Peminat pembelajaran jarak jauh memang semakin meningkat. Mahasiswa kelas online bukan hanya seputar Jawa, tapi ada juga dari Palembang. Ya, karena pendidikan jarak jauh memudahkan dalam segi waktu dan tempat. Kita bisa belajar dimana saja dan kapan saja, jelas Novistiar dalam acara Kompasiana Nangkring bareng HarukaEdu di Pomelotel (30/4). Tapi meski demikian tetap perlu kedisiplinan dan komitmen untuk menuntaskan studi tersebut.
Menurut Novistiar, HarukaEdu mendapat mentoring dari Google dan sempat mengikuti bootcamp selama dua minggu di Google Inc sehingga ia optimis HarukaEdu akan dapat terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanannya terkait dengan e-learning. Ia juga merasa senang karena sejak didirikan tahun 2013 semakin banyak lulusan SMA dan karyawan yang berkeinginan melanjutkan pendidikan dengane-learning.
Pada acara yang dimoderatori Widha Karina didampingi MC Yosh Aditya, Noviardi berbagi kisah suksesnya menyelenggarakan kursus online Technopreneur dimana peminatnya mencapai 2 ribu siswa. Meskipun HarukaEdu tidak hanya berfokus pada MOOC, ia yakin HarukaEdu akan mendapat tempat sebagai salah satu penyelenggara MOOc di Indonesia yang memiliki topik-topik kekinian yang bersifat praktis dan dapat langsung diaplikasikan ke dunia nyata. Bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Indonesia dan siswa bisa kopi darat untuk memantapkan pemahaman akan materi kursus, jelasnya.
Mencicipi Belajar MOOC di HarukaEdu
Oke saya tidak hanya mengangguk-angguk saja mendengarkan penjelasan Noviardi akan keunggulan MOOC miliknya. Kursus online ini gratis dan seperti sifat e-learning bisa diakses kapan saja. Kalian bisa berhenti kapan saja untuk mengendapkan pengetahuan baru kemudaan dilanjutkan lagi.
Mumpung long weekend saya mencobai kursus online. Ada dua kursus yang tersedia dan dibuka, yakni Technopreneur dan Membuat Resume.
Saya masuk kelas membuat resume terlebih dahulu. Ada video pengantar di minggu pertama dengan total 14 video berdurasi singkat. Saat video diputar saya menyukai konsep grafisnya yang menjelaskan tentang surat lamaran kerja dan penyusunan resume (CV) mana yang buruk dan CV mana yang ideal, serta penjelasan mengapa CV A tidak bakal dilirik oleh berbagai perusahaan. Materi ini diajarkan oleh Gerald Ariff dan disertai komentar dari praktisi bisnis.
Wah setelah melihat tayangan ini saya tertawa geli. Dulu saya sepertinya menggunakan konsep CV A yang menurut pembicara dan narasumber materi ini tidak menarik. Waktu itu sih memang tidak ada pelajaran tentang membuat CV yang menarik sehingga lebih cocok disebut biodata diri. Apalagi umur dan hobi pun dimasukkan ke dalam CV, hehehe jadi malu.