Hingga sebulan kemudian tidak ada sesuatu yang istimewa. Aktivitasku berjalan seperti biasa. Nero juga tidak banyak bertingkah.
[caption caption="Kucing Neroku ini bisa disebut kucing yang penuh kejutan (dokpri)"]
Suatu sore di hari Minggu, Nero kembali kabur ke arah bukit. Aku mengejarnya. Aku menoleh ke kanan kiri tidak ada kucing lain.
Nero berhenti di sebuah danau kecil. Ada beberapa pengunjung yang asyik menikmati sore di pinggir danau tersebut. Pemandangan di sini memang indah. Tapi ada apa Nero menuju ke sini?
Aku menangkap Neroku. Ia merajuk dan ingin melepaskan diri. Aku menyerah dan ia kembali melompat. Tapi pelariannya gagal karena ia menubruk seseorang.
Orang itu menangkap Neroku dengan mudah. Neroku tidak berontak, malah menubrukkan wajahnya ke dada orang itu.
Aku terpesona dan makin terpesona ketika melihat orang itu. Ia pemuda berambut ikal yang pernah kutemui di pesta pertemuan kucing tersebut. Bersamanya ada kucing hitam putih besar yang kukenali sebagai pemimpin pesta waktu itu.
Ia mengangsurkan Nero ke padaku dengan perlahan. Ia kemudian nampak mengenaliku melihat ekspresinya yang terkejut. Ekspresinya kemudian menjadi bersahabat dan ia tertawa riang. "Hari ini bakal indah, bukan?!"
Ia benar hari ini bakal indah dan mungkin hari-hari berikutnya jauh lebih indah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H