Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Serunya Diklat Kesamaptaan di SPN Lido: Dari Apel Sekian Kali Hingga Dihantui

3 April 2016   21:54 Diperbarui: 3 April 2016   22:55 1971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Serunya Belajar Menembak di SPN Lido (sumber: dokpri)"][/caption]Setiap perusahan memiliki berbagai cara untuk mendidik calon karyawan. Ada yang cukup dibekali dengan visi misi dan product knowledge dari perusahaan tersebut, tapi ada juga yang mempertimbangkan pendidikan karakter dan mental seperti yang pernah saya alami beberapa tahun silam. Pendidikan selama tiga minggu lebih di Sekolah Pendidikan Kepolisian Negara (SPN) Lido, Cigombong-Sukabumi, ini menorehkan berbagai pengalaman dari yang kocak hingga membuat bulu kuduk meremang.  

Saat diberitahu kami akan mendapatkan training kesamaptaan di SPN Lido, saya menelan ludah. Apalagi tidak diberitahukan berapa lama kami akan merasakan training tersebut. Beberapa rekan wanita sesama karyawan baru nampak pucat karena kuatir trainingnya bakal penuh kegiatan fisik.

Kami para perempuan waktu itu sudah diwajibkan untuk memotong rambut. Bagian ini yang berat, rambut saya yang cukup panjang pun harus dipangkas tak lebih dari sebahu. Kakak saya sampai tertawa dan menyebut saya mirip Dora.

Sebelum berangkat, kami diminta untuk mencoba pakaian dinas lapangan (PDL) dan sepatu boot. Ternyata mengenakan PDL lengkap dengan wadah air minum dan sabuk cukup menyulitkan, apalagi ketika mengenakan sepatu boot. Berat dan susah melangkah. Wah belum apa-apa sudah terasa perjalanan ke Lido bakal cukup berat.

Akhirnya bus membawa kami ke SPN Lido yang luas. Dalam hati saya mencoba menenangkan diri, mungkin pelatihannya tidak jauh beda dengan pengkaderan ala ITS. Saya pernah mengalami pengkaderan ala ITS hampir dua semester yang melelahkan fisik dan mental, jadi saya saat itu hanya berharap training di SPN Lido ini tidak seburuk masa-masa pengkaderan saat mahasiswa.

Kami pun diantar ke asrama dimana kami mendapat tempat tidur dan lemari yang harus rapi setiap saat. Waktu itu kamar mandinya belum direnovasi sehingga kami tertegun melihat kondisi kamar mandinya yang memprihatinkan. Para rekan pria bernasib lebih malang, karena beberapa kamar mandinya tidak berpintu.

[caption caption="Kamar Tidur di SPN Lido yang Spooky (kredit: Eko Prasetyo)"]

[/caption]Apel dan Apel

Karena masih pemula, perlu waktu cukup lama untuk terbiasa dengan PDL dan sepatu boot. Sepatunya membuat langkah terasa berat.

Kegiatan sehari-hari diawali sejak Subuh. Selepas sholat Subuh kami harus melakukan olah raga pagi, seperti senam dan lari pagi. Bagian lari pagi di awal training sangat menyulitkan karena belum terbiasa dengan sepatu boot. Tapi lama-kelamaan saya terbiasa dan menyukainya.  Setelah lari kami senam dan kemudian diperkenankan untuk bersih-bersih diri.

Oleh karena kamar mandi terbatas maka biasanya saya mandi sebelum Subuh dan cukup puas dengan mencuci muka setelah olah raga pagi. Setelah itu acara dilanjutkan apel makan pagi dan sarapan.

Ada berbagai apel yang harus kami jalani. Apel makan pagi, apel pagi, apel makan siang, apel makan malam, dan apel malam hari. Apel biasanya tidak lama dan untuk mengetahui apakah ada salah seorang di antara kami yang absen karena sakit.

Ya setelah beberapa hari sudah beberapa rekan bertumbangan. Kegiatan fisik memang melelahkan tapi juga ada yang dikarenakan makanan yang kurang baik. Makanannya memang cenderung membosankan. Biasanya bali telur dan ikan tawar goreng. Dan makanannya ini melalui hitungan waktu sehingga kami harus makan dengan cepat dan harus habis.  

Berbagai Kegiatan Fisik yang Melelahkan Hingga Mengasyikkan

Oleh karena pernah merasakan kegiatan fisik yang melelahkan di pengkaderan mahasiswa, saya tidak terlalu mengeluh akan kegiatan fisik di SPN Lido. Bahkan beberapa di antaranya menyenangkan.

Ada tes kesehatan mulai dari lari keliling lapangan, push up, dan sit up. Kemudian kegiatan baris-berbaris yang bagi saya membosankan. Di hari berikutnya ada halang rintang. Ini sangat seru, ada berbagai halangan mulai dari tembok setinggi dua meter, merangkak di bawah kawat, memanjat dan menuruni jaring –jaring setinggi tiga meter. Acara halang rintang ini membuat saya terpingkal-pingkal jika mengenangnya. Ada teman yang memiliki berat badan berlebih sehingga ia sangat kesulitan ketika memanjat tembok. 

Alhasil saya dan beberapa teman lainnya pun harus membantunya agar ia berhasil memanjat tembok. Ada juga teman yang mau menangis ketakutan ketika tiba di puncak jaring-jaring. Bagian yang membuat dag dig dug memang saat berada di puncak dan hendak menuruni jaring-jaring. Yang kocak, teman saya ada yang sepatunya menginjak kotoran kerbau saat merangkak di bawah kawat. Astaga baunya...

Baru kemudian kami diajak untuk rappelling. Saya dengan gagah memanjat tangga. Saat berada di puncak setinggi 12 meter baru saya pucat. Saya mulai ketakutan untuk menuruninya. Tangan mulai berkeringat dan saya perlu waktu untuk menenangkan diri untuk mulai turun dengan tali. Posisi turun seperti tidur yakni 90 derajat, baru kemudian tali perlahan-lahan dikendorkan  dan kami meloncat memantul ke dinding hingga sampai di tanah. Saat sudah dua pertiga turun baru saya menikmati aktivitas ini, sedangkan saat baru memulainya duhhh... saya merasa pucat dan gemetar.

 [caption caption="Belajar Teknik Dasar Menggunakan Pistol (sumber:dokpri)"]

[/caption]Kegiatan fisik yang paling seru adalah pelajaran menembak. Kami diajarkan menembak dengan pistol mulai dari cara memasang peluru, mengokangnya, hingga bagaimana menembakkannya agar tepat sasaran. Saya sangat menyukai pelajaran menembak ini, tapi ada juga beberapa teman yang kupingnya sakit karena suara tembakan memang cukup keras.

Hari berikutnya kami mengikuti pengenalan lingkungan dan lintas alam, semacam jalan-jalan ke desa, bukit, dan kemudian menyeberang sungai. Acaranya menyenangkan meski agak melelahkan.  Acara lintas alam ini menjadi pengantar untuk acaraoutbound sesungguhnya.

 [caption caption="Kegiatan Lintas Alam Berlangsung Menyenangkan (kredit: Eko Prasetyo)"]

[/caption]Ada banyak tantangan di outbound ini. Ada sekitar delapan orang di satu grup. Saat itu di tim saya hanya ada dua pria dimana mereka kebagian mengembala kambing. Bahkan agar kambingnya tidak mogok jalan, teman pun terpaksa menggendongnya hahaha. Untuk para putri tugas juga tidak ringan, selain membawa beban seberat lima kilogram per orang termasuk jurigen berisi air minum, kami juga membawa sebuah peti berisi alat masak dan bahan makanan yang sangat berat. Untuk membawanya kami memerlukan enam orang dan tugas ini semakin berat saat menyeberang sungai.

 [caption caption="Kambing Menjadi Kawan Pendamping Saat Outbound (kredit: Eko Prasetyo)"]

[/caption]Eh ada juga tim yang tersesat di malam hari sehingga membuat para pengasuh dari kepolisian kerepotan mencarinya. Kami sudah tidur pulas ketika mereka baru ditemukan. Tim kami tiba paling awal di finish. Meskipun sebagian besar wanita, kami cukup kuat berjalan kaki dan membawa beban yang sangat berat.

Outbound inilah puncak kegiatan fisik. Kami berangkat malam hari dan baru tiba di SPN Lido sekitar pukul tujuh pagi. Setelah itu kami diperkenankan istirahat seharian. Dan saya pun tidur pulas hingga hampir tengah hari.

Selain kegiatan fisik, kami juga mengikuti pelajaran di kelas seperti belajar P3K dan materi dari perusahaan. Acaranya berlangsung hingga malam hari. Mungkin karena lelah paginya kami masih melakukan kegiatan fisik, beberapa teman pun tertidur di kelas. Saya juga pernah merasakan hampir tertidur.

 [caption caption="Belajar P3K di Kelas (kredit: Eko Prasetyo)"]

[/caption]Horor di SPN Lido

Namanya bangunan tua, SPN Lido juga menyimpan cerita horor. Kabarnya seorang teman mendapat gangguan penampakan. Eh entah kenapa akhirnya saya juga mengalaminya.

Waktu itu saya sakit perut karena setelah sarapan kami dihukum guling-guling di lapangan karena ada yang terlambat. Tapi perut saya sakit sebenarnya karena kurang cocok dengan air minum di Lido yang saat itu kurang higienis. Dan dugaan saya benar, saya kena disentri.

Saat tiduran dan bolos mengikuti materi pagi, perasaan saya tidak enak. Masih pagi dan saat itu saya sendiri di asrama putri. Busyet ada yang mau datang nih, perasaan saya tidak enak. Tiba-tiba suasana menjadi begitu sunyi, hening, dan tidak ada angin. Saya bergegas keluar asrama, masih dengan pakaian yang belum rapi, acak-acakan. Saya memakai sepatu di luar. Saya buru-buru lari dan masuk kelas, membuat teman-teman heran karena saya sudah ijin tidak mengikuti materi kelas sebelumnya. Baru setelah acara di Lido usai, saya baru cerita kejadian sebenarnya, karena kuatir membuat teman-teman ketakutan. Eh setahun kemudian ketika saya ditugaskan menemani angkatan berikutnya, ada saja yang kesurupan di kamar maupun lapangan. Ya, namanya bangunan lama buatan Jepang, memang ada penghuninya.

Masih banyak cerita seru di Lido, seperti kawan yang berkali-kali salah saat memberikan laporan membuat sebagian dari kami tertawa geli dan kemudian ikut dihukumpush up. Ada juga kawan yang suka rela menyantap makanan teman-teman yang tidak habis karena merasa kasihan jika mereka dihukum. Tapi yang paling menyenangkan, saya bertemu pasangan hidup di sini hehehe.

[caption caption="Melihat Ujian Para Polisi di Lapangan SPN Lido (kredit: Eko Prasetyo)"]

[/caption]

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun