Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Asmara di Tengah Bencana: Sandiwara Radio dengan Sisipan Edukasi Siaga Bencana

23 Agustus 2016   08:52 Diperbarui: 20 Juni 2017   17:07 1504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Produksi Asmara di Tengah Bencana (dok.video BNPB)

Alasan lainnya memilih sosialisasi dan edukasi via bencana alam via sandiwara radio karena media radio yang murah meriah dan bisa membuat pendengarnya berimajinasi. Berbeda dengan film di televisi, sandiwara radio mengandalkan kekuatan suara, dialog, musik, efek suara agar pendengar bisa membayangkan para tokohnya dan jalan ceritanya, papar Ahmad Zaini.

Sandiwara radio di daerah-daerah juga memiliki basis pendengar yang luas dan loyal. Agar sandiwara radio ini sukses selain jalan cerita yang apik juga perlu strategi dalam memilih stasiun radio yang kiranya memiliki  basis pendengar yang loyal, daya siar yang jelas, dan jam siar yang kiranya pas. Ahmad Zaini menilai pemilihan lokasi pemutaran sandiwara radio di daerah-daerah yang rawan bencana cukup tepat.

Ahmad Zaini, ex. producer Radio El Shinta optimis sandiwara radio masih memiliki banyak peminat di berbagai daerah (dokpri)
Ahmad Zaini, ex. producer Radio El Shinta optimis sandiwara radio masih memiliki banyak peminat di berbagai daerah (dokpri)
Haryoko, sutradara ADB berpendapat untuk membuat sandiwara radio saat ini lebih mudah dibandingkan dulu, sehingga ia tak menemui hambatan berarti, kecuali masalah pemain yang saat ini memang kurang adanya regenerasi. Saat ini secara teknis makin mudah karena efek suara mudah didapat. “Jaman dulu suara kuda bikin sendiri,”  kisahnya.

S. Tidjab, penulis naskah ADB, berujar sandiwara radio ini akan terdiri dari 50 episode dimana durasinya berkisar sekitar 30 menit. Agar pendengar tertarik dan tidak merasa ‘dicekokin’ dengan edukasi siaga bencana maka ia menyusun cerita yang menarik dan dramatis pada 30 episode awal, sisanya baru disisipkan pesan edukasi tersebut.

S. Tidjab membocorkan sedikit alur cerita Asmara di Tengah Bencana. Uppss jadi bikin penasaran K'ers (dokpri)
S. Tidjab membocorkan sedikit alur cerita Asmara di Tengah Bencana. Uppss jadi bikin penasaran K'ers (dokpri)
Lantas seperti apakah kira-kira kisah Asmara di Tengah Bencana? Seperti judulnya, sandiwara radio ini berkisah tentang roman berlatar letusan gunung Merapi pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyoto Kusumo.  Adalah Jatmiko dan Setianingsih, dua insan yang menjalin kasih namun menemui penghalang berupa perbedaan status. Jatmiko merupakan putera Pangeran Tumenggung Jaya Lopo, sedangkan Setianingsih hanya putri kepala desa. Romansa mereka semakin pelik ketika gunung Merapi mulai beraktivitas.

Dulu gunung Merapi berkesan mistis seperti yang dikisahkan pada Museum Gunungapi Merapi (dokpri)
Dulu gunung Merapi berkesan mistis seperti yang dikisahkan pada Museum Gunungapi Merapi (dokpri)
Duh awan panas erupsi Merapi bikin dag dig dug. Mungkin seperti itulah perasaan yang dialami Jatmiko dan Setyaningsih pada situasi dalam ADB (dokpri)
Duh awan panas erupsi Merapi bikin dag dig dug. Mungkin seperti itulah perasaan yang dialami Jatmiko dan Setyaningsih pada situasi dalam ADB (dokpri)
ADB bukan hanya tentang romansa, ada kisah heroik dan pesan-pesan moral di dalamnya. Saat ini ADB baru bisa dinikmati di 18 radio di berbagai daerah dan dua radio komunitas. Berikut daftar radio yang memutarnya:
  • GE FM 93.8Mhz Madiun, pukul 19.10-19.40
  • Senaputra FM 04,1MHz Malang, pukul 19.00-19.30
  • Gema Surya FM 94,2 Mhz Ponorogo, pukul 19.00-19.30
  • Soka FM 102,1Mhz Jember, pukul 19.00-19.30
  • SPS FM 96,6Mhz Salatiga, pukul 19.00-19.30
  • Studio 99 FM 95,5 Mhz Purbalingga pukul 16.30-17.00
  • CJDW FM 107 Mhz Boyolali, pukul 19.30-20.00
  • Radio H FM 89,6Mhz Karanganyar, pukul 19.00-19.30
  • Merapi Indah FM 104,9Mhz Magelang, pukul 19.00-19.30.
  • EMC FM 97,8Mhz Yogyakarta, pukul 19.00-19.30
  • Persatuan FM 107,2Mhz Bantul, pukul 19.00-19.30
  • Gamma FM 106,5,Mhz Majalengka, pukul 16.00-16.30
  • Fortuna FM 90,7FM Sukabumi, pukul 19.00-19.30
  • Aditya FM 91,5Mhz Subang, pukul 19.00-19.30
  • Thomson FM 99,6Mhz Bandung, pukul 19.00-19.30
  • Elpass FM 103,6Mhz Bogor, pukul 19.00-19.30
  • HOT FM 88,2Mhz Serang, pukul 19.00-19.30
  • GenJ FM 95,7Mhz Rangkasbitung, pukul 19.00-19.30
  • Radio Komunitas Kelud Fam 88,4Mhz Kediri, , pukul 19.00-19.30
  • Radio Komunitas Lintas Merapi FM 107,9 Mhz Klaten, , pukul 19.00-19.30

Selamat mendengarkan:)

Seperti biasa, foto keluarga dulu saat nangkring (dokpri)
Seperti biasa, foto keluarga dulu saat nangkring (dokpri)
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun