Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Olah Raga Menyenangkan dari Yoga, Hip Hop, Hingga Water Zumba

16 September 2016   08:31 Diperbarui: 22 September 2016   15:51 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku juga ikut ber-water zumba lho, ujar bos madyang (dokpri)

Sudah beberapa hari pasangan pulang agak malam. Bukan lembur, melainkan asyik melakukan fitness di lantai teratas di kantornya yang tersedia cuma-cuma bagi karyawan. Ia membeli kaus dan celana untuk olah raga, lalu memesan susu protein. Tapi belum sebulan ia berhenti. Katanya bosan dan kurang menyenangkan lagi karena temannya berguguran. Saya tertawa karena awal-awalnya ia nampak begitu bersemangat. Ya, olah raga itu perlu suasana menyenangkan agar tak jadi beban.

Saya juga termasuk yang moody dalam urusan berolah raga. Jika suasana dan lingkungan tempat olah raganya menyenangkan, maka saya bakal betah dan rajin berolah raga.

Pengalaman berkesan berolah raga yang menyenangkan adalah saat berlatih yoga pada masa kuliah. Waktu itu usai praktikum, seorang kawan mendekati saya dan berkata ibunya mengajak ikut beryoga. Saya terheran-heran, ibunya yang mengajak dan mengapa bukan dia yang ikut. Dia beralasan yang ikut perempuan semua, jadi dia tidak bisa ikut.

Kawan yang suka memanggil saya dengan sebutan 'Kucing' itu rupanya naksir dengan pelatihnya, mahasiswi kedokteran yang cantik. Kucing, jangan lupa latihan yoganya di Unair jam 14, pesannya. Akhirnya saya datang juga ke aula kedokteran Unair dan kebingungan karena tidak ada yang kukenal. Tapi rupanya ibu kawan saya orang yang grapyak sehingga saya pun kemudian dikenalkan dengan ibu-ibu lainnya pengikut yoga. Busyet ibu-ibu semua, saya yang termuda, ujar saya dalam hati. Untunglah pelatihnya yang terdiri atas kakak beradik itu sebaya dan memang rupawan. Sayangnya ternyata si kakak yang ditaksir kawan sudah menikah, hahaha kasihan deh.

Berlatih yoga berarti olah raga menekuk-nekuk tubuh agar lentur. Waduh olah raganya jam 14 dan tidak boleh ber-AC atau kipas angin agar keringat keluar. Duh apa saya bisa ya? Kalau lihat kanan kiri pesertanya ibu-ibu rumah tangga sih rasanya saya punya teman yang senasib.

Limabelas menit pertama gerakannya masih mudah. Eh gerakan berikutnya mulai menyiksa. Ayo mbak Puspa, badannya lebih ditarik agar bisa cium lutut, ujar si pelatih sambil menepuk-nepuk punggung saya. Hah hah ini sudah berusaha. Masak kalah dengan ibu ini? goda si pelatih sambil menunjuk seorang peserta yang lentur mencium lutut. Waduh serius ibu-ibu sudah pandai cium lutut? Saya merasa terintimidasi. Saya paksa-paksakan badan agar bisa lentur. Duh apakah ibu-ibu itu punya trik tersendiri ya bisa lentur?

Saat latihan keseimbangan saya menang sedikit. Tak sampai dua menit sudah banyak yang goyah hehehe. Total satu jam kami berlatih yoga. Meskipun terkesan olah raga yang tidak banyak bergerak rupanya keringat banyak mengucur. Acara berlatih yoganya juga menyenangkan karena kami sama-sama pemula dan banyak bercanda. Kami saling ejek dengan bergurau untuk memacu semangat.

Acara yoga bersama ibu-ibu itu ternyata jauh lebih menarik daripada yang saya prediksi. Setelah hampir dua bulan dan kemudian latihan berhenti, saya merasa sedih. Teman-teman di kampus tak percaya ketika saya bercerita saya berlatih yoga dengan emak-emak. Wah Puspa pintar nih, menyeleksi calon mertuanya, canda kawan-kawan.

Saat kerja di kantor ada senam setiap jumat. Senamnya bergantung pelatihnya, kalau dapat instruktur yang energik maka bikin bersemangat, kalau dapat pelatih yang gemarnya poco-poco waduh sehabis senam jadinya malah ngantuk. Baru ketika senam diwajibkan maka kegiatan olah raga ini menjadi tidak menyenangkan. Serasa menjadi kewajiban dan tidak semenyenangkan dulu. Untunglah saya kemudian mengenal komunitas yang mengadakan women self defense.

Senam di kantor dulu juga menyenangkan sebelum diwajibkan (dokpri)
Senam di kantor dulu juga menyenangkan sebelum diwajibkan (dokpri)

Wah ini nih yang ditunggu-tunggu. Setiap Sabtu pagi menjadi acara yang menyenangkan. Berangkat dari halte Cempaka Putih pukul 6 pagi, saya tiba di Halte Monas sekitar pukul 7 lewat, kemudian dilanjutkan berjalan kaki menuju belakang Museum Gajah menuju rumah si pelatih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun