Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Nostalgia Bersama Yesterday Once More

3 Juli 2016   15:54 Diperbarui: 4 Juli 2016   22:40 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Personel Redd Kross (sumber: youtube)

Nostalgia memang terkadang tidak selalu menyenangkan, tapi nostalgia bersama lagu favorit biasanya mampu membuat kita tersenyum. Seperti yang saya rasakan tatkala mendengar Yesterday Once More.

Lagu milik The Carpenters ini dirilis tahun 1973 dalam album berjudul Now & Then. Seingat saya ayah punya album kasetnya dan dulu waktu masa kanak-kanak kaset itu sering diputar bersama dengan Richard Clayderman, Deep Purple, Elvis, dan Beatles. Yesterday Once More ditulis oleh Richard Carpenter dan John Bettis. Lagu ini mendulang sukses dan berada di posisi nomor dua di Billboard 100 masa itu. 

Lagu ini memiliki lirik sederhana, tentang seseorang yang merasa bersuka hati mendengar lagu favoritnya diperdengarkan via radio. Ketika radio dulu sangat hits, ia selalu menunggu-nunggu lagu favoritnya diputar. Ia mulai bersenandung mengikuti irama lagu tersebut dan merasa gembira. Perasaan itu kemudian datang lagi kepadanya ketika mendengar lagu itu. Ia seolah-olah kembali ke suatu masa saat lagu itu sering didengarnya. Masa-masa yang baginya membahagiakan, seperti bertemu sahabat masa kecil yang telah berpisah lama.

Lagu ini banyak di-cover berbagai penyanyi dan musisi. Namun, favorit saya adalah Redd Kross yang membuat lagu ini lebih energik dan ceria dengan irama punk rocknya. Kakak saya yang mengenalkan lagu ini dalam bentuk kaset rekaman. Ia mengaku langsung suka dengan lagu ini ketika band temannya membawakannya. Selera kami rupanya sama, saya juga langsung menyukai lagu ini meskipun kami berdua tidak tahu saat itu nama bandnya.

Redd Kross Band Punk Rock Tahun 90-an (sumber: youtube)
Redd Kross Band Punk Rock Tahun 90-an (sumber: youtube)
Waktu itu saya masih SMP ketika mendengar lagu ini kali pertama dan rupanya lagu ini sudah dirilis sejak tahun 1994 oleh Redd Kross dalam album tribut The Carpenters berjudul If I were Carpenters. Meski sudah belasan tahun silam, lagu ini merupakan salah satu lagu favorit saya.

Baru akhir-akhir ini ketika saya kangen lagu Yesterday Once More dengan aransemen yang lebih dinamis ini, saya coba cari-cari di youtube dan rupanya ketemu. Video klipnya tidak seapik yang saya bayangkan, demikian juga personel bandnya yang malah nampak culun. Namun musiknya tetap sama, tetap berhasil membuat saya ceria dan asyik loncat-loncat.

Band asal California ini berdiri tahun 1980. Meski sempat vakum, mereka tetap vakum. Waktu lagu ini dirilis, para personelnya terdiri dari Jeff McDonald, Steve McDonald, Brian Reitzell, Charlotte Caffey dan Gere Fennely.

Yang membuat lagu Yesterday Once More milik Redd Kross asyik didengar adalah aransemennya yang apik. Versi rekamannya lebih baik dan durasinya lebih lama dibandingkan versi video yang ada di youtube. Hemmm sayang rekaman kaset milik kakak tersebut sudah tidak jelas kemana. Dulu sering banget diputar sampai suara kasetnya kurang jernih.

Personel Redd Kross (sumber: youtube)
Personel Redd Kross (sumber: youtube)
Yang mencolok dalam lagu ini adalah iringan piano dan gebukan drumnya. Iringan pianonya ini yang khas dan membuat lagu ini melekat di benak. Sedangkan drummernya di masa mendatang menjadi musisi dan komposer yang diperhitungkan di dunia sinema.

Mendengar lagu ini saya seolah kembali menjadi remaja. Biasanya saya asyik bersenandung sambil loncat-loncat kasur masa itu hahaha.

Every sha-la-la-la
Every wo-o-wo-o, still shines
Every shing-a-ling-a-ling, that they're startin' to sing's, so fine

Tentang Drummer Redd Kross
Di antara personel Redd Kross yang paling keren adalah drummernya, Brian Reitzell. Gebukan drumnya memang membuat lagu ini memiliki ciri khas. Rupanya setelah itu karir bermusiknya semakin cemerlang dengan banyak digandeng mengisi soundtrack oleh Sofia Copolla, seperti dalam Lost in Translation, Marie Antoinette, Virgin Suicides, dan The Bling Ring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun