Makanan yang terendam minyak dalam penggorengan kulitnya telah berubah warna menjadi kekuningan. Di ruang sebelah, wangi kopi hitam menyebar, menebar kehangatan. Aku segera menyiapkan piring dan menata makanan sekenanya. Tak perlu garnish, sandwich goreng ini sudah menggoda. Apalagi ditemani kopi hitam kental. Petang terasa sempurna.
Sandwich goreng ini terdiri atas dua isian. Yang berwujud persegi mirip lumpia berisikan stik keju dan pasta cokelat. Sementara yang berbentuk segitiga memuat pizza mozarella. Aku menggigit sandwich yang berbentuk persegi, lalu merebaklah lava cokelat yang sedap. Menyantap sandwich dengan rasa manis dan gurih dari stik keju bersama kopi hitam terasa lengkap. Apalagi petang ini terasa damai. Si Nero, kucing tersayang sudah sehat setelah beberapa hari rawat inap. Di halaman ia nampak berceloteh dengan kucing-kucing, mungkin bercerita pengalamannya semasa menjalani rawat inap di klinik. Setelah puas bercengrama dengan kawan-kawannya, ia kembali pulas.
Mungkin di antara Kalian masih ada yang bingung apa yang dimaksud dengan social shopping, apa kelebihan dan juga keterbatasannya?
Istilah social shopping mulai menanjak ketika belanja online semakin populer dan kepemilikan gadget terakses internet di Indonesia semakin meningkat. Â Social shopping salah satu metode belanja online dimana pembelian dilakukan lewat layanan jejaring media sosial. Ada pengaruh rekomendasi dari teman-teman dan biasanya pengalaman berbelanja tersebut dibagikan ke jejaring pertemanan. Oleh karena konteksnya belanja online, maka sistem belanja ini juga dilakukan via media sosial, seperti facebook dan instagram.
Internet tersebut bukan hanya digunakan untuk mencari informasi, namun juga untuk berbisnis dan membeli barang atau jasa. Dari angka 132, 7 juta tersebut, 93,4 juta di antaranya telah melakukan jual beli secara online. Namun, selebihnya masih ragu akan sistem keamanan pembayaran online, termasuk kebocoran data pribadi saat melakukan transaksi jual beli. Sedangkan media sosial favorit yang digunakan di antaranya facebook (82,2 juta) dan instagram (22,2 juta).
Pada acara kompasiana nangkring bersama UANGKU yang diadakan Minggu (30/10/2016), Fanny Verona, Marketing Director UANGKU, menjelaskan bahwa terjadi sekitar 2,7 juta transaksi belanja online per harinya. Dari metode belanja online  tersebut hanya 20 persen yang menggunakan situs e-commerce. Lainnya menggunakan metode social shooping seperti aplikasi bertukar pesan (Line, Whatsapp, BBM) sebesar 27%, forum jual beli 27%, dan media sosial (facebook dan instagram ) sebesar 26%.
Memang jika dibandingkan antara saat ini dan satu dekade silam, sebelum facebook lahir, kebanyakan penjual memajang barang dagangannya via blog pribadi atau menawarkan di mailing list dan forum jual beli. Setelah facebook hadir, banyak kawan sekolah yang menawarkan dagangannya dengan men-tag akun teman-temannya agar banyak yang melihat. Dan ketika pengguna instagram semakin banyak, maka pedagang baru pun bermunculan. Sebagian besar di antaranya adalah ibu rumah tangga yang mencari sampingan dan kalangan UMKM. Tidak sedikit yang sukses dari berdagang via media sosial.