Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kompasianer Jabodetabek Giliran Mendapat Edukasi "Aku Cinta Keuangan Syariah"

18 Juni 2017   18:30 Diperbarui: 19 Juni 2017   04:12 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="OJK TV English Channel yang diluncurkan 12 Juni (dokpri)"]

[/caption]

OJK juga punya apps mobile yang bisa diunduh via playstore dan IOS Store jika ingin tahu lebih banyak industri jasa keuangan.

[caption caption="Aplikasi mobile OJK yang bisa diunduh cuma-cuma (dokpri)"]

[/caption]

Selanjutnya kompasianer pun mendengarkan paparan Setiawan Budi Utomo, Deputi Direktur Pengembangan Produk dan Edukasi Departemen Perbankan Syariah. Setiawan Budi Utomo menjadi pemapar pertama. Ia berharap keuangan syariah menjadi sebuah lifestyle. Ada filosofi mendasari perbankan syariah yaitu akidah atau keyakinan. Sistem perbankan syariah merupakan rangkuman nilai yang memberikan harapan pada sistem perekonomian nasional. Dasar-dasar ekonomi syariah dijabarkan dalam fondasi dan pilar ekonomi syariah yang menujang aspek falah (sejahtera, material dan spiritual), keadilan, kemaslahatan, dan keseimbangan. Nilai ekonomi syariah ini sebenarnya sesuai dengan nilai-nilai luhur dan budaya bangsa Indonesia.

Landasan hukum operasional perbankan syariah di Indonesia telah cukup lengkap. Ada UU no 21tahun 2008 yang mengatur tentang Perbankan Syariah. Visi Perbankan Syariah adalah berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, dan stabilitas sistem keuangan serta berdaya saing tinggi.

Di dunia, Indonesia masuk urutan ke-9 aset perbankan syariah, masih kalah dengan Malaysia yang berada di posisi teratas. Tantangan dan peluang untuk meningkatkan aset perbankan syariah masih banyak dan perlu dilakukan secara bertahap.

Isu strategis Perbankan Syariah masih banyak, tekan Setiawan. Di antaranya belum selarasnya visi dan kurang sinkronnya antar pemerintah dan otoritas pengembangan perbankan syariah, modal yang belum memadai di bank syariah, biaya dana yang mahal dimana berdampak pada keterbatasan segmen pembiayaan, produk yang tidak variatif, fitur teknologi, dan pelayanan yang belum sesuai dengan ekspektasi masyarakat, kuantitas dan kualitas SDM yang belum memadai, pemahaman dan kesadaran masyarakat yang masih rendah, serta pengaturaj dan pengawasan yang masih belum optimal. Isu-isu tersebut dijawab dengan arah kebijakan

Setiawan bercanda jika masyarakat lebih suka menggunakan perbankan konvensional karena teknologinya dan fiturnya yang lengkap, "Tapi saat perlu pinjaman, larinya ke perbankan syariah," guraunya.

Berdasar survei literasi 2016, masyarakat yang paham tentang perbankan syariah hanya 8,11% dari 100 responden. Namun, yang menggunakan perbankan syariah berkisar 11%. Jadi ada yang menggunakan layanan perbankan syariah tapi sebenarnya tidak paham makna perbankan syariah.

Menutup paparannya, Setiawan berpromosi jika iB (Islamic Banking) itu sama bagusnya, sama lengkapnya, sama modernnya.

Moch. Muchlasin, Direktur Industri Keuangan Non Bank Syariah OJK menjadi giliran pemaparan berikutnya. Keuangan syariah sebenarnya bukan hanya perbankan syariah, tapi juga ada pegadaian, dana pensiun, peransuransian, pembiayaan, LKM, LPEI, SMI, dan modal ventura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun