Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

E-Learning Membantu Pemerataan Pendidikan dan Memutus Rantai Kemiskinan

7 Mei 2016   16:30 Diperbarui: 7 Mei 2016   16:39 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novistiar Rustandi dari HarukaEdu Menjelaskan Seputar E-learning dan HarukaEdu di Kompasiana Nangkring (dokpri)

Indonesia dianugerahi belasan ribu pulau dengan kondisi topografi yang beragam dari pegunungan, lembah, dan pantai. Kekayaan ini bisa menjadi hambatan dalam hal pemerataan pendidikan, namun dengan pembelajaran jarak jauh aliase-learning permasalahan tersebut bisa diatasi.

Ya, e-learning merupakan solusi untuk penyebaran dan pemerataan pendidikan. Selama ini masih ada kesenjangan pendidikan antara di kota besar dan daerah pelosok. Jika hal ini terus dibiarkan maka pemerintah bisa dikatakan kurang berhasil mewujudkan pemerataan pendidikan bagi warganya.

Pembelajaran jarak jauh juga bisa menjadi alternatif solusi memutus rantai kemiskinan. Kemiskinan bukan sebuah warisan turun-temurun. Melainkan bisa diputus rantainya melalui pendidikan tinggi. Jika seseorang meraih pendidikan tinggi ia bisa bekerja di tempat yang lebih baik dan kesempatan yang lebih luas. Dengane-learning seseorang tetap bisa bekerja sambil melanjutkan pendidikan.

Kemajuan teknologi dan juga kebijakan dari pemerintah mendukung terimplementasinya e-learning. Satu dekade silam e-learning menjadi pelengkap belajar-mengajar bagi sebuah universitas dan sekolah-sekolah, dimana materi ajar dan pengumpulan tugas bisa dilakukan di sistem berbasis online tersebut, namun kini sebuah universitas/pendidikan tinggi bisa menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dengan tetap memenuhi ketentuan Dikti.

Pendidikan jarak jauh berdasar Permendikbud No 109/2013 bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan tinggi kepada sekelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti secara tatap muka, serta memperluas akses dan mempermudah layanan pendidikan tinggi. Karakteristik pendidikan jarak jauh yakni bersifat terbuka, belajar mandiri, belajar tuntas, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, serta berbentuk pembelajaran terpadu perguruan tinggi. Oh iya sama dengan kampus konvensional, kampus yang menyelengarakan pendidikan jarak jauh juga akan diakreditasi.

Selain dalam bentuk pendidikan formal jarak jauh, e-learning juga bisa berupa kursus online atau massive open online course(MOOC) yang sekarang mulai berkembang dan makin diminati di Indonesia. Salah satu start up di Indonesia yang berfokus kepada e-learning adalah HarukaEdu. Selain mengelola MOOC yang bisa diakses secara online, HarukaEdu juga bekerja dengan berbagai universitas untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh.

img-20160506-203108-jpg-572daf8bd77e613207eab15d.jpg
img-20160506-203108-jpg-572daf8bd77e613207eab15d.jpg
HarukaEdu Menjadi Partner Pendukung Infrastruktur E-learning Universitas dan Penyelenggara MOOC (dokpri)

Kehadiran HarukaEdu ini dilatarbelakangi keinginan untuk memeratakan kesempatan belajar untuk meraih pendidikan setinggi mungkin. Oleh karena pendidikan bisa memutus rantai kemiskinan dan membuka banyak peluang. HarukaEdu merupakan singkatan dari PT Haruka Edukasi Utama. Nama Haruka berasal dari bahasa Jepang berarti jauh sehingga cocok dengan konsep mereka sebagai penyelenggara dan penyedia infrastuktur pendidikan jarak jauh. Haruka juga berasal dari nama ketiga pendirinya, yaitu Novistiar Rustandi, Krisdianto, dan Ariff.

HarukaEdu memiliki visi untuk menyediakan masa depan yang lebih baik dengan pendidikan yang berkualitas, terjangkau, dapat diakses oleh setiap orang selama terhubung dengan koneksi internet, dan interaktif (menyenangkan dan sociable). Saat ini HarukaEdu bekerja sama dengan universitas yang menyelenggarakan pendidikan strata satu dan stara dua dengan jurusan manajemen dan komunikasi, yaitu Universitas Wiraswasta Indonesia (UWIN) dan London School of Public Relations. Pendidikannya tidak full jarak jauh, tetap ada beberapa kali pertemuan untuk menjamin siswa benar-benar memahami akan studi tersebut. Ujian juga tetap dilaksanakan di kelas untuk mengantisipasi kecurangan.

haruka-2-572daffcd77e611307eab168.jpg
haruka-2-572daffcd77e611307eab168.jpg
Belajar Bisa Dimana Saja Asal Terakses Internet (sumber: web HarukaEdu)

Peminat pembelajaran jarak jauh memang semakin meningkat. Mahasiswa kelas online bukan hanya seputar Jawa, tapi ada juga dari Palembang. Ya, karena pendidikan jarak jauh memudahkan dalam segi waktu dan tempat. Kita bisa belajar dimana saja dan kapan saja, jelas Novistiar dalam acara Kompasiana Nangkring bareng HarukaEdu di Pomelotel (30/4). Tapi meski demikian tetap perlu kedisiplinan dan komitmen untuk menuntaskan studi tersebut.

Menurut Novistiar, HarukaEdu mendapat mentoring dari Google dan sempat mengikuti bootcamp selama dua minggu di Google Inc sehingga ia optimis HarukaEdu akan dapat terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanannya terkait dengan e-learning. Ia juga merasa senang karena sejak didirikan tahun 2013 semakin banyak lulusan SMA dan karyawan yang berkeinginan melanjutkan pendidikan dengane-learning.

haruka-572db06b5dafbd5e07161f81.jpg
haruka-572db06b5dafbd5e07161f81.jpg
Dengan e-learning bisa belajar kapan saja, tapi tetap perlu komitmen (sumber: website HarukaEdu)

Pada acara yang dimoderatori Widha Karina didampingi MC Yosh Aditya, Noviardi berbagi kisah suksesnya menyelenggarakan kursus online Technopreneur dimana peminatnya mencapai 2 ribu siswa. Meskipun HarukaEdu tidak hanya berfokus pada MOOC, ia yakin HarukaEdu akan mendapat tempat sebagai salah satu penyelenggara MOOc di Indonesia yang memiliki topik-topik kekinian yang bersifat praktis dan dapat langsung diaplikasikan ke dunia nyata. Bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Indonesia dan siswa bisa kopi darat untuk memantapkan pemahaman akan materi kursus, jelasnya.

Mencicipi Belajar MOOC di HarukaEdu

Oke saya tidak hanya mengangguk-angguk saja mendengarkan penjelasan Noviardi akan keunggulan MOOC miliknya. Kursus online ini gratis dan seperti sifat e-learning bisa diakses kapan saja. Kalian bisa berhenti kapan saja untuk mengendapkan pengetahuan baru kemudaan dilanjutkan lagi.

Mumpung long weekend saya mencobai kursus online. Ada dua kursus yang tersedia dan dibuka, yakni Technopreneur dan Membuat Resume.

kelas-online-572db0bdc0afbdcf1c91239c.jpg
kelas-online-572db0bdc0afbdcf1c91239c.jpg
Dua Kelas Online yang Asyik (sumber: website HarukaEdu)

Saya masuk kelas membuat resume terlebih dahulu. Ada video pengantar di minggu pertama dengan total 14 video berdurasi singkat. Saat video diputar saya menyukai konsep grafisnya yang menjelaskan tentang surat lamaran kerja dan penyusunan resume (CV) mana yang buruk dan CV mana yang ideal, serta penjelasan mengapa CV A tidak bakal dilirik oleh berbagai perusahaan. Materi ini diajarkan oleh Gerald Ariff dan disertai komentar dari praktisi bisnis.

cv-572db0fe177b611609164e38.jpg
cv-572db0fe177b611609164e38.jpg
Hal Apa Saja yang Perlu Diperhatikan dalam Membuat CV? (sumber: kanal youtube HarukaEdu)

Wah setelah melihat tayangan ini saya tertawa geli. Dulu saya sepertinya menggunakan konsep CV A yang menurut pembicara dan narasumber materi ini tidak menarik. Waktu itu sih memang tidak ada pelajaran tentang membuat CV yang menarik sehingga lebih cocok disebut biodata diri. Apalagi umur dan hobi pun dimasukkan ke dalam CV, hehehe jadi malu.

Materi kelas membuat resume ini menarik dan cocok diikuti oleh mereka yang akan lulus sarjana atau ingin mengikuti program magang. Bukan hanya cara membuat CV yang menarik, namun juga persiapan dan menghadapi wawancara. Pembahasannya juga detail dan disampaikan dengan metode yang menarik.

Lantas bagaimana dengan technopreneur? Materi ini juga asyik. Ada berbagai materi dimana materinya bisa disimpan dan dibaca sembari nunggu dan naik kendaraan umum. Materinya di antaranya 10 mitos kewirausahaan, proses kewirausahaan, roller coasterpengusaha, dan sebagainya. Ada kuis pembuka dan beberapa kuis lainnya yang perlu dikerjakan untuk mengukur pemahaman siswa. Saya baru mengerjakan satu kuis dan membaca materinya, masih banyak yang perlu dilakukan. Kalau selesai menuntaskan materi kursus ini maka bisa mendapat statement of accomplishment.

Dalam kursus ini disebutkan entrepreneurship merupakan pertemuan antara antrepreneur yang memiliki kemampuan dan minat dengan peluang yang menjanjikan alias the sweet spot (Shane dan Ventaraman, 2000). Entrepreneurship bukan hanya menciptakan bisnis tapi juga melayani masyarakat dan memberikan perubahan positif pada lingkungannya. Wah ternyata definisi entrepreneurshiplebih luas daripada yang saya pahami.

Dengan animo yang besar dari masyarakat untuk melanjutkan pendidikan serta pentingnya pemerataan pendidikan, saya optimis e-learning akan semakin diperlukan dan diminati. Saat ini ada kesenjangan ilmu pengetahuan antara yang tinggal di kota besar dan pelosok sehingga e-learning diharapkan mampu meminimalkan jarak tersebut. Kursus-kursus juga menarik diikuti karena bisa menambah keahlian dan pengatahuan. Karena saya suka belajar kursus online harapannya sih HarukaEdu semakin banyak menambah materi kursus yang menarik dan bisa diaplikasikan ke dunia nyata. Syukur-syukur bisa menjadi ide bisnis hehehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun