Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Usia 64 Tahun Fasilitas Mako Kopassus Cijantung Semakin Lengkap

17 April 2016   13:16 Diperbarui: 17 April 2016   15:52 2508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Lebih Baik Pulang Nama daripada Gagal dalam Tugas (dokpri)"][/caption]Kemarin, 16 April 2016, kawasan Markas Komando Kopassus Cijantung sedikit bersolek. Ya, ada umbul-umbul sepanjang jalan RA Fadillah, Cijantung yang menunjukkan hari itu Kopassus genap berusia 64 tahun. Namun sebenarnya bukan hanya umbul-umbul dan spanduk yang menandakan perubahan pada Mako Kopassus. Apa saja perubahan fasilitas dalam Mako Kopassus Cijantung selama setahun perjalanan usianya ini?

Hari ini saya melihat sejenak suasana pagi di Cijantung. Setiap Sabtu dan Minggu pagi di sepanjang kompleks Mako Kopassus yang terletak di jalan RA Fadillah, Cijantung dihelat Car Free Day (CFD). Setiap akhir pekan tempat ini rame oleh warga seputaran Cijantung, baik anak-anak, remaja, maupun rombongan keluarga. Ada yang sekedar jalan pagi, ada pula yang lari pagi, bersepeda, atau berlatih sepatu roda. Eh ada juga yang piknik sambil menikmati hawa pagi yang sejuk.

Sejak setahun terakhir semakin banyak warga yang berolah raga pagi di CFD sehingga suasana semakin meriah. Hal ini turut ditunjang oleh kehadiran Hutan Kota Kopassus Cijantung yang sejak tahun lalu terbuka untuk umum. Setiap warga bebas masuk ke hutan kota ini setiap akhir pekan tanpa dipungut biaya. Alhasil hutan kota ini menjadi salah satu alternatif tempat rekreasi dan wahana edukasi flora.

Hutan kota ini berlokasi tak jauh dari gapura kompleks Mako Kopassus dan dikelola oleh  Grup 3 Kopassus Batalyon 31. Dulunya hutan kota ini difungsikan sebagai salah satu tempat latihan prajurit Kopassus.

Luasan hutan kota ini sekitar 1,75 hektar dengan di dalamnya terdapat beragam tanaman seperti bungur, ketapang, jati, mahoni, angsana, dan asam landi. Di dalam hutan kota ini terdapat bangku-bangku bagi pengunjung yang ingin beristirahat, jalan setapak, berbagai permainan anak, tempat sampah, dan stan penjaja makanan.

Tak jauh dari hutan kota, tepatnya di seberang mal yang bernama Graha Cijantung terdapat klinik milik Kopassus bernama Komando Pasukan Khusus Kesehatan yang bernuansa hijau dengan bangunan yang nampak baru. Yang saya ingat sebelumnya, klinik ini dulunya kecil tapi sekarang  diperbesar dengan halaman parkir yang cukup luas. Kehadiran Kopassus Kesehatan ini diharapkan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada para prajurit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat satu. Kehadiran klinik kesehatan ini juga melengkapi rumah sakit TNI AD RS Kesdam Jaya Cijantung yang terletak di Jalan Mahoni, Cijantung, juga Posyandu Mawar yang juga digunakan oleh masyarakat sekitar.

[caption caption="Hutan Kota Cijantung yang Terbuka untuk Umum (dokpri)"]

[/caption]

[caption caption="Klinik Kesehatan Bagi Prajurit Kopassus (dokpri)"]

[/caption]Saya kemudian berjalan kaki menuju kolam renang Tirta Yudha yang terbuka untuk umum. Harga tiketnya saat akhir pekan. Saya belum pernah mencobanya, sekedar mengintipnya. Kolam renangnya dari atas nampak asri dan bersih. Nah, berdekatan dengan kolam renang tersebut terdapat bangunan megah yang sebelumnya bernama Kolam Selam tapi kemudian diubah menjadi kolam renang. Kalau melihat nama awalnya sepertinya ditujukan untuk latihan selam prajurit.  Tapi kemudian namanya diubah menjadi kolam renang Tirta Yudha. Kolam renangnya juga terbuka untuk umum tapi lebih ditujukan untuk dewasa dengan tiket Rp 25 ribu/orang.

[caption caption="Kolam Renang Kopassus yang Baru (dokpri)"]

[/caption]Perhatian saya kemudian ke lapangan menembak. Ada papan petunjuk lokasi latihan menembak yang bernama Lapangan Tembak Kesatria. Rupanya masyarakat umum juga boleh lho belajar menembak di sini. Akan tetapi mereka harus menjadi anggota Tribuana Shooting Club (TSC). Wah asyik nih, tapi sayangnya biaya keanggotaannya cukup mahal, yakni Rp 7,5 juta/tahunnya. Fiuuh. Wajar sih karena harga peluru dan biaya pemeliharaan senjata juga mahal. Rasanya harus menabung dulu nih agar bisa ikut bergabung di TSC yang memiliki luasan 100 x 25 meter.

Yang masih membuat saya penasaran adalah jogging track Ciliwung yang menyusuri sungai Ciliwung sepanjang 2,8 kilometer. Apakah sudah jadi dan bisa dipergunakan oleh kalangan umum ya? Saya jadi ingin segera mencicipi track tersebut.

Apa lagi ya yang baru? Oh iya kompleks rumah tinggal prajurit juga dipercantik dan nampak lebih rapi. Juga ada tempat makan berupa pujasera yang dikelola koperasi Tribuana di kompleks mako tersebut yang cocok untuk makan bersama keluarga. Makanannya bervariasi dan harganya relatif terjangkau.

Saya rasa penambahan fasilitas ini termasuk revitalisasi rumah tinggal dan kenaikan gaji beserta tunjangan kinerja merupakan bukti niatan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit Kopassus. Dengan kesejahteraan yang meningkat maka prajurit Kopassus akan lebih fokus dalam bertugas.

Tentang kesejahteraan saya jadi ingat cerita tetangga yang  pensiunan Kopassus. Ia bercerita bahwa mereka beberapa kali ditugaskan mengintai di hutan selama berbulan-bulan. Untuk mendapat tambahan penghasilan, sambil melakukan operasi militer, mereka pun mengumpulkan kemiri saat senggang dan hasilnya dijual. Duh jadi sedih mendengar ceritanya.

Untuk masalah fasilitas beribadah, di sini sejak lama rumah ibadahnya telah memenuhi kebutuhan prajurit dan masyarakat sekitar, dari masjid, gereja, dan juga pura. Pada saat misa natal biasanya juga ada penjagaan ekstra dengan ditempatkannya panser tak jauh dari gereja. Syukurlah selama hampir lima tahun tinggal di seputar Cijantung tidak pernah terjadi huru hara, hanya pernah terjadi penembakan curanmor. Hemmm pencurinya kurang cerdik dan terkesan menantang, melakukan aksi kriminal di kompleks mako Kopassus. 

Untuk masalah green and clean, banyak hal yang bisa dipelajari dari Kopassus. Lingkungan Mako Kopassus sehari-hari nampak asri dan rapi, mereka juga memiliki Tempat Pengolahan Sampah Terpadu dari sampah di aliran sungai Ciliwung dan sampah di lingkungan Mako. Selain itu Kopassus tahun lalu juga membagi-bagikan bibit tanaman ke warga saat CFD untuk menumbuhkan semangat penghijauan kepada warga sekeliling.  

[caption caption="Jalan di Kompleks Mako Kopassus Cijantung yang Asri dan Bersih (dokpri)"]

[/caption]Tentang Kopassus dan Peringatan HUT ke-64

Komando Pasukan Khusus ini baru merayakan hari jadi pada 16 April. Mengapa 16 April? Karena pada tanggal tersebut 16 April 1952 terbentuk pasukan komando yang memiliki kemampuan bergerak tangkas dan cepat. Ide ini dilontarkan oleh AE Kawilarang setelah menghadapi pemberontakan Republik Maluku Selatan. Kesatuan komando ini kemudian berganti nama menjadi Kopassus pada tahun 1986.

Kopasus merupakan satuan tempur elit TNI Angkatan Darat yang memiliki kemampuan khusus dalam hal intelijen, sabotasi, anti-teror, operasi pengintaian khusus, peperangan unkonvensional, dan anti-gerilya.  Nah ada lima grup yang tergabung dalam Kopassus yakni grup 1 para komando di Serang, grup 2 para komando di Kartasura, Jawa Tengah, pusat pendidikan pasukan khusus (Pusdikpassus) di Batujajar, serta Grup 3 Sandhi Yudha dan satuan 81 penanggulangan teror di Cijantung.

[caption caption="Kompleks Mako Kopassus (dokpri)"]

[/caption]Satuan elit yang memiliki motto Berani, Benar, dan Berhasil ini telah melakukan berbagai operasi militer dimana sebagian bersifat rahasia. Di antaranya adalah operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand, Operasi Seroja Timor Timur, operasi pembebasan sandera perompak Somalia,

Kemarin, 16 April 2016, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memperingati hari jadinya ke-64. Peringatan ini dirayakan secara sederhana di Markas Komando Kopassus Cijantung dengan upacara bendera dan beragam atraksi seperti atraksi bela diri.

Sebelum hari H, Kopassus juga mengadakan berbagai kegiatan seperti donor darah, Komando Run dengan nomor lari 10KM dan ultramaraton 64 km, serta  pengibaran bendera merah putih di atas ketinggian delapan ribu kaki. Bendera berukuran 22,25 x 33,25 meter seberat 86 kilogram ini dibentangkan di atas udara melalui terjun payung yang diadakan di Lanud Suparlan Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar.

Menjadi prajurit Kopassus tidaklah mudah dan berisiko. Semoga pada tahun-tahun mendatang Kopassus makin jaya, makin berprestasi dan memberikan banyak kontribusi pada negara.  

[caption caption="Dirgahayu Kopassus (dokpri)"]

[/caption]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun