Suatu ketika teman kuliah merekomendasikan saya untuk membaca buku Anne of Green Gables. Kata dia, sosok Anne mirip-mirip dengan aku. Jika baca buku tersebut yang terbayang di benaknya adalah sosoknya mirip aku. Waduh jadi kegeeran sekaligus penasaran, seperti apa sih bukunya. Ternyata buku ini termasuk legendaris dan bisa disandingkan dengan Little House in The Prairie. Ada banyak serial buku ini yang juga diterbitkan oleh penerbit lokal. Filmnya juga beragam, dari live action dengan berbagai sekuel hingga anime.
Anne of Green Gables menceritakan seorang anak perempuan yatim piatu bernama Anne Shirley yang imajinatif. Ia suka berbicara mengungkapkan apa saja yang terlintas di benaknya. Akan tetapi, sebagian di antaranya adalah khayalannya. Ia gemar berkhayal. Jika melihat sesuatu yang menarik baginya, ia lantas menciptakan cerita imajinasinya.
Ia merasa daya khayalnya terkukung saat masih tinggal di panti asuhan. Oleh karenanya ia sangat antusias gembira ketika ia berangkat berlayar menuju pulau  Prince Edward untuk tinggal bersama kakak beradik Matthew dan Marilla Cuthbert di rumah mereka yang disebut Green Gables. Sayangnya, sambutan kakak beradik itu tidak seperti yang diharapkan Anne. Keduanya terkejut melihat yang datang adalah anak perempuan berambut merah yang kurus dan wajahnya berbintik-bintik, padahal yang mereka harapkan adalah anak laki-laki yang kuat untuk membantu mereka yang telah menua mengurus lahan pertanian mereka.  Marilla hendak mengirimnya kembali ke panti asuhan, akan tetapi Anne terus berupaya agar keduanya bisa menerima dan menyukai dirinya.
Membaca buku ini saya langsung teringat dengan Little House in The Prairie dimana mengisahkan sosok Laura dari kanak-kanak hingga dewasa dan menua. Serial Anne juga bercerita tentang saat ia dikirim ke Green Gables hingga menjadi guru dan kemudian menikah. Hemmm kedua karakter ini mirip, Laura dan Anne sama-sama kutu buku, gadis yang bersemangat, dan kemudian menjadi guru. Bedanya, Laura adalah sosok nyata dan bukunya tersebut merupakan biografi dirinya dan keluarganya, sedangkan sosok Anne adalah rekaan semata Lucy Maud Montgomery. Mungkin Anne lebih cocok disandingkan dengan Candy dalam serial manga Candy-Candy yang digambarkan sebagai anak perempuan yang ceria dan pandai mengambil hati orang-orang di sekelilingnya.
Film animasinya ternyata lebih dulu dirilis dibandingkan film live action-nya. Dalam anime diproduksi Ghibli berjudul Akage no Anne ini penonton bisa melihat sosok Anne yang menggemaskan dan bagaimana Anne mendeskripsikan khayalannya. Anime yang dirilis tahun 1979 ini mengisahkan sosok Anne hingga ia bersiap menjadi guru. Total ada 50 episode serial anime yang disutradarai oleh Isao Takahata ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H