Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Serunya Diklat Kesamaptaan di SPN Lido: Dari Apel Sekian Kali Hingga Dihantui

3 April 2016   21:54 Diperbarui: 3 April 2016   22:55 1971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya setelah beberapa hari sudah beberapa rekan bertumbangan. Kegiatan fisik memang melelahkan tapi juga ada yang dikarenakan makanan yang kurang baik. Makanannya memang cenderung membosankan. Biasanya bali telur dan ikan tawar goreng. Dan makanannya ini melalui hitungan waktu sehingga kami harus makan dengan cepat dan harus habis.  

Berbagai Kegiatan Fisik yang Melelahkan Hingga Mengasyikkan

Oleh karena pernah merasakan kegiatan fisik yang melelahkan di pengkaderan mahasiswa, saya tidak terlalu mengeluh akan kegiatan fisik di SPN Lido. Bahkan beberapa di antaranya menyenangkan.

Ada tes kesehatan mulai dari lari keliling lapangan, push up, dan sit up. Kemudian kegiatan baris-berbaris yang bagi saya membosankan. Di hari berikutnya ada halang rintang. Ini sangat seru, ada berbagai halangan mulai dari tembok setinggi dua meter, merangkak di bawah kawat, memanjat dan menuruni jaring –jaring setinggi tiga meter. Acara halang rintang ini membuat saya terpingkal-pingkal jika mengenangnya. Ada teman yang memiliki berat badan berlebih sehingga ia sangat kesulitan ketika memanjat tembok. 

Alhasil saya dan beberapa teman lainnya pun harus membantunya agar ia berhasil memanjat tembok. Ada juga teman yang mau menangis ketakutan ketika tiba di puncak jaring-jaring. Bagian yang membuat dag dig dug memang saat berada di puncak dan hendak menuruni jaring-jaring. Yang kocak, teman saya ada yang sepatunya menginjak kotoran kerbau saat merangkak di bawah kawat. Astaga baunya...

Baru kemudian kami diajak untuk rappelling. Saya dengan gagah memanjat tangga. Saat berada di puncak setinggi 12 meter baru saya pucat. Saya mulai ketakutan untuk menuruninya. Tangan mulai berkeringat dan saya perlu waktu untuk menenangkan diri untuk mulai turun dengan tali. Posisi turun seperti tidur yakni 90 derajat, baru kemudian tali perlahan-lahan dikendorkan  dan kami meloncat memantul ke dinding hingga sampai di tanah. Saat sudah dua pertiga turun baru saya menikmati aktivitas ini, sedangkan saat baru memulainya duhhh... saya merasa pucat dan gemetar.

 [caption caption="Belajar Teknik Dasar Menggunakan Pistol (sumber:dokpri)"]

[/caption]Kegiatan fisik yang paling seru adalah pelajaran menembak. Kami diajarkan menembak dengan pistol mulai dari cara memasang peluru, mengokangnya, hingga bagaimana menembakkannya agar tepat sasaran. Saya sangat menyukai pelajaran menembak ini, tapi ada juga beberapa teman yang kupingnya sakit karena suara tembakan memang cukup keras.

Hari berikutnya kami mengikuti pengenalan lingkungan dan lintas alam, semacam jalan-jalan ke desa, bukit, dan kemudian menyeberang sungai. Acaranya menyenangkan meski agak melelahkan.  Acara lintas alam ini menjadi pengantar untuk acaraoutbound sesungguhnya.

 [caption caption="Kegiatan Lintas Alam Berlangsung Menyenangkan (kredit: Eko Prasetyo)"]

[/caption]Ada banyak tantangan di outbound ini. Ada sekitar delapan orang di satu grup. Saat itu di tim saya hanya ada dua pria dimana mereka kebagian mengembala kambing. Bahkan agar kambingnya tidak mogok jalan, teman pun terpaksa menggendongnya hahaha. Untuk para putri tugas juga tidak ringan, selain membawa beban seberat lima kilogram per orang termasuk jurigen berisi air minum, kami juga membawa sebuah peti berisi alat masak dan bahan makanan yang sangat berat. Untuk membawanya kami memerlukan enam orang dan tugas ini semakin berat saat menyeberang sungai.

 [caption caption="Kambing Menjadi Kawan Pendamping Saat Outbound (kredit: Eko Prasetyo)"]

[/caption]Eh ada juga tim yang tersesat di malam hari sehingga membuat para pengasuh dari kepolisian kerepotan mencarinya. Kami sudah tidur pulas ketika mereka baru ditemukan. Tim kami tiba paling awal di finish. Meskipun sebagian besar wanita, kami cukup kuat berjalan kaki dan membawa beban yang sangat berat.

Outbound inilah puncak kegiatan fisik. Kami berangkat malam hari dan baru tiba di SPN Lido sekitar pukul tujuh pagi. Setelah itu kami diperkenankan istirahat seharian. Dan saya pun tidur pulas hingga hampir tengah hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun