Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ide dan Kebutuhan Jadi Kunci Kesuksesan Inovasi TI

2 Juni 2016   13:23 Diperbarui: 2 Juni 2016   13:48 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yanty Wijaya dari Dwidaya Tour mengungkapkan peran TI bagi industri travel (dokpri)

Era digital membuat segala hal lebih mudah. Teknologi informasi (TI) terbukti telah memberikan nilai tambah di segala bidang, termasuk membuka peluang hadirnya berbagai profesi baru dan usaha di bidang aplikasi teknologi. 

Saya sebagai pengguna aplikasi TI selalu tertarik akan hal-hal baru berbau TI, meskipun tidak seluruh aplikasi tentunya saya coba, hanya yang sesuai kebutuhan. Setidaknya mengetahui sesuatu hal baru tentang TI akan membuka wawasan, siapa tahu ada aplikasi yang bermanfaat dan mempermudah dalam hal pekerjaan atau sesuai dengan minat.

Pada Kafe BCA kali ini, Rabu (1/6) bertemakan inovasi teknologi sebagai nilai tambah. Pada era digitalisasi ini BCA siap mendukung inovasi teknologi demi meningkatkan nilai tambah

Setelah dihibur dengan penampilan Halo BCA maka para peserta yang sebagian di antaranya para mahasiswa, mendapat pemaparan dari para narasumber. Mereka adalah Hermawan Thendean (Executive Vice President IT BCA), Romi Satrio Wahono (dosen, peneliti, dan technopreneur), Enda Nasution (blogger dan pendiri Sebangsa.com), Yanty Wijaya (Manajer pemasaran dan komunikasi Dwidayatour), dan Fariz Tadjoedin (Juara 1 Finhacks 2016).

Pada acara yang dibuka oleh Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja ini, ia bercerita tentang masuknya teknologi informasi pada kehidupan sehari-hari, dari bangun pagi seperti penggunaan alarm hingga saat tidur seperti penggunaan aplikasi agar bisa deep sleep. Alhasil teknologi informasi ini bukan hanya menunjang operasional sebuah perusahaan seperti perbankan, akan tetapi juga memberikan nilai tambah bagi kehidupan sehari-hari, sehingga pemanfaatan TI semakin berkembang dan luas. Di perbankan sendiri seperti BCA, TI jelas memberikan nilai tambah seperti memperluas segmen pelanggan.

Romi Satria Wahono menyebutkan potensi besar di Indonesia untuk investasi di bidang TI. Di antaranya adalah jumlah penduduk yang besar sebagai pangsa pasar, pengeluaran untuk TI sangat besar, dan biaya SDM yang murah untuk tenaga kerja TI Indonesia.

Selanjutnya ia membahas tentang enam mitos penyebab kesalahan inovasi TI. Keenam mitos tersebut adalah ingin menerapkan TI tapi belum mengetahui kebutuhannya; kualitas software diukur dari teknologi bukan kebutuhan atau idenya; segala ide dan kebutuhan perusahaan dipikirkan oleh divisi TI; kemampuan coding merupakan kemampuan utama dari pengembang; membuat aplikasi seperti yang telah ada; dan ingin sukses di bisnis software akan tetapi tidak berminat di dalamnya.

Menurut Romi, ide dan kebutuhan adalah dasar utama dari inovasi di bidang TI. Oleh karenanya seorang technopreneur yang sukses yang mampu menangkap kebutuhan dari masyarakat dan kemudian memberikan solusi. Ia mencontohkan aplikasi ojek yang sebenarnya bagi seorang pengembang tidak sulit. Akan tetapi idenya itu yang mahal dimana mampu menjawab kebutuhan masyarakat perkotaan saat ini. Kunci sukses lainnya dari seorang technopreneur yaitu menanamkan kepercayaan dan bagaimana ia membidik segmen dari aplikasinya tersebut.

Yanty Wijaya dari Dwidaya Tour mengungkapkan peran TI bagi industri travel. Saat ini usaha tur dan travel masih diminati oleh masyarakat, namun untuk itu pihaknya juga terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi. Ada sistem tersentralisasi dan iTank sehingga proses pemesanan tiket dan hotel bisa terlayani dengan cepat dan dengan berbasiskan harga yang kompetitif. Ada juga integrated payment solution untuk memudahkan pembayaran klien dan aneka tur yang bisa dilihat secara real time. Ke depan, Dwidaya Tour akan meluncurkan aplikasi mobile.


Lantas bagaimana TI dari sisi blogger dan netizen. Enda Nasution yang menjadi blogger sejak tahun 2001 bercerita tentang keaktifan masyarakat Indonesia dalam menggunakan media sosial sehari-hari. Hingga saat ini Indonesia menempati nomor empat pengguna facebook terbanyak dan Jakarta menjadi kota paling tercerewet dalam twitter. Sehingga masyarakat Indonesia dan media sosial sekarang sulit dipisahkan.

Adanya internet dan media sosial ini mengubah perilaku dan kebiasaan juga bagaimana masyarakat memandang media informasi lainnya seperti majalah, surat kabar, dan radio. Mulai ada kecenderungan sebagian masyarakat hanya membaca berita dari yang dibagikan temannya di media sosial, dimana hal ini bisa jadi malah membuat netizen tidak terbuka wawasannya akan berita lainnya. Adanya perkembangan digital ini juga melahirkan kalangan tertentu yang memiliki perilaku kurang terpuji dan ‘latah’ sehingga dijuluki sebagai kelas menengah ngehe.

Saya tertawa karena baru memahami makna kelas menengah ngehe tersebut meski sudah beberapa mendengar istilah tersebut. Wah mudah-mudahan saya tidak termasuk bagian dari kelas menengah ngehe tersebut hehehe.

Facebook saat ini masih media sosial nomor satu di Indonesia, disusul oleh instagram yang kepopulerannya mulai mengalahkan twitter. Namun peruntukan media sosial tersebut umumnya berbeda, seperti instagram banyak digunakan untuk mengunggah foto-foto makanan dan perjalanan juga berjualan.

Enda juga mengenalkan apps miliknya bernama Sebangsa Komunitas yang saat ini telah menjangkau 40 ribu pengguna dan mewadahi berbagai komunitas. Hemmm sepertinya Sebangsa Komunitas tersebut menarik karena bisa juga diakses melalui website.

Sebagai pembicara keempat, Hermawan Thendean menceritakan tentang metode BCA mengembangkan sebuah ide dimana di antaranya diwujudkan dalam bentuk fitur di aplikasi perbankan. Ada berbagai cara untuk menjaring ide, di antaranya dengan berinteraksi dengan key stakeholder, seperti nasabah, karyawan, pelajar/mahasiswa, pengembang aplikasi, dan para start-up. Selain itu, sebelum sebuah fitur dirilis maka ada perwakilan dari nasabah untuk mencobanya terlebih dahulu sebagai bahan evaluasi sebagai end user. Agar menarik, BCA memberikan penghargaan bagi karyawan yang memiliki ide terbaik dalam rupa BCA Innovation Award. Begitu pula ide dari masyarakat umum juga dijaring dan dihargai dalam bentuk kompetisi Finhack yang merupakan singkatan dari Financial Hackathons.

Fariz Tadjoedin bercerita pengalamannya sebagai pengembang aplikasi. Ia bercerita kemampuannya ini didapatkan berkat pengalaman dan kemauan untuk mempelajari hal-hal baru. Untuk itu ia bersyukur pada tahun ini bisa meraih berbagai penghargaan dari kompetisi membuat aplikasi. Aplikasi yang membuatnya terpilih sebagai juara pertama Finhack BCA 2015 adalah aplikasi yang ia sebut chat banking.

Kalian tentunya pernah mendapat pesan pemberitahuan dari perbankan melalui SMS ataupun email. Nah dengan chat banking ini pihak perbankan bisa menggunakan berbagai kanal komunikasi untuk menjangkau nasabahnya. Sebab, chat banking ini didesain multiplatform dan sederhana. Jadinya pengguna tidak perlu mengunduh dan menginstalnya terlebih dahulu. Misalnya di Facebook, nasabah cukup mencari ChatBanking kemudian mengetik pesan. Sederhana dan praktis. Namun ide dari Fariz ini masih dijajagi untuk kemudian diaplikasikan secara nyata oleh BCA.

Bagi Kalian yang ingin jadi technopreneur, coba deh buat riset tentang kebutuhan atau sebuah permasalahan yang kiranya bisa dibuat solusinya dalam bentuk aplikasi TI. Sebaiknya ide tersebut tidak meniru aplikasi yang telah ada, tapi bisa berupa pengembangan fitur atau sesuatu yang benar-benar baru. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun