Selesai mandi dan sarapan kue pancong dan bir plethok. Ben mbuka jendela lebar-lebar. Ia merasa kehidupan barunya yang indah membentang. Ia sudah dipecat jadi pegawai warnet. Namun ia tak sedih, ia yakin masa depannya bakal lebih cerah. Tapi kok bau dari jendela aneh-aneh ada bau kotoran ayam dan juga kotoran kucing. Duh ini pasti ulah kucing tambeng itu..Nero siapa lagi!!!
Saat makan siang beberapa kemudian dengan tumis petai dan tempe gembus, Ipin menghampirinya.
“Bang elo yakin jempol setan sudah musnah?”
“Sudah dong...ane sudah kebal kebul baca mantra mujarab dari Putri Jempol, pasti lenyap jempol sialan itu!”
Nih aku masih bisa klik vote dan klik jempol di Kempesianu dan fesbuk, jadi belum hilang Bang. Jempol setannya mungkin sudah koit, murid-muridnya masih menyebar. “ Ipin menjelaskan dengan gamblang sementara Ben menganga.
Ben menghentikan suapannya. Ia terhenyak kaku. Jadi hanya setan jempol alias jempol setan yang KO, aktivitas muridnya masih menggurita. Astaga!!!
Mesin Waktu
Ben terpekur. Benar kata Ipin dunia maya masih hingar-bingar dengan vote dan jempol. Bahkan berita tak benar malah jadi ramai gara-gara tuyul jempol dan vote. Ah dunia seperti ini rasanya kurang cocok dengan idealismeku.
Aku sebenarnya bisa berpura-pura tidak tahu dan tak peduli, tapi aku adalah Ben...murid Ki Plenyun, meski cuma fiktif dan sudah benar-benar bertemu sosok Mahaguru Jati dan Putri Jempol.
Nero tiba-tiba muncul dari jendela ruang makan. Kucing itu muncul lagi..muncul lagi. Sudah pernah ia taruh di dus dan dimasukkan ke gerobak tukang loak eh muncul lagi. Malah ia kembali muncul bersama goodie bag seolah mengejaknya. Huuuhh kucing sialan!
[caption caption="Nero Dibuang di Dus Balik Lagi Lewat Goodie Bag"]
Nero terus berlari diikuti oleh Ben yang tersengal-sengal. Akhirnya Nero berhenti dan Ben yang hampir tersandung karena Nero mengerem mendadak menemukan sebuah benda aneh di depannya. Ada tulisan mesin waktu. Ben tertawa senang. Inilah jawaban dari semuanya. Aku bebas dari ajaran dan pengaruh jempol setan jika aku pergi ke masa lalu.
Ben kini berpegangan dengan ekor Nero memasuki mesin waktu itu. Tempatnya sempit Nero langsung melompat ke sana kemari, memencet tombol-tombol berisi angka-angka dan pintu pun tertutup. Mesin berputar kencang. Ben jadi mual dan ingin muntah tapi kemudian semuanya gelap.