Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anak Muda Punya Usaha Bukan Sekedar Impian

29 Maret 2016   11:28 Diperbarui: 29 Maret 2016   12:05 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dua Narasumber Diskusi Anak Muda Punya Usaha: Mirwan Suwarso (tengah) dan Braman Setyo (kanan) (sumber foto: dokpri)"][/caption]Pada era digital ini anak muda punya usaha bukan lagi sekedar impian. Apalagi dengan hadirnya berbagai wadah yang mencetakentrepreneur muda seperti Gerakan Anak Muda Punya Usaha (Gerakan Ampuh) dan Indonesia Entrepreneurship Initiative. Kini kamus sukses bukan hanya mereka yang bermodal besar.

Dulu memiliki usaha pada saat masih muda terasa di awang-awang. Modal menjadi permasalahan utama. Anak muda yang masih hijau di dunia entrepreneurship rasanya mustahil mendapatkan pinjaman modal dari bank. Alhasil entrepreneur era konvensional ditengarai sebagian besar berasal dari orang kaya.

Dimas Oky Nugroho penggagas Anak Gerakan Ampuh membuka acara diskusi Ampuh Berwirausaha di Sektor Kreatif Anak Muda Kreatif dan UMKM Digital yang diselenggarakan Forum Berbagi Ilmu (FBI) dengan mengemukakan bahwa saat inientrepreneur muda mulai tumbuh hingga di kota-kota kecil. Mereka umumnya merupakan generasi milenial yang lahir di era digital serta terbuka terhadap gagasan dan dinamika teknologi.

 [caption caption="Dimas Oky Nugroho (kiri) dari Gerakan Ampuh Mendorong Anak Muda Punya Usaha (sumber foto: dokpri)"]

[/caption]Pada era digital ini modal tetap diperlukan tapi bukan hal yang utama. Masalah modal yang dulunya membuat banyak orang mengurungkan niatnya untuk membuka usaha kini terbuka lebar dengan adanya model pembiayaan dari Kementerian Koperasi dan UKM yang meringankan dan membantu para pelaku usaha dari kalangan wirausaha muda.

Dengan adanya model pembiayaan dan program pemberdayaan UMKM, maka anak muda tinggal berfokus pada gagasan dan kreativitas untuk menjadi produsen. Anak muda saat ini jangan hanya bisa sebagai konsumen akan tetapi jadi produsen, saran Dimas.

“Hanya anak muda yang berjiwa entrepreuner yang bisa membawa perubahan dan membawa bangsa ini kompetitif di era globalisasi, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan berwirausaha di situlah sesungguhnya nasionalisme anak-anak muda berwujud”, ujar Dimas panjang lebar. Peluang berwirausaha ini jangan disia-siakan oleh karena sejak era digital inilahpara entrepreneur bisa merasakan masa emasnya. Meski demikian, Inovasi dan kreativitas mereka perlu dikelola dan diarahkan agar usaha tersebut bisa maju dan berkembang.

Terkait dengan model pembiayaan, Braman Setyo, Deputi III Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM dalam diskusi yang dihelat di Bakoel Koffie, Cikini, menjelaskan program-program Kemenkop & UKM terutama berkaitan dengan bantuan pembiayaan bagi wirausaha pemula (start up) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Yang dimaksud dengan wirausaha pemula berdasar RUU Tentang Kewirausahaan Nasional yaitu WNI yang memulai kegiatan berwirausaha dalam kategori usaha mikro dan kecil dengan jangka waktu kurang dari 42 bulan sejak terdaftar di lembaga perizinan usaha.

Mengapa wirausaha pemula yang sebagian besar masih masuk dalam kategori usaha mikro menjadi tumpuan perhatian? Hal ini disebabkan ada 55,85 juta pelaku usaha mikro atau sekitar 98,79% dari total pelaku UMKM. Pelaku usaha mikro ini ditengarai dengan aset di bawah Rp 50 juta dan omzet kurang dari 300 juta/tahun.

[caption caption="Pelaku Usaha Mikro Sangat Dominan di UMKM Indonesia (sumber: file presentasi Kemenkop & UKM)"]

[/caption]Pelaku usaha mikro ini selain memiliki permasalahan berkaitan dengan  akses pembiayaan dari bank juga memiliki permasalahan dalam hal kualitas SDM. Dari 17.105 wirausaha pemula yang diberikan bantuan pembiayaan dalam kurun waktu 2011-2015, 45% di antaranya tidak berkembang.

Oleh karenanya Kemenkop dan UKM berupaya memberikan solusi terkait dengan modal pembiayaan dan pemberdayaan seperti mengadakan pelatihan dan pendampingan dengan menggandeng berbagai institusi pendidikan dan komunitas wirausaha. Jika misalnya Gerakan Ampuh meminta diselenggarakan pelatihan, Kemenkop dan UKM siap untuk memfasilitasi.

 [caption caption="Braman Setyo, Deputi III Pembiayaan Kemenkop dan UKM Menjelaskan Program Pembiayaan bagi UMKM (sumber foto: dokpri)"]

[/caption]Di antara 17.105 wirausaha pemula yang telah dibantu dalam hal modal, 50 persen di antaranya pelaku usaha digital. Hal ini juga dipengaruhi oleh potensi pasar online yang begitu besar. Dari 2013 ke 2016 ada pertumbuhan potensi berkisar Rp 221 Triliun menjadi Rp 325 Triliun.

Nantinya hingga tahun 2019, akan ada  24.800 wirausaha pemula yang akan mendapat pembiayaan dengan nominal maksimal sebesar Rp 20 juta/orang. Sedangkan bagi 137.600 pelaku usaha mikro dan kecil akan mendapatkan pendampingan untuk mengakses KUR dimana  bunga pinjamannya rendah, berkisar 9%/tahun dan untuk pinjaman kurang dari 25 juta akan mendapat fasilitas tanpa agunan.

Jumlah wirausaha pemula yang akan mendapatkan bantuan modal pada tahun 2016 sebesar 400 pelaku usaha. Nantinya pada tahun 2017 jumlahnya akan meningkat menjadi 6.200 pelaku usaha. Seleksi bantuan modal bagi wirausaha pemula tersebut akan dilakukan secara online melalui sistem e-proposal.

 [caption caption="Seleksi Pembiayaan Bagi Wirausaha Pemula Tahun 2017 Secara Online (sumber: file presentasi Kemenkop & UKM)"]

[/caption]Oleh karenanya, Braman  meminta kalangan muda untuk bersiap-siap dengan gagasan bisnis. Persyaratan detail akan proposal tersebut akan diumumkan ke khalayak umum sekitar semester kedua tahun 2016, sehingga pada awal 2017 dana tersebut sudah cair dan siap digunakan oleh wirausaha pemula. Adapun kewajiban bagi penerima bantuan modal tersebut adalah laporan secara berkala seperti pertumbuhan usaha, manfaat, dan dampak atau kontribusi usaha tersebut bagi lingkungan di sekelilingnya.

Pemerintah saat ini memang serius untuk mengembangkan UMKM. Diharapkan hingga tahun 2019 lahir 1 juta entreprenuer di berbagai daerah di bawah bimbingan Kemenkop dan UKM dan juga peran serta pemerintah daerah untuk memajukan perekonomian di daerahnya.  

Selain modal dan SDM, hal penting lainnya yang biasanya menjadi kendala pelaku usaha UMKM adalah pemasaran. Untuk hal ini Kemenkop dan UKM telah memiliki Galeri Indonesia Wow yang terbuka untuk masyarakat umum. “Di sini konsepnya tiada hari tanpa pameran,” ujar Braman. Kalangan umum bisa memamerkan produk dan menjualnya secara online dengan fasilitas marketplace yang disediakan Kemenkop dan UKM. Juga ada Hermawan Kartajaya dan Samuel Wattinema yang siap melakukan pendampingan bagi pelaku ekonomi kreatif. Pendampingan itu sangat penting karena berdasar riset, 70 persen pelaku UMKM itu gagal.

Mirwan Suwarso, pendiri Indonesia Entrepreneurship Initiative, mengamini tiga permasalahan yang dikemukakan Braman Setyo. Ia mencontohkannya dengan bisnis yang digelutinya sekarang, yaitu Super Soccer, yang juga menggandeng kalangan muda seperti pelajar SMA dan mahasiswa, untuk belajar berwirausaha.

Super Soccer sendiri pertumbuhannya sangat signifikan karena jumlah penggemar sepak bola di tanah air sangat besar. Jika dulu bisnisnya berkisar tentang fashion seperti baju dan sepatu, kini bisnisnya merambah ke game dan saluran teve berbayar seperti MU TV dan Juventus TV, dimana kalangan muda bisa membantu memasarkan dan mendapat komisi 50:50 dan 70:30 khusus warga Indonesia Timur.

Dalam beberapa bulan ke depan juga akan dibuka marketplace yang merupakan forum untuk menawarkan ide kreatif terkait dengan sepak bola. Misalnya ada yang menawarkan desain kaus, jika layak dan menarik maka Super Soccer akan memproduksi kaus tersebut dan keuntungannya akan dibagi 50:50. Sehingga anak muda di sini tidak perlu pusing memikirkan modal, hanya perlu melahirkan ide kreatif, jelas Mirwan.

Menurut Mirwan, seorang wirausaha perlu memiliki visi dan kemauan untuk terus maju. Ia sendiri tidak puas hanya bermain di pasar tanah air, ia mulai melirik pasar global. Kini Super Soccer telah merambah di 13 negara, seperti Jerman, Australia, dan beberapa negara Timur Tengah.

 [caption caption="Mirwan Suwarso Sutradara yang Kini Aktif Memberdayakan Anak Muda Agar Punya Jiwa Wirausaha (sumber foto: dokpri) "]

[/caption]Untuk marketplace, akan menjadi wadah bagi kalangan muda untuk menawarkan gagasan. Super Soccer juga bekerja sama dengan beberapa bank sehingga produk yang dipasarkan oleh Super Soccer bisa ditawarkan dengan cicilan nol persen.  Nah terkait dengan ide kreatif, Mirwan menyarankan agar ide tersebut dijaga baik-baik karena sangat berharga dan riskan dicuri. Untuk itu ide tersebut perlu dideskripsikan secara detail. Di forum ini juga akan dibagikan ilmu kewirausahaan seperti membuat rencana bisnis, studi kelayakan bisnis, dan sebagainya. Saat ini Super Soccer telah berkeliling ke kampus-kampus  dengan mengadakan workshop wirausaha untuk mendorong kalangan muda berani berbisnis.

Forum wirausaha dan pendampingan bagi Mirwan sangat penting agar pelaku usaha bisa saling berbagi pengalaman dan saling memberikan semangat. Sebab biasanya mereka yang beberapa kali produknya ditolak umumnya patah semangat, jelasnya.

Selain itu, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial tapi juga memiliki tantangan besar dalam menawarkan produk. Sebab, warganya besar tapi umumnya pelit untuk berbelanja. Sehingga apabila sebuah produk bisa laku di Indonesia, umumnya bakal lebih mudah memasarkannya di negara lainnya.

Dari penjelasan tiga narasumber tersebut, peluang anak muda punya usaha terbuka lebar. Dengan semakin kuatnya sektor UMKM dan pemberdayaan SDM maka Indonesia bisa percaya diri berkompetisi di era MEA. Nah anak muda siapkah Kalian punya usaha?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun