Setelah tiap kelompok menyampaikan presentasi, maka giliran Kompasianer mendapat tambahan ilmu menjadi smart traveler. Pak Djulianto di awal paparannya menjelaskan tentang arkeologi. Arkeologi adalah studi tentang kebudayaan masa lalu melalui peninggalan budaya atau kebudayaan materi. Pekerjaan arkelogi terdiri atas ekskavasi, analisis, penafsiran, publikasi dan museum. Hasil arkeologi Islam di Indonesia terbatas dibandingkan arkeologi Hindu dan Buddha. Hasil arkeologi Islam rata-rata berupa keraton, masjid, dan makam.
Pak Djulianto menjelaskan tentang arkeologi dan bagaimana menjadi smart traveler (dokpri)
Ira lathief menjadi moderator (dokpri)
Dibandingkan
wisata lainnya, jenis wisata arkeologi tergolong kurang diminati. Masih ada situs bersejarah yang kurang terawat dan ada yang terlupakan. Nah, sebagai smart traveler perlu mendukung destinasi wisata arkeologi  dengan konsep pariwisata berkelanjutan. Jangan sampai setelah itu destinasi wisata tersebut ramai dikunjungi dan malah rusak. Pak Djulianto mengingatkan untuk tidak berbuat vandalisme, juga mematuhi aturan dan terencana seperti ke Prambanan harus melalui rute yang ditetapkan, dan wacana pembatasan wisatawan untuk destinasi sejarah tertentu. Selain itu,
smart traveler dapat mempromosikan lewat tulisan dengan referensi yang bisa dipertanggungjawabkan, serta memberikan kritik dan solusi untuk pengembangan dan kelanjutan obyek wisata tersebut.
Mencicipi Masakan Khas Cirebon dan Berbelanja Buah Tangan
Berlibur ke Cirebon perlu mencicipi Empal Gentong. Kami berbuka puasa di Empal Gentong Hj. Dian yang merupakan rumah makan berlantai dua.
Selepas melepas rasa haus dengan es jeruk maka Tahu Gejrot menjadi menu pembuka yang memompa selera makan. Bumbunya lebih nampol dan pedas dimana meresap ke setiap tahunya.
Bersama seporsi Empal Gentong, santap malam ini juga ditemani Sate Kambing Muda khas Pantura. Wah mantap deh. Sate Kambingnya empuk dan ada guratan rasa manisnya. Empal Gentongnya kaya akan isian daging, gurih dan nikmat. Empal Gentong ini agak-agak mirip Gulai, tapi lebih encer. Wow setelah menyantap berbagai makanan itu rasanya kenyang dan puas.
Tahu gejrot yang pedasnya nampol (dokpri)
Empal Gentong yang gurih nikmat (dokpri)
Sate kambingnya sedap (dokpri)
Saya juga sempat mencobai Es Degan dengan manis berasal dari Sirup Tjampolay rasa Pisang Susu.Segar banget dan rasa manisnya itu khas. Sirup Tjampolay ini sirup asli buatan Cirebon yang pabriknya telah hadir sejak tahun 1936. Sirup ini biasanya jadi buah tangan wisatawan.
Es degan dengan sirup tjampolay (dokpri)
Kalau saya ke Cirebon suka berburu rebon, terasi dan rengginang. Karena dekat pantai maka hasil lautnya berlimpah, termasuk udang. Tak heran jika Cirebon dijuluki kota Udang.
Gara-gara rengginang Cirebon ini saya jadi suka jajanan tradisional dari beras ketan ini. Rengginang Cirebon umumnya berasa terasi dan keju, bentuknya bulat kecil. Enak dijadikan kudapan. Krauk...krauk gurih.
Saya suka dengan rengginang khas Cirebon rasa terasi dan keju (dokpri)
Batik Cirebon juga indah (dokpri)
Selain makanan, batik Cirebon tak kalah menawan. Motif yang terkenal adalah Megamendung, Byur, Wadasan, Semarangan dan Geometri.
Pegang Kendali Liburan dengan Danamon
Lihat Travel Story Selengkapnya