Pasangan suami istri kompasianer, Pak Tjiptadinata Effendi dan Bu Roselina Tjiptadinata berbagi ilmu yang unik dan menarik pada acara ngoplah kali ini. Apabila biasanya acara ngoplah banyak membahas dunia tulis-menulis dan komunitas, hari ini (30/6) kompasianer mendapat ilmu terapi diri dengan bioenergi atau reiki.
Sejak membaca pengumuman acara ini saya kontan tertarik. Akan tetapi mengingat pesan dalam pengumuman tersebut agar mengosongkan hari karena acara tersebut bisa berlangsung hingga sore, saya pikir-pikir sejenak. Akhirnya saya mendaftar karena saya dari dulu tertarik ingin belajar tentang reiki dan kedua ingin ngobrol dengan Pak Tjip dan Bu Roselina yang artikel-artikelnya selalu menginspirasi.
Ya, sebelum jam 10 saya telah tiba di gedung Kompas dan langsung bertemu dengan duo master reiki. Saya kemudian bersalaman dengan kompasianer yang selalu ramah dan aktif berkunjung ke laman para kompasianer, Pak Axtea. Beberapa kompasianer yang sering saya jumpai juga telah datang seperti Syifa, Arum Sato, dan Yos Mo. Ada juga Pak Rifki dari Tangerang Selatan. Lalu berturut hadir Riap Windhu, Uwan dan bu Indria. Disusul Fain, Tamita, dan Pak Thamrin Sonata yang datang terlambat.
Pak Tjip membuka acara Ngobrol di Palmerah dengan menjelaskan definisi dari reiki. Ia dan sang istri mempelajari reiki sejak tahun 1995. Selanjutnya ia mendirikan dan menjadi ketua Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami. Berkat komitmennya dalam membagikan ilmu dan manfaat mempelajari reiki, Pak Tjiptadinata pun dipercaya menjadi Ketua Asosiasi Reiki Seluruh Indonesia.
Reiki sempat menjadi kontroversi karena ada yang menganggap reiki berasosiasi ke agama tertentu. Hal itu disanggah oleh Pak Tjip dan ternyata ada banyak pemuka agama dari berbagai agama, termasuk dari MUI yang mempelajari reiki dan memang ilmunya sebatas mempelajari energi semesta. Reiki itu lintas agama dan lintas usia, tidak ada batasan umur untuk mempelajarinya, papar Pak Tjip.
Reiki berasal dari bahasa Jepang, Rei berarti alam atau semesta dan Ki yang berarti bionergi atau energi hidup. Oleh karenanya reiki bisa dimaknai energi kehidupan dari alam semesta. Ilmu tentang reiki ini sejatinya merupakan ilmu penyembuhan dari Tibet.
Apa saja manfaat reiki? Yang utama adalah mendapatkan ketenangan batin. Manfaat lainnya meningkatkan rasa percaya diri, menyembuhkan diri sendiri dan orang lain, aura bisa jadi lebih bersih, melawan kepikunan dan sebagainya. Bahkan ada cerita para pecandu narkoba yang berhasil sembuh setelah diterapi secara kontinyu dengan bioenergi.
Tak berlama-lama memberikan teori, Bu Roselina memimpin praktik. Ada berbagai praktik yang dipelajari oleh kompasianer, dari self healing, menyembuhkan orang lain dari jarak dekat dan bagaimana menyembuhkan orang lain dari jarak jauh. Ada beberapa gerakan dan tentunya niat yang tulus yang perlu diketahui.
Terima kasih Pak Tjip dan Bu Roselina  atas ilmunya yang sangat berharga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H