Juhi itu sotong yang menjadi bahan khas dalam rujak ini. Sotong ini dikeringkan dan kemudian disuwir-suwir. Perpaduan juhi di dalam rujak yang terdiri atas mie kuning, kentang, mentimun, daun selada, emping goreng dengan bumbu kacang ini menghasilkan rasa yang khas dan unik. Menurut saya rasa rujak juhi ini segar berkat adanya sayuran sekaligus gurih berkat sumbangan juhi. Sepiring juhi ini dapat dinikmati dengan harga Rp 24 ribu.
Mba Indri, public relation MKG memesan nasi ulam Misjaya untuk disantap rame-rame oleh Kompasianer Penggila Kuliner (KPK). Masakan khas Betawi ini merupakan nasi yang dihidangkan dengan serundeng, mentimun, bihun goreng, kemangi, kerupuk merah, melinjo, telur dadar, dan kacang tumbuk serta semur kentang. Rasanya gurih dan mengenyangkan.
Arum, Tamita, dan mba Anna mencicipi aneka mie nusantara yang menjadi menu andalan di festival ini. Mereka memesan mie cakalang RM Palem, mie Aceh Seulawah, dan mie Jowo Semar yang masing-masing merupakan masakan khas Manado, Aceh, dan Jawa. Mie cakalang unik berkat ikan cakalang yang gurih. Ikan cakalang dan irisan daun bawang ini ditaburkan ke mie goreng. Tak lupa sambal rica yang pedas dan jeruk nipis menemani.
Sedangkan mie Aceh lebih berempah dengan sentuhan rasa kari karena terpengaruh dengan budaya India. Mie Aceh ini juga disajikan bersama emping, mentimun, dan bawang merah.
Sementara mie Jowo disajikan berkuah dengan tambahan acar mentimun dan wortel juga sawi dan taburan bawang merah goreng. Mie Jowo ini memiliki cita rasa gurih-manis-segar dimana cocok disantap saat cuaca hujan.
Bang Rahab tak mau kalah memesan bebek hainan yang merupakan nasi dengan irisan bebek, irisan telur rebus, mentimun dan kuah kaldu. Kompasianer lainnya memesan laksa dengan kuah berwarna jingga yang membangkitkan selera.