Tak sengaja jari Manda menyentuh gambar tersebut dan seolah alat teleportasi, ia telah berpindah ke tempat lain.Bukan kamar yang hangat di puri dengan penerangan yang terang, melainkan sebuah istal yang telah tak terpakai di belakang puri. Ia mencoba membuka pintu istal itu. Terkunci.
Suara yang lembut itu kembali didengarnya. "Terima kasih Manda sudah menggantikanku di istal ini. Aku akan mengambil badanmu dan hidup bebas di duniamu".
Manda ketakutan. Ia menggedor-gedor pintu istal. Deru angin kencang membenamkan bunyi tersebut.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H