Miniatur pesawat komersil maupun pesawat tempur di Indonesia memiliki banyak penggemar, salah satunya pasangan hidup saya yang sejak beberapa bulan silam memutuskan menjadi kolektor miniatur pesawat, terutama pesawat tempur. Setiap waktu senggangnya ia gunakan untuk merakit pesawat dari model kit ataupun berburu miniatur, hingga suatu saat ia melonjak-lonjak gembira.
Hai tetangga kita itu ternyata produsen miniatur handmade berkualitas ekspor, ujarnya. Saya menjawab cepat, Kan bu RW sudah pernah beritahu. Singkat cerita, maka diutuslah saya menuju rumah tetangga beda blok untuk mengeksplorasi produk kerajinannya. Anglo-Indonesian Aircraft Models, merk dagangnya. Sedangkan produsennya adalah CV Indonesia Kreatif Utama.
Saya memelototi tiap nomor rumah mencari nomor 236 dari jalan Pesona Kalisari. Akhirnya menemukan rumah tersebut yang ternyata berada di ujung gang dengan pintu pagar yang tertutup. Ada beberapa karyawan di halaman yang asyik mengobrol sementara tangannya sibuk menyiapkan pesanan miniatur. Seseorang dari mereka kemudian mempersilakan masuk ke ruang display yang sekaligus juga sebagai toko.
Saya disambut mba Yuliyanti yang ramah dan mempersilakan saya duduk dan melihat-lihat koleksi. Wah...wah...wah bagi mereka yang kolektor pesawat pasti bakal terkagum-kagum dengan produk buatan mereka. Ada berbagai jenis pesawat dari pesawat komersil maupun pesawat tempur. Ada juga helikopter dan kapal induk.Â
Suami meminta saya belanja miniatur pesawat Garuda untuk kado perpisahan rekannya dari Jerman. Untuk jenis ATR 72-500 harganya Rp 225 ribu. Selain Garuda, ada pesawat komersil lokal seperti Citilink, Sriwijaya Air, dan Wings Air. Sedangkan pesawat komersial mancanegara sangat beragam dan ukurannya bervariasi. Untuk model pesawat lainnya ada Sukhoi, Hercules, Falcon dan masih banyak lagi. Harga pesawat tempur di atas Rp 500 ribu dan Sukhoi ditawarkan Rp 800 ribu.Â
[caption caption="Buatannya halus dan detail (dokpri)"]
Harga yang mahal ini menurut mba Yuli karena prosesnya yang rumit serta harus detail dan akurat. Saya melihat-lihat sketsa pesawat yang memang begitu detail. Untuk bahannya ada yang plastik ada juga yang fiber glass.Â
Proses pembuatannya sendiri memerlukan ketelitian. Ada 20-an karyawan di sini dan sebagian besar adalah pria. Yang paling rumit adalah membuat model cetakannya terlebih dahulu, harus akurat berdasarkan skala dan detailnya. Selanjutnya bagian finishing juga perlu kehati-hatian dan harus memenuhi standar ekspor. Untuk perbulannya mereka hanya mampu memproduksi 500 buah, sebagian besar berupa pesanan.
[caption caption="Helicopter juga ada (dokpri)"]
[caption caption="Yang mungil ini dari plastik (dokpri)"]
Wah sudah diekspor kemana saja mba Yuli? Banyak, lihat saja jenis maskapainya. Ada yang ekspor ke Inggris, Australia, Belanda, Arab Saudi, Malaysia dan berbagai negara lainnya. Selain armada penerbangan, pembelinya adalah kolektor atau mereka yang ingin berbagi suvenir unik.Â
Oleh karena pasarnya segmented, maka mereka mencoba merambah pasar dengan memproduksi gantungan kunci, tempelan kulkas, dan stiker 3 dimensi. Harganya berkisar Rp 30-40 ribu. Bagus-bagus sih modelnya, bisa dijadikan suvenir.
[caption caption="Gantungan kunci miniatur pesawat (dokpri)"]
Kalau Kalian ingin berkunjung maka bisa bertandang setiap hari Senin-Sabtu pukul 08.00-17.00. Mereka juga akan mengikuti pameran handicraft di Pasar Seni Ancol tanggal 7-9 Oktober dan di JCC pada pertengahan Oktober mendatang. Saat pameran bakal ada diskon menarik untuk pembelian jumlah tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H