Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Baru Nol Koma Sekian Persen Pulau dan Garis Pantai Indonesia Kususuri

20 Oktober 2015   22:59 Diperbarui: 22 Oktober 2015   17:59 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ayo-ayo yang Semangat Menyusuri Pantai di Sawarna"][/caption] Sebagai negeri kepulauan, Indonesia benar-benar kaya akan kekayaan bahari sebagai rupa pesona indonesia. Bukan hanya kekayaan berupa hasil lautan, melainkan juga keindahan panoramanya yang luar biasa. Ada lebih dari 17 ribu pulau dan garis pantai sepanjang hampir 100 kilometer. Wah kalau dihitung-hitung baru nol koma sekian persen pulau dan garis pantai yang telah kususuri. Masih ribuan pulau dan pantai-pantai menawan lainnya yang menunggu untuk dijelajahi.

Sejak kecil ayah mengenalkan saya pada pantai-pantai di Malang, seperti Pantai Balekambang dan Pantai Sendang Biru. Saat itu kedua pantai benar-benar masih perawan dan sepi. Rasanya puas banget bermain-main air dari pagi hingga sore hari. Bermain pasir kemudian berkejar-kejaran bersama kakak dan sepupu, baru kemudian bersantap siang dengan bekal yang sudah dibawa dari rumah.

Setelah bekerja, kegemaran saya akan berwisata bahari makin menjadi-jadi, meskipun wisata alam lainnya tetap tak kalah menarik, seperti berwisata ke air terjun dan ke daerah pegunungan. Saya baru tahu ada banyak hal asyik lainnya yang bisa digali dari bewrisata bahari, selain berenang, bermain pasir di pantai, atau memancing.

Saat berwisata bahari, kita bisa snorkeling, menyelam, ikut program menanam bakau dan konservasi terumbu karang, berenang dengan anak hiu, memanen rumput laut, serta melakukan beragam olah raga air, seperti bermain banana boat, berkano, mengendarai jet ski, mencoba parasailing atau fying fish. Ada juga olah raga seperti berselancar air yang belum pernah saya cicipi, juga olah raga ekstrem seperti bunge jumping yang benar-benar menguji nyali.

 [caption caption="Kita Bisa Ikut Membantu Memanen Rumput Laut dan Membeli di Petani Rumput Laut di Bali"]

[/caption]

Manakah wisata bahari favorit saya? Hemmmm agak bingung juga untuk menentukan. Pasalnya, semua destinasi wisata bahari di Indonesia meninggalkan kesan, dari kepulauan Seribu seperti Pulau Tidung yang memiliki jembatan cantik, pulau Sempu yang seperti pulau pribadi, gosong di Kepulauan Derawan yang pasirnya begitu putih dan halus, hingga pantai Parai Tengiri yang tenang, semuanya memiliki cerita yang asyik untuk dibagikan. Cerita akan keindahan wisata bahari bukan hanya panoramanya yang memanjakan mata, melainkan juga pelaku wisata yang ada di lokasi wisata tersebut juga kebersihan dan kekayaan sumber daya hayatinya.

 [caption caption="Pantai Parai Tengiri yang Tenang"]

[/caption] Dan rupanya pantai bukan hanya digemari oleh manusia. Saat berjalan-jalan di Taman Wisata Pangandaran, ada beberapa monyet asyik berlarian di pantai. Eh lucunya ada yang asyik memoles lipstik sembarangan di wajahnya, entah darimana mendapatkannya, sehingga membuat kami terpingkal-pingkal menontonnya. Eh ada juga yang menggembalakan kerbau di pantai Sawarna. Pemandangan yang jarang saya jumpai ini membuat saya antusias untuk menyimaknya.

 [caption caption="Eh Kerbau Juga Suka Jalan-jalan di Pantai Sawarna"]

[/caption] Jika digali ada beberapa pengalaman menarik tentang berwisata bahari di Indonesia. Baru kemarin lusa (18/10) saya mengunjungi Pantai Glagah di Jalan Daendels yang tak jauh dari Wates, Yogyakarta.

Tiket masuknya murah, hanya Rp 3 ribu dan Rp 5ribu untuk kendaraan pribadi. Wah rupanya meskipun hawa begitu terik tak menyurutkan warga sekitar dan wisatawan dari berbagai daerah untuk berwisata di pantai ini.

Parkir kendaraan penuh dengan bus wisata dan kendaraan pribadi. Eh kemudian muncul kereta kelinci yang mengangkut dua rombongan anak-anak beserta keluarga.Seperti Pantai Kukup di Yogya, sebelum tiba di pantai, wisatawan disuguhi aneka dagangan. Wah bukan hanya suvenir kerajinan dari ikan atau olahan hasil laut seperti rempeyek udang, tapi juga hasil bumi seperti semangka, melon, sayur, dan aneka bawang. Benar-benar seperti pasar pindah hahaha.

[caption caption="Walah Jualan Hasil Bumi Seperti Sayur, Buah, dan Bawang Juga"]

[/caption] Jalan diapit dua deret pedagang ini kotor oleh sampah pengunjung. Setelah kulonuwun sana sini akhirnya saya bisa tiba ke pantainya. Ternyata pasirnya hitam, khas pantai selatan, tapi tetap cakep untuk bermain dan berfoto. Ada payung dan alas untuk berpiknik, serta wisata naik perahu di laguna yang diminati keluarga dengan tarif Rp 5 ribu/penumpang. Di pantainya ada banyak yang bermain pasir dan berkejaran ombak. Ada pula yang sabar memancing di sisi lainnya. Tidak ada yang berenang kecuali di pinggiran karena ombak laut selatan yang terkenal ganas. Saya menikmati hawa dan angin laut yang membantu mengusir panas yang menyengat.

 [caption caption="Wisatawan Asyik Bercanda dengan Ombak di Pantai Glagah"]

[/caption] Para wisatawan nampak bersenang-senang. Sedangkan saya di sisi lain merasa terusik dengan keberadaan sampah di sana sini yang merusak pemandangan. Pantai ini sebenarnya indah dan nyaman, namun kesan yang terlihat kumuh dan berantakan.

[caption caption="Duh Mana Tempat Sampahnya?"]

[/caption] Beda dengan pengalaman saat menikmati pagi hari di desa nelayan Poto Tano. Laut begitu nampak hangat dengan matahari terbitnya yang keemasan Tak jauh dari penginapan saya sudah menikmati keindahan panorama laut dengan perahu nelayan yang baru pulang setelah semalam melaut. Keindahan yang diperoleh dengan cuma-cuma, hanya memandangi lautan dan kondisi sekitar, namun sangat berkesan.

Bagi saya menikmati wisata bahari bukan hanya panorama indah atau fasilitas bermain yang lengkap. Tumpukan sampah atau sampah berserakan bisa membuat kesan buruk, begitu juga pedagang yang tidak teratur atau yang suka memaksa seperti di Tanjung Aan, Lombok. Pantai yang sederhana ataupun yang komplet asal tetap menjaga lingkungan dan nyaman akan membuat perjalanan menjadi berkesan.

 [caption caption="Pagi Hari di Poto Tano yang Sangat Berkesan"]

[/caption] Perjalanan wisata bahari ini makin membuat saya kagum akan pesona Indonesia, oleh karena masih banyak pulau yang belum saya kenal dan saya jelajahi. Menurut Badan Informasi Geospasial (BIG) ada 99.093 kilometer garis pantai dan 13.466 pulau yang telah diberi nama dan diakui PBB, sedangkan 4 ribu lainnya masih didata ulang dan diverifikasi. Semoga pulau dan pantai tersebut mampu menjadi salah satu pesona Indonesia menggantikan Bali yang sudah penuh sesak oleh wisatawan, dengan catatan tidak hanya dieksploitasi namun juga mempertimbangkan kelestarian lingkungannya.

Ket Gambar: dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun