Saat sadar, ia lalu membuka pintu dan menemukan dunia yang berbeda dengan asalnya. Ia berada di sebuah desa yang asri. Desa yang sejuk dengan pepohonan hijau sana sini. Wah sepertinya aku kembali ke maa 20-30 tahun silam, pikir Ben.
Ben lalu penasaran akan keberadaan Nero. Eh kucing itu berbalik dan malah kembali masuk ke mesin waktu setelah pipis di sepatu Ben. Ia kemudian menhjilang bersama mesin waktu meninggalkan Ben ke tempat asing ini.
Ya tak apalah dunia jauh dari teknologi. Hidupku pasti bakal nyaman di tempat yang masih desa dan asri ini. Bebas teknologi, bebas voting dan jempol.
Tapi Ben merasa ada sesuatu yang aneh. Desa ini memang hijau ada banyak pepohonan. Tapi ketika ia meraba daunnya, serasa tak nyata. Daunnya seperti plastik.
Lalu ia melihat lalu lalang orang yang di antaranya asyik berbincang-bincang. Mereka menggunakan baju yang tak umum di mata Ben dan jalannya seperti meluncur dengan sepatu mirip sepatu roda. Ben mendengar obrolan mereka.
“Aku tadi belanja ikan KW-2 cukup dengan lima jempol. Kutawar dari yang tadinya tujuh jempol. Kalau ikan yang KW-1 masih mahal, perlu 15 jempol, “ ujar pria berkaca mata dengan gagang titanium.
“Eh aku malah tadi cukup klik vote menarik, langsung dapat makan siang gratis di gerai superstar,” jawab wanita di sampingnya.
Ben pun langsung lunglai.
--- TAMAT ---
Kisah fikber sebelumnya dan epilog berbeda bisa disimak di sini