Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Beban Berat Ben-Hur (2016), Mengulang Sukses Film Pendahulunya

10 Oktober 2016   19:47 Diperbarui: 10 Oktober 2016   20:34 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Messala dan Judah Ben-Hur kembali bertemu setelah Messala menjadi komandan (dok. wrap.com)

Ada berbagai film sukses yang dibuat ulang dengan tujuan untuk menyamai atau melebihi keberhasilannya. Ada yang berhasil dan ada pula yang malah gagal. Film Ben-Hur termasuk film remake dimana film pendahulunya yang sukses memboyong 11 Oscar dirilis tahun 1959. Apakah film remake-nya bisa mengulang kesuksesan?

Film Ben-Hur tahun 1959 yang saya ingat hanya balapan kereta kudanya dan prajurit Romawinya. Film ini pernah beberapa kali diputar di televisi waktu masih kecil tapi detail kisahnya saya tidak ingat sama sekali.

Pada film remake-nya ini jika menilik sinopsisnya maka tak jauh beda dengan versi 1959 hanya sedikit modifikasi. Hal ini dikarenakan film ini berbasiskan kisah pada novel Ben-Hur: A Tale of the Christ yang ditulis oleh Ben Wallace.

Seperti judulnya, film ini berfokus pada tokoh Judah Ben-Hur (Jack Huston) Ia seorang bangsawan Yahudi di Yerusalem. Ia tinggal bersama ibunya, adik perempuannya,Tirzah (Sofia Black D'Elia) dan saudara angkatnya Mesalla (Toby Kebbell) yang keturunan Roma.

Messala dan Judah Ben-Hur kembali bertemu setelah Messala menjadi komandan (dok. wrap.com)
Messala dan Judah Ben-Hur kembali bertemu setelah Messala menjadi komandan (dok. wrap.com)
Mesalla dan Tirzah saling jatuh hati tapi Mesalla sadar ibunya tak akan memberinya restu karena ia hanya anak angkat. Ia pun memutuskan menjadi serdadu Romawi dan berperang di berbagai negeri jauh.

Beberapa tahun kemudian Romawi pun makin menancapkan kuku di Yerusalem. Suku Zealot beberapa kali melakukan pemberontakan, apalagi melihat pasukan Romawi yang semakin sewenang-wenang. Messla pun kembali ke Yerusalem yang disambut hangat keluarga  angkatnya. Namun ia sebenarnya ditugaskan untuk memadamkan pemberontakan zealot. Ketika terjadi insiden yang dilakukan salah satu suku zealot dan Judah menolak memberitahukan si penyerang, ia dan keluarganya pun ditangkap. Judah pun terperangkap menjadi budak dayung kapal bertahun-tahun. Ia berupaya bertahan hidup agar dapat membalaskan dendamnya pada saudara angkatnya.

Bagian berikut mengandung sedikit spoiler.

Menilik dari rangkaian ceritanya dimana memiliki alur waktu yang bersinggungan dengan sosok Jesus  atau nabi Isa, maka film ini ber-setting awal masehi dimana kekaisaran Romawi masih berada di puncak kejayaan. Kehadiran sosok Mesiah di film ini menarik dimana ia mempengaruhi pergolakan batin Judah yang masih bernafsu untuk membalas dendam atas penderitaan yang dialami keluarganya bertahun-tahun. Adanya Jesus membuat film ini memiliki nuansa spiritual.

Adegan Ben-Hur menjadi budak kapal (dok www.chron.com)
Adegan Ben-Hur menjadi budak kapal (dok www.chron.com)
Bagian yang paling khas dan ditunggu dalam film ini adalah adegan balap kereta kudanya dimana tidak ada hukum di dalamnya seperti pertarungan gladiator. Seluruh peserta berlomba dengan cara apapun untuk finish di tempat pertama. Adegan ini memang yang paling mendebarkan akan tetapi bagian yang membuat saya bergidik adalah saat Judah menjadi budak dayung kapal. Mengerikan sekali melihat kondisi para budak yang dirantai dan harus mendayung kapal. Mereka tinggal di tempat yang gelap dan berbau busuk. Ancamannya sangat besar ketika kapal diserang musuh atau saat kapal tenggelam.

Dari segi visualisasi, teknologi CGI dan desain latar tempat cukup menarik seperti di film Exodus. Desain kostumnya juga tidak buruk. Hanya alur ceritanya sedikit kedodoran dan emosi yang dihadirkan para pemainnya kurang maksimal.

Oleh karena saya waktu menonton Ben-Hur jadul masih kecil saya tidak bisa membandingkan. Di situs rotten tomatoes banyak yang memberikan skor rendah karena dianggap gagal menghadirkan film sekelas versi pendahulunya. Film tahun 1959 memang dibilang sukses dari segi pendapatan maupun prestasi karena berhasil memboyong 11 Oscar dimana di antaranya merupakan penghargaan bergengsi yaitu film, sutradara, dan aktor terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun