[caption caption="Diskusi Bareng dengan Penggiat Ekonomi Kreatif Dipandu Liviana Cherlisa"][/caption]
26 November 2015 menandai 25 tahun kontribusi PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) di bidang bisnis logistik di Indonesia. Bisnisnya makin melejit dan makin variatif seiring perusahaan yang makin matang dan pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia yang makin cerah.
Hingga saat ini JNE telah memiliki 5000 titik layanan dan 13 ribu pegawai Bisnisnya pun tak tanggung-tanggung dengan rata-rata 400 ribu pengiriman/hari dimana terjadi kenaikan 39% dibanding tahun 2014. Layanan one night service dan same day juga makin digemari dimana layanan ini tersedia di 28 kota besar. Saat ini JNE juga telah melakukan pengiriman ke lebih dari 100 negara dan juga siap melakukan layanan jemput barang yang akan dikirim.
[caption caption="Perkembangan dan Keberhasilan JNE Tahun 2015"]
Pertumbuhan bisnis logistik ini terlihat sejak tujuh tahun terakhir dimana kenaikan turut dipengaruhi kenaikan konsumsi domestik dan berkembangnya e-commerce, pertumbuhan golongan menengah, serta dengan kenaikan penetrasi internet dan handphone di masyarakat.
Golongan menengah di Indonesia saat ini memang memiliki kenaikan dari 74 juta tahun 2013 dan diperkirakan naik hingga 141 juta pada tahun 2020. Hingga saat ini telah lebih dari 74 juta pengguna internet dan lebih dari 260 juta pemilik handphone. Segmen e-commerce juga tumbuh drastis dimana pertumbuhannya dari tahun 2013 dan pada tahun 2016 mendatang diperkirakan mencapai 89,1 persen. Sedangkan dari sisi omzet diperkirakan akan naik dari USD1,8 miliar pada tahun 2013 menjadi USD4,49 miliar pada tahun 2016.
[caption caption="Presdir JNE Mohamad Feriadi Berkomitmen Mendekatkan Diri ke Pelanggan dengan Memberikan Layanan Berkualitas"]
Sejalan dengan bisnis logistik yang makin cerah dengan pertumbuhan e-commerce, JNE tidak mau berpangku tangan melaikan terus aktif berinovasi. Dengan usia ke-25 nya ini JNE mengusung tema 25 Tahun Merangkai Nusantara dan berupaya meningkatkan kualitas layanan serta semakin mendekatkan diri ke pelanggan. Pembenahan meliputi bidang infrastruktur, teknologi informasi, sumber daya manusia, dan jaringan serta peluncuran website baru beralamat di http://jne.co.id yang digadang-gadang lebih memudahkan pelanggan dalam menggunakan layanan JNE seperti melakukan tracking barang yang dikirim dan lebih interaktif.
[caption caption="Fitur Trace dan Track di Website JNE (jne.co.id)"]
[caption caption="JNE Loyalty Card Upaya Mendekatkan Diri pada Pelanggan"]
Hal ini menurut Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi dan CEO Grup JNE Abdul Rahim Tahir sejalan dengan komitmen JNE untuk terus berinovasi memberikan kemudahan pada pelanggan. Pada tahun 2016 mereka akan menambah 500 titik layanan hingga tingkat kecamatan dan akan terus meningkatkan digital tools karena saat ini adalah era digital. JNE juga akan terus meningkatkan bisnis lainnya selain pengiriman barang melalui darat, air dan udara, yakni bisnis kargo dan pergudangan. Gudang ini nantinya dapat disewa oleh perusahaan e-commerce untuk menyimpan barang.
[caption caption="No Customer Care dan Pickup Services"]
Saat ini layanan JNE yang unik dan diunggulkan adalah Pesona dan Jesika. Pesona atau Pesanan Oleh-oleh Nusantara merupakan layanan JNE yang dilakukan secara online bekerja sama dengan ratusan produsen makanan khas daerah. Jadi bagi yang kangen masakan khas daerahnya atau ingin icip-icip kuliner khas daerah lainnya bisa menggunakan layanan Pesona. Sedangkan Jesika atau Jemput Asi Seketika adalah layanan yang ditujukan bagi wanita karier sekaligus ibu menyusui yang ingin selalu memberikan ASI bagi anaknya di rumah. Jesika menggunakan kurir wanita dengan perlengkapan khusus sehingga ASI tidak basi.
[caption caption="Layanan Pesona dan Jesika"]
[caption caption="Promo Jesika Selama Desember 2015"]
Dengan slogan ‘connecting happines’, JNE berkomitmen untuk turut berkontribusi pada pengembangan komunitas di Indonesia, termasuk membantu UKM di Indonesia untuk tumbuh.
[caption caption="CEO Grup JNE Abdul Rahim Tahir"]
Pertumbuhan Teknologi dan Peluang Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif memang menjadi salah satu industri yang pertumbuhannya drastis sejak satu dekade terakhir. Menurut Ricky Pesik, Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif, pada tahun 2005 ekonomi kreatif telah menyumbang 6,1 persen di perekonomian dunia dan kontribusinya semakin besar tiap tahunnya.
[caption caption="Ricky Menjelaskan Badan Ekonomi Kreatif dan Peluang Ekonomi Kreatif Masa Kini"]
Ia lalu mencontohkan bisnis film dunia dimana terdapat produksi empat ribu film pertahun dari Hollywwod, Bollywood dan Nollywood (Nigeria). Sejak tahun 1998 sudah lebih dari 25 miliar lagu yang diunduh melalui iTunes dimana hal ini menunjukkan bisnis hiburan yang termasuk dalam ekonomi kreatif tetap eksis dan selalu dibutuhkan. Ini merupakan peluang bagi industri hiburan Indonesia untuk meningkatkan kualitasnya dan berkiprah di pasar global.
Badan Ekonomi Kreatif saat ini berdiri sendiri dan terpisah dari Kementerian Pariwisata. Meski usianya belum genap setahun, diharapkan kehadiran badan ini membentuk ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia. Ricky yakin ekonomi kreatif akan terus eksis dan bisa menjadi tumpuan ekonomi karena akan selalu hadir manusia baru dengan gagasan baru.
Ekonomi kreatif sendiri terdiri atas pengembang digital (digital developer), arsitekur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi dan video, fotografi, barang kerajinan, kuliner, musik, penerbitan, iklan, seni pertunjukan, fine art (seni rupa), radio dan televisi.
Ia berharap nantinya regulasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif. Lima tahun ke depan akan menjadi periode emas ekonomi kreatif karena pertumbuhan kelas menengah dan bonus demografi. Oleh karenanya masyarakat Indonesia harus berani menuangkan gagasan baru yang menjual. Gagasan itulah yang menjadi tumpuan ekonomi kreatif. “Saya harap ke depan Indonesia jangan hanya jadi pasar,” ujarnya.
[caption caption="Achmad Zaky Mengungkap Profil UKM di Indonesia yang Didominasi Kelas Mikro"]
CEO Buka Lapak Achmad Zaky juga merasakan manfaat dari teknologi dan imbas positif dari teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia. Teknologi merupakan senjata baru dan membuka lapangan pekerjaan.
Sejak penemuan mikroprosesor, sistem operasi DOS, internet, mobile phone dan seterusnya perkembangan teknologi semakin cepat. Adanya internet, media sosial, dan mobile phone membuat peluang baru dan menumbuhkan semangat enterpreneurship.
Ia mencontohkan usahanya, bukalapak.com dimana setelah lima tahun berdiri dapat menggandeng 500 ribu UKM dengan total transaksi mencapai milyaran rupiah perhari. Namun dengan angka tersebut ia belum berpuas diri karena di Indonesia UKM masih didominasi kelas mikro yakni 95% dimana mereka memiliki produktivitas dan omzet yang rendah. Untuk itu ia berharap usahanya dapat membantu UKM mikro untuk mendistribusikan produk/jasanya. Karena terbukti internet mampu memperkuat UKM.
Menurut Achmad Zaki, dengan adanya internet maka rumus mendirikan usaha tidak lagi berlaku. Dunia menjadi setara dimana internet merubuhkan pengetahuan, modal dan keuangan serta jaringan personal. Siapapun bisa menjadi sukses dengan memanfaatkan peluang dari teknologi saat ini dan tidak menutup kemungkinan lahirnya CEO-CEO baru yang masih muda di Indonesia.
Tentang era digital di Indonesia hal ini diakui menjadi bahan yang menarik diamati ujar Iwan Setyawan, Ceo Provetic. Saat ini dengan adanya media sosial maka banyak yang bisa diamati dari tren golongan menengah saat ini yang pertumbuhannya signifikan dan kehadirannya diprediksi akan banyak lahir di kawasan Asia Pasifik terutama India, Tiongkok, dan Indonesia.
[caption caption="Iwan Setyawan Membahas Tren Golongan Menengah di Indonesia"]
Ada beberapa tren golongan menengah di Indonesia seperti sadar terhadap brand global sehingga menyukai berbelanja barang fashion di brand terkenal; mulai gemar berlibur dan peduli terhadap kesehatan dengan berolah raga terutama lari dan fitness juga produk organik, berwisata kuliner dan membeli sesuatu yang baru dan ngetren sehingga rela antri untuk mendapatkan gadget baru. Mereka juga menyukai produk/jasa yang sophisticated dan personalized dimana sesuai dengan nilai yang mereka anut
Tren digital dan hadirnya digital banking menumbuhkan lahirnya e-commerce dan mobile e-commerce. Uniknya banyak yang membicarakan produk/jasa dan merk dengan percakapan di media sosial seperti facebook, twitter, dan instagram sehingga penting bagi suatu perusahaan maupun UKM untuk mengenalkan produk dan brand mereka melalui media sosial.
[caption caption="Hiburan Stand Up Comedy"]
Acara Kompasiana nangkring bersama JNE dengan tema Industri Kreatif pada Era Digital ini dihelat 11 Desember di Auditorium Kantor Pusat JNE di Tomang Raya. Acara ini dipandu oleh Liviana Cherlisa. Acara ini dimeriahkan oleh stand up comedy dan kejutan berupa perayaan ulang tahun bung Pepih Nugraha.
[caption caption="Eh Ada yang Ulang Tahun"]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI