Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Kompasianer Jabodetabek Mendapat Giliran Edukasi "Aku Cinta Keuangan Syariah"

18 Juni 2017   18:07 Diperbarui: 18 Juni 2017   18:07 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Para narasumber nangkring bareng OJK hari ini (dokpri)"][/caption]

Keuangan syariah sebenarnya mulai dikenal di Indonesia lebih dari satu dekade silam. Akan tetapi hingga saat ini pengetahuan masyarakat akan keuangan syariah rata-rata sebatas perbankan syariah, padahal instrumen keuangan syariah beragam. Nah pada momen buka puasa bersama bersama OJK, kompasianer diajak untuk lebih mengenal tentang keuangan syariah.

Meskipun bulan puasa, kompasianer tetap semangat beraktivitas. Ada beragam acara yang diadakan oleh Kompasiana dan komunitas Kompasiana. Saya sendiri juga senang dan turut berpartisipasi di beberapa acara. Setelah buka bersama komunitas Koteka, KPK, dan KOMIK maka kali ini saya ingin tahu lebih banyak tentang keuangan syariah.

Sore ini (18/6) di Double Tree Cikini, Jakarta Pusat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengundang kompasianer buka bersama sambil bersosialisasi tentang keuangan syariah. Ada puluhan kompasianer yang hadir di acara Kompasiana Nangkring bertema 'Saatnya Lebih Dekat dengan Keuangan Syariah".

Acara ini merupakan even kelima road show OJK bersama Kompasiana untuk menyosialisasikan Gerakan Aku Cinta Keuangan Syariah. Sebelum menyapa kompasianer Jakarta, OJK telah berdialog dengan kompasianer di kota Medan, Mataram, Semarang dan Yogyakarta.

Pada sore ini narasumber terdiri atas Triyono, Kepala Departemen Komunikasi dan Internasional OJK.Setiawan Budi Utomo, Deputi Direktur Pengembangan Produk dan Edukasi Departemen Perbankan Syariah Moch. Muchlasin sebagai Direktur IKNB Syariah, Muhammad Touriq, Deputi Direktur Pasar Modal Syariah dengan dimoderatori Iskandar Zulkarnaen.Wakil Kompasiana adalah Chief Operating Officer Iskandar Zulkarnaen sebagai moderator acara.

Triyono, Kepala Departemen Komunikasi dan Internasional OJK mengawali acara dengan memberikan apresiasi ke para kompasianer yang datang. Ia menjabat di departemennya telah 3-4 bulan tapi mengaku belum pernah berkenalan dengan blogger. Sehingga ia merasa momen ini pas untuk berkenalan dengan para blogger, seperti kick off pertemuan-pertemuan berikutnya. Ia menganggap perlu keberadaan blogger untuk membantu menyosialisasikan program-program OJK.

[caption caption="Triyono, Kepala Departemen Komunikasi dan Internasional OJK (dokpri)."]

[/caption]

OJK merupakan lembaga negara yang mengawasi perbankan, pasar modal, dan lembaga keuangan lainnya seperti pegadaian. Saat ini OJK memiliki akun media sosial baik di facebook, twitter, dan instagram juga youtube dengan nama Otoritas Jasa Keuangan.

[caption caption="Medsos OJK (dokpri)"]

[/caption]

Media sosial ini digunakan untuk publikasi kegiatan, infografis, foto kegiatan dan sebagainya. Saat ini juga sudah ada OJK TV untuk edukasi dan sosialisasi ke masyarakat. OJK juga memiliki Program Ramadhan Medsos masih ada hingga minggu depan dengan seperti Kultwit Syariah dan Talkshow Ramadhan. Pada 12 Juni juga telah diluncurkan OJK TV English Channel. Di acara ini juga diputar cuplikan OJK TV English Channel yang memutar program kebijakan OJK, berita, perjanjian internasional dan sebagainya dalam bahasa Inggris.

[caption caption="OJK TV English Channel yang diluncurkan 12 Juni (dokpri)"]

[/caption]

OJK juga punya apps mobile yang bisa diunduh via playstore dan IOS Store jika ingin tahu lebih banyak industri jasa keuangan.

[caption caption="Aplikasi mobile OJK yang bisa diunduh cuma-cuma (dokpri)"]

[/caption]

Selanjutnya kompasianer pun mendengarkan paparan Setiawan Budi Utomo, Deputi Direktur Pengembangan Produk dan Edukasi Departemen Perbankan Syariah. Setiawan Budi Utomo menjadi pemapar pertama. Ia berharap keuangan syariah menjadi sebuah lifestyle. Ada filosofi mendasari perbankan syariah yaitu akidah atau keyakinan. Sistem perbankan syariah merupakan rangkuman nilai yang memberikan harapan pada sistem perekonomian nasional. Dasar-dasar ekonomi syariah dijabarkan dalam fondasi dan pilar ekonomi syariah yang menujang aspek falah (sejahtera, material dan spiritual), keadilan, kemaslahatan, dan keseimbangan. Nilai ekonomi syariah ini sebenarnya sesuai dengan nilai-nilai luhur dan budaya bangsa Indonesia.

Landasan hukum operasional perbankan syariah di Indonesia telah cukup lengkap. Ada UU no 21tahun 2008 yang mengatur tentang Perbankan Syariah. Visi Perbankan Syariah adalah berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, dan stabilitas sistem keuangan serta berdaya saing tinggi.

Di dunia, Indonesia masuk urutan ke-9 aset perbankan syariah, masih kalah dengan Malaysia yang berada di posisi teratas. Tantangan dan peluang untuk meningkatkan aset perbankan syariah masih banyak dan perlu dilakukan secara bertahap.

Isu strategis Perbankan Syariah masih banyak, tekan Setiawan. Di antaranya belum selarasnya visi dan kurang sinkronnya antar pemerintah dan otoritas pengembangan perbankan syariah, modal yang belum memadai di bank syariah, biaya dana yang mahal dimana berdampak pada keterbatasan segmen pembiayaan, produk yang tidak variatif, fitur teknologi, dan pelayanan yang belum sesuai dengan ekspektasi masyarakat, kuantitas dan kualitas SDM yang belum memadai, pemahaman dan kesadaran masyarakat yang masih rendah, serta pengaturaj dan pengawasan yang masih belum optimal. Isu-isu tersebut dijawab dengan arah kebijakan

Setiawan bercanda jika masyarakat lebih suka menggunakan perbankan konvensional karena teknologinya dan fiturnya yang lengkap, "Tapi saat perlu pinjaman, larinya ke perbankan syariah," guraunya.

Berdasar survei literasi 2016, masyarakat yang paham tentang perbankan syariah hanya 8,11% dari 100 responden. Namun, yang menggunakan perbankan syariah berkisar 11%. Jadi ada yang menggunakan layanan perbankan syariah tapi sebenarnya tidak paham makna perbankan syariah.

Menutup paparannya, Setiawan berpromosi jika iB (Islamic Banking) itu sama bagusnya, sama lengkapnya, sama modernnya.

Moch. Muchlasin, Direktur Industri Keuangan Non Bank Syariah OJK menjadi giliran pemaparan berikutnya. Keuangan syariah sebenarnya bukan hanya perbankan syariah, tapi juga ada pegadaian, dana pensiun, peransuransian, pembiayaan, LKM, LPEI, SMI, dan modal ventura.

Industri keuangan non bank (IKNB) adalah industri keuangan di luar perbankan dan pasar modal. Perannya dalam perekonomian di antaranya pembiayaan, penyertaan modal sementara, proteksi atas kerugian keuangan, bantuan likuiditas, dan investasi. Industri ini juga pertumbuhannya cukup baik dan market share-nya 4,67% terhadap seluruh IKNB.

Isu strategisnya industri beragam tapi skala ekonominya masih kecil, kesenjangan skala bisnis yang cukup besar dimana sedikit entitas menguasai sebagian besar pangsa pasar, masih seperti produk yang dilabeli syariah, tingginya tingkat interdepensi antar IKNB Syariah dan IKNB Syariah dengan sektor keuangan syariah lainnya, inovasi produk dan keragaman layanan masih minim, kelengkapan dan kompetensi SDM masih kurang , tingkat pemahaman dan preferensi masyarakat terhadap IKNB Syariah yang masih belum luas. Isu tersebut kemudian diberikan solusi berupa arah kebijakan seperti meningkatkan peranan IKNB Syariah, mewujudkan IKNb syariah yang tangguh, dan meningkatkan kesiapan SDM, teknologi dan infrastruktur.

Muchlasin menegaskan pentingnya edukasi dan literasi IKNB syariah kepada masyarakat serta adanya sinergi dengan industri keuangan syariah lainnya sertifikasi profesi untuk meningkatkan kompetensi SDM, dan menyusun kebijakan yang mendorong perusahaan melakukan spin off.

Pemapar terakhir adalah Muhammad Touriq, Deputi Direktur Pasar Modal Syariah. Kalau perbankan lebih ke tabungan, asuransi lebih ke proteksi, sedangkan investasi bersifat menumbuhkan. "Saving is good, investing is smart, " ucapnya.

Menabung tetap perlu, untuk menyimpan dan terkait likuiditas. Tapi karena ada inflasi dan biaya hidup yang terus melambung maka diperlukan investasi. Investasi meliputi di antaranya saham, reksadana. Nature dari investasi syariah yaitu potensi risiko dan potensi keuntungan. Jadinya kita harus siap mengelola hal tersebut.

Saham syariah memiliki akad musyawarah dan ada benefit berupa deviden dan capital gain (selisih harga jual dan harga beli). Untuk mengetahui saham syariah yaitu kegiatan usaha perusahaan tersebut masuk dalam prinsip syariah, rasio keuangannya yaitu hutang berbasis bunga dibandingkan total aset tidak lebih dari 45 persen dan kontribusi pendapatan non-halalnya dibandingkan total pendapatan kurang dari 10 persen. Saat ini ada 351 saham syariah. Cara membeli saham tersebut melalui perusahaan sekuritas dengan sistem online trading.

Selain saham juga ada sukuk atau surat penyertaan dengan jangka waktu tertentu. Sepanjang perjalanan bakal ada bagi hasil. Juga ada reksadana yang merupakan wadah investasi kolektif pada efek syariah. Reksadana ini cocok bagi investor pemuka karena investasinya mulai dari Rp 10 /100 ribu dan pencairannya bisa kapan saja.

Wah setelah mendengar tiga pemaparan tersebut, saya jadi lumayan paham tentang keuangan syariah. Sosialisasi dan dialog seperti ini perlu dilakukan secara berkelanjutan agar masyarakat umum semakin teredukasi dan Gerakan Aku Cinta Keuangan Syariah pun juga menuai hasil signifikan.

Acara Nangkring OJK ini juga dimeriahkan dengan tanya jawab, flash blogging, tweet dan instagram competition, dan stand up comedy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun