Adanya internet dan media sosial ini mengubah perilaku dan kebiasaan juga bagaimana masyarakat memandang media informasi lainnya seperti majalah, surat kabar, dan radio. Mulai ada kecenderungan sebagian masyarakat hanya membaca berita dari yang dibagikan temannya di media sosial, dimana hal ini bisa jadi malah membuat netizen tidak terbuka wawasannya akan berita lainnya. Adanya perkembangan digital ini juga melahirkan kalangan tertentu yang memiliki perilaku kurang terpuji dan ‘latah’ sehingga dijuluki sebagai kelas menengah ngehe.
Saya tertawa karena baru memahami makna kelas menengah ngehe tersebut meski sudah beberapa mendengar istilah tersebut. Wah mudah-mudahan saya tidak termasuk bagian dari kelas menengah ngehe tersebut hehehe.
Facebook saat ini masih media sosial nomor satu di Indonesia, disusul oleh instagram yang kepopulerannya mulai mengalahkan twitter. Namun peruntukan media sosial tersebut umumnya berbeda, seperti instagram banyak digunakan untuk mengunggah foto-foto makanan dan perjalanan juga berjualan.
Enda juga mengenalkan apps miliknya bernama Sebangsa Komunitas yang saat ini telah menjangkau 40 ribu pengguna dan mewadahi berbagai komunitas. Hemmm sepertinya Sebangsa Komunitas tersebut menarik karena bisa juga diakses melalui website.
Sebagai pembicara keempat, Hermawan Thendean menceritakan tentang metode BCA mengembangkan sebuah ide dimana di antaranya diwujudkan dalam bentuk fitur di aplikasi perbankan. Ada berbagai cara untuk menjaring ide, di antaranya dengan berinteraksi dengan key stakeholder, seperti nasabah, karyawan, pelajar/mahasiswa, pengembang aplikasi, dan para start-up. Selain itu, sebelum sebuah fitur dirilis maka ada perwakilan dari nasabah untuk mencobanya terlebih dahulu sebagai bahan evaluasi sebagai end user. Agar menarik, BCA memberikan penghargaan bagi karyawan yang memiliki ide terbaik dalam rupa BCA Innovation Award. Begitu pula ide dari masyarakat umum juga dijaring dan dihargai dalam bentuk kompetisi Finhack yang merupakan singkatan dari Financial Hackathons.
Fariz Tadjoedin bercerita pengalamannya sebagai pengembang aplikasi. Ia bercerita kemampuannya ini didapatkan berkat pengalaman dan kemauan untuk mempelajari hal-hal baru. Untuk itu ia bersyukur pada tahun ini bisa meraih berbagai penghargaan dari kompetisi membuat aplikasi. Aplikasi yang membuatnya terpilih sebagai juara pertama Finhack BCA 2015 adalah aplikasi yang ia sebut chat banking.
Kalian tentunya pernah mendapat pesan pemberitahuan dari perbankan melalui SMS ataupun email. Nah dengan chat banking ini pihak perbankan bisa menggunakan berbagai kanal komunikasi untuk menjangkau nasabahnya. Sebab, chat banking ini didesain multiplatform dan sederhana. Jadinya pengguna tidak perlu mengunduh dan menginstalnya terlebih dahulu. Misalnya di Facebook, nasabah cukup mencari ChatBanking kemudian mengetik pesan. Sederhana dan praktis. Namun ide dari Fariz ini masih dijajagi untuk kemudian diaplikasikan secara nyata oleh BCA.
Bagi Kalian yang ingin jadi technopreneur, coba deh buat riset tentang kebutuhan atau sebuah permasalahan yang kiranya bisa dibuat solusinya dalam bentuk aplikasi TI. Sebaiknya ide tersebut tidak meniru aplikasi yang telah ada, tapi bisa berupa pengembangan fitur atau sesuatu yang benar-benar baru.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H