Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sundul Gan: Kisah Tentang Awal Mula Kaskus di Indonesia

7 Juni 2016   07:41 Diperbarui: 7 Juni 2016   08:42 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Poster Sundul Gan: The Story of Kaskus (sumber: movie.co.id)"][/caption]

 “Mereka yang mengaku Kaskusker dan kaum pria bakal menyukai film ini”

Jika Hollywood punya Social Media, maka perfilman nasional bolehlah memiliki Sundul Gan: The Story of Kaskus, yang berkisah tentang awal mula berdirinya forum online terbesar di Indonesia. Film yang disutradarai oleh Naya Anindita ini mengisahkan perjuangan Andrew Darwis dan Ken Dean Lawadinata membesarkan forum Kasak-Kusuk hingga dikenal seperti sekarang.

Siapa sih netizen di indonesia yang tidak mengenal Kaskus? Okelah mungkin Kalian cuma pernah baca-baca artikelnya saja atau dengar cerita teman-teman Kalian yang asyik membuka lapak dan berjual beli di sana. Tapi, setidaknya Kalian mengenal nama Kaskus, sehingga media ini terbilang layak untuk dilayarlebarkan.

Film dibuka dengan kekalutan yang terjadi pada Kaskus. Para pegawainya nampak panik membuat Ken (Dion Wiyoko) bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Adegan kemudian flashback ke perkenalan masing-masing tokoh hingga mereka berdua dipertemukan di Seattle, Amerika Serikat.

Kaskus rupanya sudah hadir sejak tahun 1999 dari tangan dingin Andrew Darwis (Albert Halim) bersama dua kawannya di Seattle. Keberadaan Kaskus juga terendus di Indonesia sebagai situs 'underground' yang menjadi salah satu kanal pertukaran video panas. Ken yang disekolahkan ke Seattle karena lebih banyak bermain games dibanding belajar pun kegirangan bertemu dengan pendiri situs yang sering dikunjunginya.

Akhirnya Ken mengajak Darwis untuk memperlebar pangsa Kaskus di Indonesia. Darwis masih ragu dan merasa lebih nyaman di Seattle. Akan tetapi Ken terus membujuknya dan keduanya pun akhirnya resmi membuka Kaskus di Indonesia.

Tidak mudah membesarkan Kaskus. Darwis harus puas bekerja di kantor yang sempit dan internet yang lamban. Sementara Darwis mengurus Kaskus, Ken sibuk mencari investor dan menyiapkan pernikahannya bersama Tika (Pamela Bowie). Semakin besar Kaskus, ujian makin bertambah dari ancaman UU pornografi, serangan hacker, dan juga kepercayaan di antara mereka berdua.

Film Sundul Gan ini termasuk film yang dinanti terutama oleh para Kaskuser, sebutan bagi mereka yang aktif dan setia membaca artikel serta terlibat diskusi di forum online ini. Pastinya tidak seluruh Kaskuser tahu asal mula dari forum maya ini, termasuk saya. Saya juga baru tahu jika Kaskus dulu dikenal sebagai situs ‘underground’ yang menjadi pertukaran video panas dari anggotanya dan sempat terancam oleh Undang-Undang pornografi.

Film Kaskus ini menurut saya lebih cocok untuk kalangan Kaskuser dan mereka yang berjenis kelamin pria karena dialognya dalam beberapa adegan mengumbar makian serta kata-kata dan gambar yang vulgar. Saya agak risih mendengar pemeran utamanya dengan mudah mengucapkan kata-kata kurang pantas tersebut dalam dialognya meskipun mungkin bagi kalangan tertentu hal tersebut dianggap bahasa gaul dan sesuatu yang wajar. Ya setidaknya sudah ada peringatan bahwa film ini diperuntukkan bagi 17 tahun ke atas sehingga remaja yang masih belia sebaiknya jangan menontonnya.

Sundul Gan ini sebenarnya dibuat dalam ranah komedi, akan tetapi Naya kurang berhasil membuat adegan yang segar dan mengundang tawa. Alih-alih mengundang tawa berbagai adegan yang diperuntukkan untuk mengocok perut malah terlihat konyol dan mengada-ada.

Di luar keterbatasan di atas, film produksi 700 Pictures ini memiliki visualisasi yang apik. Saya menyukai sinematografinya dan bagaimana Naya menambahkan unsur-unsur dalam games ke berbagai adegan seperti penambahan koin, tahapan misi, dan sebagainya. Adegan di Seattle pun dibuat secukupnya sesuai jalan cerita sehingga film ini tidak terkesan menjual panorama luar negeri.

Akting kedua pemeran utamanya, Albert Halim dan Dion Wiyoko juga nyaman dinikmati. Jalinan persahabatan keduanya seolah nyata dan natural, termasuk bagaimana mereka menyikapi karakter masing-masing, Andrew yang nerd dan Ken yang easy going.

Film ini seolah menggambarkan bahwa tantangan sebuah start-up menjadi besar terkadang bukan hanya karena niat ataupun modal, melainkan tantangan dari orang terdekatnya.

Namun rupanya film ini kurang sukses jika menilik dari penjualan tiket yang dilansir di filmindonesia.or.id. Hingga hari ini baru terjual 18.326 tiket. Saat saya menonton juga kurang dari 20 orang, bioskop jadi terasa milik sendiri. Mungkin benar kata pendiri Kaskus yang muncul di akhir film, jika Kaskuser umumnya bakal menunggu film ini muncul versi download-nya dibandingkan menonton di bioskop. 

Detail Film:

Judul                    : Sundul Gan: The Story of Kaskus

Sutradara            : Naya Anindita

Pemeran             : Dion Wiyoko, Albert Halim, Baim Wong, Melissa Karim, Afgan Syahreza, Ernest Prakasa, Indra Birowo, Pamela Bowie, Richard Kyle dan Tanta Ginting

Skor                 : 7/10

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun