Tahun 2016 sudah berakhir. Tahun tersebut ada lebih dari 50 film yang kutonton di sinema dan sebagian di antaranya berkesan, sehingga cukup menutup mata aku bisa membayangkan adegannya. Banyak di antara film terfavorit tersebut bergenre film kartun. Akan tetapi karena sudah membuat artikel khusus animasi terbaik, maka jenis film animasi kutiadakan, 10 film ini khusus live action.
Oh ya meskipun tahun ini banyak film Superhero seperti Captain America: Civil War, Batman v Superman, Deadpool, Doctor Strange, X-Men: Apocalypse dan Doctor Stranger, entah kenapa saya tidak terlalu terkesan. Mungkin karena saya agak jenuh dengan tema-tema seperti itu, meskipun sisi humor Deadpool lumayan segar.
Berikut kesepuluh film terfavorit 2016 secara acak.
Dari film Indonesia wakil pertama dari film Athirah. Film yang mengisahkan sosok ibunda Jusuf Kalla ini digarap dengan sepenuh hati, begitu detail dan visualisasinya begitu ciamik. Tidak penting siapa itu Athirah, maksudku jikapun ia seorang dari kalangan awam, film ini tetap menarik dan mewakili situasi perempuan masa itu di Makassar.
Athirah yang berhasil menjadi film terbaik FFI 2016 (dok.Metronews)
Film Athirah memiliki narasi yang apik, kualitas akting Cut Mini yang layak diacungi jempol, juga unsur budaya Bugis yang kental. Filmnya memang tidak banyak dialog, namun sudah terwakili dari gestur dan mimik para pelaku di sini.
Iko Uwais juga bisa romantis di Headshot (dok.IMDB)
Headshot juga tak kalah menarik bagi pecinta film laga. Narasinya memang sederhana dan jalan ceritanya mudah ditebak. Akan tetapi setelah lama tidak menonton aksi Iko Uwais maka film yang juga mendapat sambutan hangat di berbagai negara ini menjadi obat rindu. Pertarungan antara Ishmael (Iko Uwais) dan Besi (Very Tri Yulisman) menurutku yang koreografinya paling apik. Yang membuat film ini beda dengan film Iko sebelumnya, ada sisipan kisah romantisnya bersama Chelsea Islan.
Eye in The Sky merupakan film terakhir Alan
Film berikutnya adalah Eye in The Sky. Sebuah film penanggulangan teroris yang mengaduk-aduk emosi. Sebuah pentolan teroris ditemukan dan akan disergap. Namun rencana berubah karena mereka hendak melakukan bom bunuh diri. Di satu sisi ada banyak masyarakat sipil di sekeliling dan juga anak perempuan yang sedang berjualan roti. Putusan untuk menahan aksi teroris begitu dilematis.
Para prajurit pemberani Sanada (dok. Ameblo.jp)
Dari negeri sakura, Sanada Ten Braves yang diputar di festival film Jepang, berhasil mengocok perut juga membuat penonton tegang. Sebuah kisah berlatar sejarah pada akhir periode Sengoku menuju jaman Edo. Film ini menghadirkan sosok kesepuluh prajurit misterius di bawah kepemimpinan Sanada yang berhasil mengobrak-abrik pasukan Tokugawa. Yang membuat film ini bertambah seru karena dikisahkan pelarian dari prajurit yang tersisa sempat ke Sumatera dan diselamatkan guru silat. Entah benar tidaknya.
Film tentang hewan dan pelestarian alam dalam kisah klasik The Jungle Book kembali hadir tahun 2016. Tetap menghadirkan sosok Mowgli dengan keluarga serigalanya juga pertemuannya dengan si beruang Baloo dan macan kumbang Baghera. Film ini sendiri bernuansa gelap dan suram sehingga lebih cocok ditonton remaja ke atas.
Ada banyak pesan tentang kelestarian alam di dalam film ini. Dan ketika menonton film ini saya tidak bisa membenci tokoh antagonis di sini karena sebagian yang dikatakannya adalah fakta, tentang kepongahan manusia dan juga keserakahan manusia sehingga membuat hutan rusak.
Film The Jungle Book yang memiliki CGI apik (dok. IMDB)
Awalnya saya mengira film a Monster Calls adalah film fantasi, namun bisa jadi ya bisa jadi bukan. Film ini lebih menitikberatkan pada mental dan kondisi psikologis anak laki-laki yang selalu di-bully, ibunya mengidap kanker stadium empat, dan ayahnya telah menikah lagi. Ia hanya punya sahabat berupa monster pohon yang suka mengisahkan dongeng-dongeng berisi pesan bijak kepadanya.
Dongeng-dongeng dari si monster pohon ini begitu menyentil. Ada banyak hal yang terjadi tidak seperti yang terlihat di luar. Ada kisah pangeran yang merebut tahta dari ibu tirinya yang penyihir. Ternyata secara tak terduga ia membunuh calon tunangannya yang seorang putri kepala desa agar memiliki alasan untuk menghukum ibu tirinya. Kisah ini dikisahkan lewat animasi yang menarik.
A Monster Calls yang mengharukan (dok. IMDB)
Petualangan luar angkasa dengan bingkai romansa tersaji di film Passengers yang dibintangi Chris Pratt dan Jennifer Lawrence. Bagaimana jika seseorang dibangunkan 90 tahun lebih awal dan kemudian hidup sendirian di pesawat luar angkasa? Jim merasa frustasi dan ia kemudian ingin membangunkan 'Putri' Aurora dari hibernasinya, sebuah putusan yang dilematis. Filmnya menyentuh bagaimana tidak enaknya hidup sendiri meski di tempat yang mewah.
Fantastic Beasts and Where to Find Them memang lebih pas ditonton bagi pecinta Harry Potter karena lebih mudah menyesuaikan dengan jalan ceritanya. Ada banyak yang menyebut film ini datar membosankan, tapi bagi saya ceritanya cukup asyik dan menarik karena banyak makhluk sihir yang tersaji. Sayangnya sesi pertarungan sihirnya tidak banyak, mungkin karena masih berupa kisah pengenalan.
Hewan-hewan ajaib di Fantastic Beasts (dok. IMDB)
Film Star Wars: Rogue One memang bukan film lanjutan dari The Force Awaken, namun
timeline-nya berkisar pada masa Darth Vader telah memihak kegelapan dan sebelum Putri Leia Organa, Luke Skywalker dan Hans Solo bergabung untuk memusnahkan Death Star.
Di dalam Rogue One: a Star Wars Story tokohnya adalah Jyn (Felicity Jones) yang memiliki misi untuk menemukan denah Death Star, sebuah senjata yang mampu memusnahkan planet. Pertarungannya epik dan adegan Donnie Yen mencuri perhatian.
Pertarungan epik Star Wars (dok. IMDB)
Miss Peregrine's Home for Peculiar Children memang bukan film fantasi yang luar biasa. Yang membuat saya menyukai film ini adalah nuansanya yang suram dan sosok para anak-anak yang memiliki kekuatan unik-unik. Jalan ceritanya juga unik dan agak aneh dimana anak-anak tinggal di satu waktu dimana terus berlangsung seperti itu hingga ada kekuatan jahat yang merusak lingkaran waktu tersebut. Apa ya asyiknya hidup abadi di satu waktu terus-menerus?
Para anak misterius di bawah asuhan Miss Peregrin (dok. IMDB)
Itulah kesepuluh film yang berkesan pada tahun 2016. Dari segi skor film memang bukanlah yang tertinggi, tapi film-film ini memberikan impresi ke penontonnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Lyfe Selengkapnya