Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

A Silent Voice, Anime tentang Buruknya Dampak "Bullying"

4 Juni 2017   05:33 Diperbarui: 4 Juni 2017   09:26 3775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film tentang Anak Perempuan yang Di-bully (koenokatachi-movie.com)

Mem-bully seseorang baik secara verbal maupun fisik masih sering terjadi di sekeliling kita. Mungkin ada yang menganggap tindakan itu wajar dan biasa saja. Padahal, dampak cercaan dan hinaan itu besar dan bisa menyebabkan trauma. Kisah sedih anak perempuan cacat yang di-bully dikisahkan dalam anime berjudul A Silent Voice.

Film animasi Jepang ini tayang awal Mei silam di Indonesia. Film ini banyak mendapat apresiasi atas kualitas grafis dan kisahnya yang apik. Cerita berpusat tentang seorang gadis bernama Shouko Nishimaya yang masa kecilnya dilalui dengan suram karena mendapat cercaan dan menjadi bulan-bulanan kawan-kawannya.

Shouko Nishimaya memiliki gangguan pada pendengaran. Ia tuli sehingga ia pun kesulitan untuk berbicara. Meskipun demikian, ia bisa menulis sehingga ia pun memberanikan diri untuk masuk ke sekolah umum. Tapi rupanya pilihannya itu salah.

Shouko awalnya anak yang ceria meski memiliki gangguan pendengaran (dok. asilentvoice.com.au)
Shouko awalnya anak yang ceria meski memiliki gangguan pendengaran (dok. asilentvoice.com.au)
Untuk membantunya berkomunikasi, ia memiliki buku catatan di mana ia akan menuliskan pertanyaan atau pendapatnya. Lantas ia akan meminta tolong lawan berbicaranya untuk menjawab dengan menuliskan di bukunya tersebut. Ia juga sebenarnya mampu berbicara bahasa isyarat dan menggunakan alat bantu pendengar yang mahal.

Awalnya teman-temannya penasaran akan sosoknya. Namun, lama-kelamaan mereka malas berbicara dengannya dan mengucilkannya. Bahkan seorang anak laki-laki populer di SD tersebut, Shouya Ishida, kerap mengolok-olok suaranya dan mencederainya. Saat ia melihat si anak perempuan tersebut hanya diam dan malah meminta maaf, ia semakin nakal. Hingga suatu ketika ia berbuat keterlaluan dan si anak perempuan malang itu kemudian pindah sekolah.

Kepala sekolah dan guru menghukumnya. Ibunya malu akan sikapnya dan kawan-kawannya berbalik mengucilkannya. Sejak saat itu nasibnya bak neraka, hingga ia ingin berbuat nekat. Ia seolah-olah mendapat kesempatan kedua ketika bertemu secara tak sengaja dengan Shouko. Apakah Shouko dapat memaafkan perbuatan Shouya cs?

Shouya masa kecilnya suka berbuat jahil hingga keterlaluan pada Shouko (dok. asilentvoice.com.au)
Shouya masa kecilnya suka berbuat jahil hingga keterlaluan pada Shouko (dok. asilentvoice.com.au)
Paragraf berikut mungkin mengandung spoiler.

Sedih dan menguras emosi. Film animasi ini terdiri atas dua babak di mana ketika para tokoh utama masih anak-anak dan saat mereka telah duduk di bangku SMA. Saat-saat Shouko masih SD, saya selalu merasa nelangsa ketika ia dikerjai baik secara verbal maupun secara fisik. Bagian menyedihkan ketika alat bantu pendengarnya dicopot secara paksa hingga ia berdarah. Si Shouko tetap tabah mendapat perlakuan jahat dan bahkan meminta maaf agar ia dapat berkawan yang membuat Shouya Ishida cs makin beringas.

Sungguh kasihan Shouko. Padahal ia hanya ingin berteman dan tak ada niatan jahat. Saat akhirnya Shouko menjadi gadis remaja dan ketakutan bertemu dengan teman-teman yang dulu suka mengerjainya, saya menganggap sikapnya adalah wajar sebagai bentuk defensifnya. Adik dan ibunya juga menjadi protektif karena tak ingin kembali terluka secara fisik dan batin.

Ya, kisah anime ini khas remaja dan masih relevan hingga sekarang. Alur ceritanya dinamis dan perkembangan karakter tokoh utamanya pun terlihat. Film ini sendiri diangkat dari manga berjudul sama.

Setelah Kimi no Na wa (Your Name) yang populer dan mendulang banyak pujian, standar anime yang tayang di layar lebar semakin tinggi. Dari segi emosi film ini setara dengan Kimi no Na wa, tapi dari urusan grafis, A Silent Voice masih di bawah satu level dengan anime karya Makoto Shinkai, produksi studio CoMixWave tersebut. Pekerjaan rumah bagi rumah produksi Kyoto Animation untuk meningkatkan detail grafisnya sehingga semakin hidup dan memanjakan mata.

Melihat desain grafis dan sosok adik Shouko, saya jadi teringat pada film animasi Tamako's Market. Adik Shouko, Yuzuru, yang serius dan punya watak unik mirip dengan sosok kawan Tamako, Kanna, yang pemikirannya juga rumit. Ternyata memang sama-sama produksi Kyoto Animation dengan sutradara yang juga sama. Dua film ini sama-sama khas remaja dan kaya akan pesan.

Film ini memiliki judul asli Koe no Katachi atau The Shape of Voice karena suara selain dalam bentuk yang diterima oleh pendengaran manusia juga bisa dimengerti dalam rupa bahasa isyarat dan tulisan. Namun karena film ini lebih menekankan penderitaan Shouko karena tidak mampu berbicara secara 'wajar' maka judul A Silent Voice banyak digunakan untuk distribusi mancanegara.

Nah, bila Kalian masih suka mengolok-olok seseorang baik sendirian maupun keroyokan, pikir-pikirlah lagi. Apakah kiranya setimpal antara kepuasan mem-bully seseorang dengan trauma yang dialami oleh seseorang yang kita bully.

Detail Film:
Judul : A Silent Voice (Koe no Katachi)
Sutradara : Naoko Yamada
Genre : Anime, drama, remaja
Rating : 8/10

Anime ini diangkat dari manga terkenal (dok. Crunchyroll)
Anime ini diangkat dari manga terkenal (dok. Crunchyroll)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun