Dulu jika bosan menunggu aku suka mencoret-coret di buku agendaku. Alhasil buku agendaku jarang bersih dan rapi. Tapi kegiatan ini membuat suasana hatiku tetap terjaga. Entah kapan kebiasaanku ini mulai menghilang, mungkin sejak terpapar keasyikan menggunakan gawai.
Kegiatan berseni itu  sebenarnya menyenangkan. Aku masih teringat bagaimana senangnya pelajaran mewarnai ataupun menggambar bebas. Aku tidak pandai menggambar namun suka memadupadankan warna, mencampur berbagai warna dari cat air atau terkadang mencampur cat poster dengan cat air sehingga menghasilkan warna yang lebih hidup
Ketika melihat kedua keponakanku menggambar dan mewarnai, aku tergelitik untuk ikut serta. Mereka sudah piawai menggambar dan Maia, yang terbesar, mulai belajar membuat komik.
Timbul rasa iri ke para keponakanku. Wah kenapa di keluargaku aku yang paling tidak pandai menggambar ya. Aku jadi makin tidak percaya diri ketika lukisanku masa SMA yang dipajang di loteng rumah orang tua ditertawai oleh pasangan. Katanya gambarku begitu buruk kalah dengan keponakanku. Ia sendiri juga sedang asyik mewarnai pesawat rakitannya hingga bergabung dengan komunitas Sprue Mobster Indonesia.
Ada Wonder Woman berambut pirang, ada yang sawo matang, dan sebagainya. Kegiatan mewarnai bantal ini mendekatkan kami yang awalnya tidak saling kenal. Kami saling memuji juga memberikan saran akan warna. Ya, akhirnya jadilah bantal bergambar Wonder Woman yang berbeda dengan imaji Wonder Woman selama ini hahaha.
Saat mulai menyatu ke kegiatan ini, perasaan yang awalnya bete karena kemacetan perlahan memudar. Senyum kembali mengembang, perasaan mulai santai.
Di Google Playstore juga ada banyak apps kegiatan menggambar untuk kaum dewasa. Sehingga kegiatan seni itu bisa untuk segala kalangan. Namun meski ada aplikasi digital untuk mewarnai dan menggambar, tetap menggambar, menulis, dan mewarnai secara manual tidak tergantikan. Ada pengalaman dan sensasi tersendiri ketika menggerakkan pensil dan mewarnai, ada pengalaman motorik, juga melatih gerakan tangan dan menciptakan kesan emosional.
Art for all. Hal yang dipercaya dalam Faber-Castell, menjadi seseorang yang kreatif tidak ada kaitannya dengan usia. Kreativitas bisa lahir di tiap individu dan tanpa batasan.