[caption caption="Dua Narasumber Diskusi Anak Muda Punya Usaha: Mirwan Suwarso (tengah) dan Braman Setyo (kanan) (sumber foto: dokpri)"][/caption]Pada era digital ini anak muda punya usaha bukan lagi sekedar impian. Apalagi dengan hadirnya berbagai wadah yang mencetakentrepreneur muda seperti Gerakan Anak Muda Punya Usaha (Gerakan Ampuh) dan Indonesia Entrepreneurship Initiative. Kini kamus sukses bukan hanya mereka yang bermodal besar.
Dulu memiliki usaha pada saat masih muda terasa di awang-awang. Modal menjadi permasalahan utama. Anak muda yang masih hijau di dunia entrepreneurship rasanya mustahil mendapatkan pinjaman modal dari bank. Alhasil entrepreneur era konvensional ditengarai sebagian besar berasal dari orang kaya.
Dimas Oky Nugroho penggagas Anak Gerakan Ampuh membuka acara diskusi Ampuh Berwirausaha di Sektor Kreatif Anak Muda Kreatif dan UMKM Digital yang diselenggarakan Forum Berbagi Ilmu (FBI) dengan mengemukakan bahwa saat inientrepreneur muda mulai tumbuh hingga di kota-kota kecil. Mereka umumnya merupakan generasi milenial yang lahir di era digital serta terbuka terhadap gagasan dan dinamika teknologi.
[caption caption="Dimas Oky Nugroho (kiri) dari Gerakan Ampuh Mendorong Anak Muda Punya Usaha (sumber foto: dokpri)"]
Dengan adanya model pembiayaan dan program pemberdayaan UMKM, maka anak muda tinggal berfokus pada gagasan dan kreativitas untuk menjadi produsen. Anak muda saat ini jangan hanya bisa sebagai konsumen akan tetapi jadi produsen, saran Dimas.
“Hanya anak muda yang berjiwa entrepreuner yang bisa membawa perubahan dan membawa bangsa ini kompetitif di era globalisasi, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan berwirausaha di situlah sesungguhnya nasionalisme anak-anak muda berwujud”, ujar Dimas panjang lebar. Peluang berwirausaha ini jangan disia-siakan oleh karena sejak era digital inilahpara entrepreneur bisa merasakan masa emasnya. Meski demikian, Inovasi dan kreativitas mereka perlu dikelola dan diarahkan agar usaha tersebut bisa maju dan berkembang.
Terkait dengan model pembiayaan, Braman Setyo, Deputi III Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM dalam diskusi yang dihelat di Bakoel Koffie, Cikini, menjelaskan program-program Kemenkop & UKM terutama berkaitan dengan bantuan pembiayaan bagi wirausaha pemula (start up) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Yang dimaksud dengan wirausaha pemula berdasar RUU Tentang Kewirausahaan Nasional yaitu WNI yang memulai kegiatan berwirausaha dalam kategori usaha mikro dan kecil dengan jangka waktu kurang dari 42 bulan sejak terdaftar di lembaga perizinan usaha.
Mengapa wirausaha pemula yang sebagian besar masih masuk dalam kategori usaha mikro menjadi tumpuan perhatian? Hal ini disebabkan ada 55,85 juta pelaku usaha mikro atau sekitar 98,79% dari total pelaku UMKM. Pelaku usaha mikro ini ditengarai dengan aset di bawah Rp 50 juta dan omzet kurang dari 300 juta/tahun.
[caption caption="Pelaku Usaha Mikro Sangat Dominan di UMKM Indonesia (sumber: file presentasi Kemenkop & UKM)"]
Oleh karenanya Kemenkop dan UKM berupaya memberikan solusi terkait dengan modal pembiayaan dan pemberdayaan seperti mengadakan pelatihan dan pendampingan dengan menggandeng berbagai institusi pendidikan dan komunitas wirausaha. Jika misalnya Gerakan Ampuh meminta diselenggarakan pelatihan, Kemenkop dan UKM siap untuk memfasilitasi.
[caption caption="Braman Setyo, Deputi III Pembiayaan Kemenkop dan UKM Menjelaskan Program Pembiayaan bagi UMKM (sumber foto: dokpri)"]
Nantinya hingga tahun 2019, akan ada 24.800 wirausaha pemula yang akan mendapat pembiayaan dengan nominal maksimal sebesar Rp 20 juta/orang. Sedangkan bagi 137.600 pelaku usaha mikro dan kecil akan mendapatkan pendampingan untuk mengakses KUR dimana bunga pinjamannya rendah, berkisar 9%/tahun dan untuk pinjaman kurang dari 25 juta akan mendapat fasilitas tanpa agunan.
Jumlah wirausaha pemula yang akan mendapatkan bantuan modal pada tahun 2016 sebesar 400 pelaku usaha. Nantinya pada tahun 2017 jumlahnya akan meningkat menjadi 6.200 pelaku usaha. Seleksi bantuan modal bagi wirausaha pemula tersebut akan dilakukan secara online melalui sistem e-proposal.
[caption caption="Seleksi Pembiayaan Bagi Wirausaha Pemula Tahun 2017 Secara Online (sumber: file presentasi Kemenkop & UKM)"]
Pemerintah saat ini memang serius untuk mengembangkan UMKM. Diharapkan hingga tahun 2019 lahir 1 juta entreprenuer di berbagai daerah di bawah bimbingan Kemenkop dan UKM dan juga peran serta pemerintah daerah untuk memajukan perekonomian di daerahnya.
Selain modal dan SDM, hal penting lainnya yang biasanya menjadi kendala pelaku usaha UMKM adalah pemasaran. Untuk hal ini Kemenkop dan UKM telah memiliki Galeri Indonesia Wow yang terbuka untuk masyarakat umum. “Di sini konsepnya tiada hari tanpa pameran,” ujar Braman. Kalangan umum bisa memamerkan produk dan menjualnya secara online dengan fasilitas marketplace yang disediakan Kemenkop dan UKM. Juga ada Hermawan Kartajaya dan Samuel Wattinema yang siap melakukan pendampingan bagi pelaku ekonomi kreatif. Pendampingan itu sangat penting karena berdasar riset, 70 persen pelaku UMKM itu gagal.
Mirwan Suwarso, pendiri Indonesia Entrepreneurship Initiative, mengamini tiga permasalahan yang dikemukakan Braman Setyo. Ia mencontohkannya dengan bisnis yang digelutinya sekarang, yaitu Super Soccer, yang juga menggandeng kalangan muda seperti pelajar SMA dan mahasiswa, untuk belajar berwirausaha.
Super Soccer sendiri pertumbuhannya sangat signifikan karena jumlah penggemar sepak bola di tanah air sangat besar. Jika dulu bisnisnya berkisar tentang fashion seperti baju dan sepatu, kini bisnisnya merambah ke game dan saluran teve berbayar seperti MU TV dan Juventus TV, dimana kalangan muda bisa membantu memasarkan dan mendapat komisi 50:50 dan 70:30 khusus warga Indonesia Timur.
Dalam beberapa bulan ke depan juga akan dibuka marketplace yang merupakan forum untuk menawarkan ide kreatif terkait dengan sepak bola. Misalnya ada yang menawarkan desain kaus, jika layak dan menarik maka Super Soccer akan memproduksi kaus tersebut dan keuntungannya akan dibagi 50:50. Sehingga anak muda di sini tidak perlu pusing memikirkan modal, hanya perlu melahirkan ide kreatif, jelas Mirwan.
Menurut Mirwan, seorang wirausaha perlu memiliki visi dan kemauan untuk terus maju. Ia sendiri tidak puas hanya bermain di pasar tanah air, ia mulai melirik pasar global. Kini Super Soccer telah merambah di 13 negara, seperti Jerman, Australia, dan beberapa negara Timur Tengah.
[caption caption="Mirwan Suwarso Sutradara yang Kini Aktif Memberdayakan Anak Muda Agar Punya Jiwa Wirausaha (sumber foto: dokpri) "]
Forum wirausaha dan pendampingan bagi Mirwan sangat penting agar pelaku usaha bisa saling berbagi pengalaman dan saling memberikan semangat. Sebab biasanya mereka yang beberapa kali produknya ditolak umumnya patah semangat, jelasnya.
Selain itu, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial tapi juga memiliki tantangan besar dalam menawarkan produk. Sebab, warganya besar tapi umumnya pelit untuk berbelanja. Sehingga apabila sebuah produk bisa laku di Indonesia, umumnya bakal lebih mudah memasarkannya di negara lainnya.
Dari penjelasan tiga narasumber tersebut, peluang anak muda punya usaha terbuka lebar. Dengan semakin kuatnya sektor UMKM dan pemberdayaan SDM maka Indonesia bisa percaya diri berkompetisi di era MEA. Nah anak muda siapkah Kalian punya usaha?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H