berbagai generasi. Ia berdiri tahun 1761 yang merupakan gabungan nama dua keluarga bangsawan di Jerman. Brand ini masuk ke Indonesia tahun 1990-an. Saat ini Faber-Castell sudah memasuki generasi kesembilan.

Presiden Direktur Faber-Castell International Indonesia Yandramin Halim menjelaskan manfaat menggambar dan menulis dengan tangan (dokpri)
Presiden Direktur Faber-Castell International Indonesia Yandramin Halim menjelaskan manfaat menggambar dan menulis dengan tangan (dokpri)
Yandramin Halim menegaskan bahwa setiap tingkatan usia bisa melakukan kegiatan seni dan kegiatan ini bisa menjadi kegiatan rekreasi satu keluarga. Dengan gerakan Art4All, Faber-Castell berupaya memberikan kesadaran kepada masyarakat dari segala tingkatan usia dan berbagai latar pendidikan bahwa semua orang bisa melakukan kegiatan seni. Berbagai kegiatan pun dilakukan seperti workshop bagi pengajar, pameran untuk memberikan ruang bagi para seniman, lomba-lomba dari anak-anak, remaja, dan dewasa, juga tantangan membuat craft unik dari connector pen untuk keluarga. Rupanya animo masyarakat begitu tinggi. Remaja pun banyak yang ikut serta untuk mengikuti lomba dan selama beberapa waktu larut dalam aktivitas menggambar meninggalkan gawai mereka.

Kami juga mendapat sesi mewarnai dengan berbagai teknik dari mbak Yayu Rahayu dari bagian creative development.  Uniknya gambar serangga itu kemudian seolah-olah menjadi nyata dengan tambahan connector pen. Kemudian mas Rizal ditantang untuk menggambar step by step dengan metode observasi, misalnya untuk kambing maka ciri khasnya ada tanduk dan janggut, sehingga bisa menggambar dalam beberapa langkah.

Mari mewarnai (dokpri)
Mari mewarnai (dokpri)
Kunjungan di Pabrik Faber-Castell ini bukan hanya menambah ilmu tapi juga memberikan kesan. Wah aku kagum dengan berbagai kerajinan seni dan lukisan yang tersaji di sana. Seperti sebuah galeri seni. Ada lampu gantung yang menyambut tamu dimana terbuat dari jalinan connector pen Faber-Castell, juga beragam lukisan, payung hias, topeng, candi Bajang Ratu, mobil balap, ayam, kelinci, sepatu hias, topi, kaca mata menggunakan produk Faber-Castell. Hal ini sesuai dengan motto Faber-Castell yaitu "Companion for Life".

Wah galeri seni mini (dokpri)
Wah galeri seni mini (dokpri)
Cantik bukan bentuk dan warnanya (dokpri)
Cantik bukan bentuk dan warnanya (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun