"Who in the world, am I? Ah, that’s great puzzle!" (quote di Alice in The Wonderland)
Alice in Wonderland dulu salah satu dongeng favoritku. Saya sangat menyukai buku dongengnya dan kartunnya. Adegan saat ia ‘salah makan’ hingga tubuhnya membesar atau mengecil adalah salah satu adegan yang bikin kesal tapi juga penasaran. Kakak selalu berkata Alice itu hanya dongeng mimpi. Setelah dewasa dan membaca lagi ketiga buku Alice yang saya miliki, serta buku lanjutannya, Through The Looking Glass, saya bertanya-tanya apakah kisah Alice sebenarnya halusinasi belaka seperti dugaan beberapa pihak.
Saat masih TK, saya senang sekali membolak-balik buku dongeng yang berwarna-warni. Ayah sering membelikan kami buku-buku dongeng, salah satunya adalah Alice in Wonderland. Ketika ada film kartunnya yang diputar di televisi, saya berkhayal menjadi Alice dan membayangkan bagaimana suatu ketika saya berada di sebuah negeri ajaib.
Singkat cerita setelah berkutat dengan tubuhnya yang membesar dan mengecil ketika meminum sesuatu dari botol, ia pun berhasil masuk ke taman di balik pintu tersebut. Mulailah petualangan Alice yang aneh dari bertemu si kembar Tweedledee dan Tweedledum yang suka berpuisi, bersua ulat bulu yang memberinya sebuah jamur yang dapat membuatnya membesar dan mengecil, berkenalan dengan Chesire cat yang suka muncul dan menghilang tiba-tiba, dan diajak jamuan makan dengan The March Hare dan The Hatter, lantas bertemu Ratu Hati dan prajurit kartunya.
Ia bertemu dengan Ratu Hati atau ratu merah tapi tampaknya sang ratu tidak mengenalnya. Ia kembali bertemu dengan si kembar Tweedledee dan Tweedledum tapi lagi-lagi keduanya juga tidak lagi mengenalnya. Di sini ia berkenalan dengan Ratu Putih, si telur Humpty Dumpty, dan domba yang misterius.
Kembali dengan masalah halusinasi, isu bahwa Alice sebenarnya mengalami halusinasi dikarenakan keberadaan jamur dalam cerita ini yang bisa membuatnya membesar dan mengecil. Salah satu jenis jamur yang disebut magic mushroom konon sering digunakan dalam ritual kuno untuk berhubungan dengan dunia gaib, misalkan berkomunikasi dengan arwah atau terhubung dengan alam kematian.
Saat ini beberapa menggunakan magic mushroom untuk mendapatkan efek halusinasi dan euforia, seperti yang didapatkan saat mengkonsumsi ganja. Oleh karena efek tersebut psilocybinatau magic mushroom masuk barang berbahaya di undang-undang narkotika no 35 tahun 2009.
Efek saat mengkonsumsi jamur ini adalah pengonsumsinya mengalami distorsi visual di mana seolah-olah dinding bernafas, melihat cahaya yang samar, dan obyek di sekelilingnya bergerak dan penggunanya kesulitan mengontrol keseimbangan tubuhnya. Bisa jadi Alice mengalami halusinasi sehingga ia seolah-olah mengecil dan membesar setelah menyantap jamur tersebut.
Kecurigaan Alice mengalami halusinasi dan si ulat bulu mengkonsumsi narkoba memang muncul setelah flower generation yang erat kaitannya dengan narkotika. Namun sebenarnya dugaan itu sulit dibuktikan karena pada tahun 1865, narkotika kurang dikenal dan Charles Lutwidge Dogson yang terkenal sebagai Lewis Carrol juga menyukai kepolosan khas anak-anak sehingga rasanya salah mencurigainya memasukkan isu narkotika di buku dongeng anak-anak ini. Bukannya jamur memang lekat dengan dongeng Disney dan tidak ada yang mempermasalahkannya, karena itu khas anak-anak dan kisah dongeng. Ada juga kisah petualangan Mario Bross dengan jamur supernya dan juga Smurf yang tinggal di rumah jamur. Saya rasa pendapat Alice mengalami halusinasi hanyalah dugaan semata gara-gara lagi maraknya penggunaan narkoba jenis Lysergyc Acid Diethylamide. Saya ingin mengingat Alice sebagai kisah petualangan yang menakjubkan dan salah satu dongeng anak-anak favorit.
“We’re all mad here”.
“How do you know, I’m mad?!”
“You must be. Or you wouldn’t have come here”.
(Dialog Chesire Cat dan Alice)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H