Film kolosal bagiku memiliki pesona tersendiri. Ada banyak film kolosal yang menarik seperti Brave Heart dan trilogi The Lord of The Rings. Lantas bagaimana dengan film kolosal berlatarkan tembok besar China, The Great Wall?
Konon tembok besar yang dibangun bertahun-tahun dan memiliki bangunan yang begitu megah dan kokoh itu bukan hanya digunakan untuk menghadang pasukan musuh dari bangsa manusia, namun juga serdadu lainnya yang tak kalah mengerikan dan ganas. Para 'serdadu' tersebut akan menyerbu setiap 60 tahun sekali dan menyebar teror mengerikan.
Rahasia itu terjaga oleh para laskar yang berjaga di tembok besar tersebut yang merupakan orde tanpa nama dan diwariskan dari generasi ke generasi. Tidak ada orang luar yang mengetahuinya hingga datang dua serdadu bayaran dari daratan Eropa yang berupaya menyusup ke China untuk mencuri bubuk mesiu. Konon bubuk hitam tersebut adalah senjata berbahaya dan mematikan.
William Garin (Matt Damon) dan Pevo Tovar (Pedro Pascal) dua serdadu bayaran yang tersisa dari kelompok yang memiliki misi membawa bubuk mesiu ke negerinya. Saat di pegunungan, tiga kawannya disergap oleh sesuatu dan Pevo berhasil melumpuhkan lawannya dengan menebas lengannya yang ternyata berupa lengan bukan manusia. Ia bersikeras membawanya, membuat William keheranan meski kemudian bukti lengan itu menyelamatkan keduanya dari hukuman mati karena berada di kawasan tembok besar.
Si penasihat dan ahli strategi bernama Wang(Andy Lau) kagum melihat keduanya mampu mengalahkan musuh yang diduga merupakan salah satu serdadu musuh yang akan menyerang tembok besar. Jenderal Shao (Zhang Hanyu) pun memujinya dan menunda hukuman bagi mereka. Ia dan komandan Lin (Jing Tian) siap memimpin pasukan menghadapi serbuan musuh yang akan tiba.
Kedua tawanan tersebut pun kagum melihat kemegahan tembok besar, namun kemudian ikut pias melihat lautan serdadu musuh yang seolah mengalir tanpa henti. Keduanya pun dihadapkan dilema, ikut bertarung atau kabur sambil mencuri mesiu.
Visualisasi The Great Wall memang jempolan. Tembok besar China yang megah, desain kostum prajurit China yang berwarna-warni juga penggunaan efek spesial yang tak berlebihan. Jenis film yang memanjakan mata.
Saya sendiri sedikit kecewa karena peran Andy Lau kurang besar di film ini. Ia nampak tua dan lelah di film ini, untunglah ada heroine cantik yang menjadi komandan perang pemberani, Komandan Lin, sehingga kesan bangsa kulit putih menjadi satu-satunya sosok hero dan penyelamat di film ini pun terminimalkan.