Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Oleh-oleh Serba Apel Upaya Memperkukuh "Branding" Kota Apel

15 Maret 2017   15:47 Diperbarui: 16 Maret 2017   04:00 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aneka rasa Pai Apel, Hayo mau yang original atau yang campur keju? (dokpri)

Jika Probolinggo dan Indramayu selama ini dikenal sebagai kota mangga, maka yang disebut sebagai kota apel adalah Kota Malang dan Batu. Di tempat ini produksi apel melimpah. Untunglah ada banyak ide kreatif di bidang kuliner sehingga apel tersebut bisa diolah menjadi aneka santapan yang menggoda. Apakah Kalian siap menikmati beragam sajian apel yang nikmat?

Sejak kecil Malang sudah terkenal sebagai kota apel. Setiap ada saudara atau rekan kerja yang singgah ke Malang, ayah selalu siap memberikan oleh-oleh sekardus apel Malang. Di Alun-Alun Batu yang dulunya masuk Kabupaten Malang sebelum menjadi kota administratif juga terdapat patung apel yang besar. Kini patung apel tersebut semakin dipercantik dan kukuh berdiri di Alun-Alun Kota Batu dengan beberapa bangunan berbentuk apel sehingga ciri khas kota apel semakin terlihat.

Patung Apel di Alun-alun Batu (dok pribadi, pernah ditampikan di dewipuspasari.net)
Patung Apel di Alun-alun Batu (dok pribadi, pernah ditampikan di dewipuspasari.net)
Oh ya apakah Kalian tahu jika apel di kota Malang itu memiliki banyak variasi? Apel sendiri masuk ke kota Malang sejak awal abad ke-20 dengan dibawa oleh Belanda. Oleh karena apel cocok ditanam di dataran tinggi maka apel ini tumbuh subur di Malang dan sekitarnya. Tempat yang paling banyak digunakan sebagai perkebunan apel adalah di Batu dan Poncokusumo. Apel yang tumbuh di Malang adalah apel yang disebut apel Manalagi, apel Rome Beauty, dan apel Anna. Sebenarnya ada juga apel hijau bernama apel Granny Smith, tapi apel ini saat ini jarang dijumpai.

Apel Rome Beauty yang agak keras tapi berair banyak (dokpri, sudah pernah dipublikasikan di pustakakulinerku.com)
Apel Rome Beauty yang agak keras tapi berair banyak (dokpri, sudah pernah dipublikasikan di pustakakulinerku.com)
Apel Manalagi yang Hijau Kekuningan khas Malang (dok. pribadi pernah dimuat di dewipuspasari.net)
Apel Manalagi yang Hijau Kekuningan khas Malang (dok. pribadi pernah dimuat di dewipuspasari.net)
Apel Manalagi adalah jenis apel yang paling beken. Apel ini berwarna hijau kekuningan. Teksturnya agak keras, berair, dan rasanya manis. Apel Rome Beauty memiliki warna hijau dengan semburat warna merah. Ini apel kesukaanku, rasanya segar asam manis dan berair banyak. Sedangkan apel Anna memiliki warna kuning kemerahan. Teksturnya lebih lunak jika matang dan rasanya juga segar. Selain ketiga jenis apel tersebut, di pasaran juga banyak apel impor yang berwarna merah cerah dan merah tua.

Sewaktu pernah singgah ke kebun apel milik petani di daerah dekat Selecta, ia mengeluh jika apel Malang akhir-akhir ini kalah pamor dengan apel impor. Harga apel impor terkadang malah lebih murah dan warnanya lebih menarik. Ia bersyukur saat ini ada beragam jajanan serba apel sehingga ada opsi lain untuk memanfaatkan hasil panen apelnya. Ia juga membuka lahan perkebunannya bagi para wisatawan yang ingin menikmati wisata petik apel. Biayanya tentu lebih murah dibandingkan wisata petik apel yang dikelola oleh agrowisata milik perusahaan swasta.

Wisata petik apel di petani apel salah satu jenis wisata yang murah meriah (dok pribadi, pernah ditampilkan di dewipuspasari.net)
Wisata petik apel di petani apel salah satu jenis wisata yang murah meriah (dok pribadi, pernah ditampilkan di dewipuspasari.net)
Tentang olahan apel sendiri memang baru marak lima tahun belakangan ini. Dulunya apel lebih umum disantap langsung dan dulu apel Malang sangat mudah dijumpai di pasar atau di pinggir jalan.

Baru sekitar pertengahan tahun 90-an apel dibuat minuman berupa Sari Apel. Sari Apel ini langsung populer dan ada banyak produsennya. Sari Apel ini memang nikmat, rasanya asam manis dan begitu segar.

Selain sari apel, kemudian lahirlah oleh-oleh berupa Dodol Apel dan Jenang Apel. Jenang Apel teksturnya lebih lunak dibandingkan Dodol Apel. Dua-duanya rasanya manis. Saya suka membawanya untuk oleh-oleh buat teman di kampus jika sedang pulang ke kampung halaman.

Ketika keripik buah dengan teknologi vakum mulai populer, maka Keripik Apel pun menjadi keripik buah nomor dua terpopuler setelah Keripik Nangka. Rasa apelnya begitu terasa di tiap buah keripik. Pasangan saya sangat gemar menyantapnya karena teksturnya lebih lunak dibandingkan Keripik Nangka dan harumnya itu lho, menggoda banget. Satu bungkus Keripik Apel dibagi-bagi? Hemmm... rasanya sayang hehehe.

Keripik Apel yang Renyah dan Nikmat (dokpri)
Keripik Apel yang Renyah dan Nikmat (dokpri)
Setelah Keripik Apel populer, maka semakin banyak ide kreatif memanfaatkan apel. Ada Brem Apel dan Cuka Apel yang cocok untuk menjaga daya tahan tubuh karena kaya akan vitamin C dan antioksidan. Oleh karena sangat masam maka biasanya satu sendok teh Cuka Apel dilarutkan ke segelas air, baru diminum. Waktu sering mengonsumsinya, saya jadi jarang pilek.

Tak puas dengan olahan itu-itu saja, para penggiat kuliner pun memutar ide untuk mengolah apel. Hasilnya kemudian lahirlah Wingko Apel, Ledre Apel, Bakpia Apel, Carang Mas Apel yang memiliki aroma khas apel. Untuk Wingko Apelnya aroma dan rasa apelnya masih kalah dengan bahan utamanya yang terbuat dari kelapa. Sedangkan Ledre Apelnya alias Egg Roll Apel memiliki tekstur yang rapuh dan aroma apelnya begitu sedap. Carang Mas Apel memiliki bentuk yang mirip dengan Carang Mas dari ubi, dengan tambahan aroma apel.  Untuk Bakpia Apelnya masih kurang terasa aroma apelnya.

Bakpia Apel dan Dodol Apel (dok pribadi pernah ditampilkan di pustakakulinerku.com)
Bakpia Apel dan Dodol Apel (dok pribadi pernah ditampilkan di pustakakulinerku.com)
Wingko Apel yang aroma apelnya masih kalah (dokpri, pernah ditampilkan di pustakakulinerku.com)
Wingko Apel yang aroma apelnya masih kalah (dokpri, pernah ditampilkan di pustakakulinerku.com)
Cokelat Apel yang Unik (dokpri)
Cokelat Apel yang Unik (dokpri)
Selain itu juga ada Permen Apel dan Cokelat Apel. Cokelat Apelnya enak ada aroma apel dan rasa asam manisnya yang membuatnya khas. Selanjutnya lahirlah olahan yang dikaitkan dengan resep Eropa yaitu Strudel Apel dan Pai Apel.

Strudel Apel ini awalnya hadir dengan bentuk memanjang dan tekstur yang lunak dan lembap. Rasanya didominasi rasa apel dan kayu manis juga kismis. Harganya lumayan mahal yaitu Rp 45 ribu perkemasannya.  Kemudian hadir bentuk lain dari strudel yang lebih kering seperti pastry. Modelnya adalah bijian dan dikemas dengan plastik dimana jika beli enam buah atau 12 buah bisa dimasukkan ke dalam kotak. Harganya lebih terjangkau dan cocok bagi yang sekedar ingin icip-icip.

Strudel Apel dan Pai Apel versi loyang (dokpri)
Strudel Apel dan Pai Apel versi loyang (dokpri)
Pai Apel adalah salah satu jenis olahan apel yang saya gemari. Kulit painya memiliki berbentuk beragam dan di dalamnya terdapat pilihan rasa original, keju, cokelat, pisang keju dan sebagainya. Rasanya asam manis, gurih dan lezat. Ada juga Pai Apel versi loyang, rasanya lebih manis dibandingkan versi mininya. Toko Pai Apel ini juga memberikan tawaran bagi mereka yang ingin belajar membuat Pai Apel dengan tarif Rp 25 ribu/orang.

Sepertinya kreasi apel ini tidak berhenti begitu saja, mungkin akan mengikuti kreasi tempe yang juga begitu beragam di kota Malang, seperti Brownies Tempe, Tempe isi Keju dan sebagainya. Akan semakin banyak olahan serba  apel ke depannya, sehingga makin mengukuhkan Malang dan Batu sebagai kota apel.

Aneka rasa Pai Apel, Hayo mau yang original atau yang campur keju? (dokpri)
Aneka rasa Pai Apel, Hayo mau yang original atau yang campur keju? (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun