Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Komik Nobar 3 in 1: Mencari Terang dan Mengenal Era Kelam Indonesia

22 April 2017   16:34 Diperbarui: 23 April 2017   01:00 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Srikandi komikers yang hadir di komik Nobar 3 in 1 (dok. Dina Mardiana)

Sosok Bu Utati ini menarik karena ia pandai menulis lagu. Saat di balik terali besi ia menulis lagu berjudul Ibu. Ia yang menjadi sumber perbendaharaan lagu-lagu sebelum tahun 1966 yang kemudian dicekal oleh orde baru, salah satunya lagu Viva Ganefo. Tentang Ganefo atau Games of The New Emerging Forces ini sebagian generasi muda mungkin tidak banyak yang tahu. Saya sendiri juga tahunya sebatas pesta olah raga yang pesertanya dari negara Asia Afrika. Tapi dari cuplikan dokumenternya dan euforianya ternyata pesta olah raga ini meriah untuk masa itu. Bahkan pihak panitia olimpiade merasa geram karena merasa tersaingi dan kemudian melarang Indonesia mengikuti olimpiade tahun 1964. Tentang Ganefo aku jadi ingat mantan rekan kerja senior yang juga bernama Ganefo. Pasti si Ibu lahir pada November tahun 1963 saat Ganefo dihelat hehehe.

Dari film pendek tersebut pesan yang disampaikan adalah agar generasi muda mau belajar sejarah bangsa Indonesia, termasuk sisi kelamnya serta bangkit dari rasa takut akan pembungkaman.

Setelah pemutaran dua film pendek, salah satu penulis buku, Gita Laras, membacakan karyanya berjudul Anak Wong Mambu. Ia bercerita jika ayahnya ditangkap dan masuk ke LP Salemba. Ia tumbuh menjadi remaja yang tak percaya diri karena jika teman-teman atau tetangganya tahu tentang ayahnya maka reaksinya kasihan ada juga yang menyebutnya anak wong mambu.

Acara dipungkasi dengan diskusi yang dipimpin dua penulis buku, Nasti Rukmawati dan IGP Wiranegara. Wah kepala saya langsung berat, tapi wawasan saya juga ikut terbuka.

Logo Komik
Logo Komik
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun