Beni tak takut. Ia yakin ini hanya di alam mimpi. “Hei kucing gede Lu pasti majikan jempol setan?! Ayo mana jempol setan itu, mau kuhajar nih..”
Bukannya mengeong, kucing itu memang bisa berbicara. “Ben...Ben...mana bisa Lu lawan jempol setan...apa Lu tahu falsafah jempol itu kok malah nantangin jempol?! Kucing besar itu rupanya bijaksana. Nero mengeong dan berkata...”Beri hormat pada mahaguru Jati..”
“Haaaah jadi ini wujud asli mahaguru Jati...Ia kucing sekaligus manusia...!” Ben mengedip-ngedip tak menyangka bertemu idolanya di Kempesianu.
“Anu...apa Mahaguru Jati ini pemilik jempol setan itu?”
Kucing besar itu tertawa..ia menunjuk ke Nero....Coba perhatikan mana bagian jempol kucing?
Beni memperhatikan..ia bingung mana bagian jempol dari si kucing, jadi pendapatnya salah, mahaguru tersebut bukanlah majikan jempol setan.
“Beni..Beni Kamu masih mentah...tidak tahu falsafah dari jempol itu..Cobalah bertanya pada putri jempol, ia akan menuntunmu memecahkan misteri jempol setan itu...”
Setelah memberikan petunjuk terakhir, Mahaguru Jati dan para kucing itu lenyap. Hanya Nero yang masih ada di depannya. Kucing itu pun langsung ngacir setelah membuat basah sepatu Beni dengan air seninya.
“Waduh petunjuk apa lagi nih..kenapa ane bisa masuk ke cerita ane...siapa putri jempol itu? Kalau cantik kunikahin aja sekalian..”
Ben tidak tahu misteri besar masih menunggu untuk dipecahkannya. Sementara itu bau kurang sedap dari Nero mulai menguar. Dan di seberang terdengar lamat-lamat lagu Ben karya Michael Jackson.
Ben, you're always running here and there
You feel you're not wanted anywhere
If you ever look behind
And don't like what you find
There's something you should know
You've got a place to go