Sudah beberapa hari ini teras rumah kedatangan seekor induk kucing dengan anaknya yang lucu menggemaskan. Anak kucing alias cemeng ini memiliki mata yang ‘tolo-tolo’ atau membuatmu ingin mengasihaninya. Sementara sih belum kuberi nama karena Nero, si kucing utama, belum mengijinkan.
Aksi si anak kucing ini begitu menggemaskan. Duh pengin banget mengelus-elus bulunya yang lembut. Ingin banget menidurkannya dan mengamati gerakan tidurnya seperti yang biasa kulakukan pada Nero. Tapi induk kucingnya nampak galak jika aku berniat mendekati anaknya. Si Nero sendiri juga gelisah takut perhatianku beralih ke anak kucing lucu tersebut.
Dari belajar memanjat pohon mangga, joget-joget menggoda induknya, atau caranya belajar menjilat-jilat tubuhnya. Aku masih ingat beberapa waktu lalu juga ada serombongan anak kucing yang aktif petak umpet dengan keranjang sampah di teras. Sayangnya kucing-kucing nakal menggemaskan itu kemudian menghilang, mungkin berpindah tempat.
Foto-foto Nero sendiri sudah mencapai puluhan. Banyak di antaranya yang kurang bagus karena cahaya yang rendah dan proses menangkap fokus yang kurang cepat. Momen-momen lucu saat Nero bercanda dengan anak kucing, saat Nero sembunyi takut kumarahi, atau saat ia merumpi di teras malam hari sulit kuabadikan dengan sempurna dengan ponselku.
Yang sering menjadi persoalan saat ini sih kamera ponsel yang kurang cepat dan tepat dalam menangkap fokus. Permasalahan berikutnya yaitu keterbatasan cahaya, padahal Nero dan kawan-kawannya itu juga gemar bermain di teras dan malam hari pada malam hari. Dan saat jauh dari manusia, pose-pose mereka jauh lebih natural.
Teknologi yang tersemat pada kamera ponsel tersebut bernama teknologi PDAF dan ISOCELL. Teknologi PDAF ini akan mereka yang menyukai memotret obyek dinamis dan momen yang bergerak, seperti kucing yang berlarian, Nero yang suka berganti-ganti pose tidur, dan si anak kucing yang bercanda dengan induknya. Dengan teknologi PDAF maka kamera akan dapat mengambil fokus secara cepat dan tepat. Kecepatannya 03 sekon. Wah cepat juga ya. Kecepatan ini juga ditunjang dengan komponen smartphone ini yang memiliki prosesor Octacore dengan pemrosesan 2GHz tipe Helio P10 64bit.
Teknologi yang juga tersemat di kamera ponsel ini adalah ISOCELL yang mampu memperkecil ukuran piksel tanpa mengurangi kualitas kinerja kamera. Teknologi ini mampu mengikat setiap piksel di sensor kamera sehingga tidak terjadi tabrakan antarpiksel. Jadinya memotret dengan cahaya yang minim akan menghasilkan gambar yang lebih terang dan minim noise dibandingkan kamera ponsel pada umumnya.
Wah asyik juga nih jika dapat mencobai smartphone rilisan Polytron ini untuk menangkap momen-momen kocak dari para kucing di rumah. Siapa tahu saya dapat membuat buku cerita  bergambar kucing atau lebih produktif membuat cerpen dengan ilustrasi Nero dan kawan-kawannya.
*) Keterangan Foto: dokumentasi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H