Saat tol Cipali baru dibuka ada saja ulah aneh-aneh pengguna jalan. Di media sosial ada yang memamerkan foto selfie di gerbang tol Cipali. Ada juga yang bercerita melihat ada satu mobil yang berhenti dan berbuka puasa di bahu jalan. Entah kabar itu hoax atau memang nyata, berhenti di bahu jalan tol sangat membahayakan mobil-mobil di belakangnya. Di Tempo juga ada berita dimana bus menurunkan penumpang di bahu jalan tol agar penumpangnya bisa buang air kecil. Hal ini dikarenakan rest area sangat penuh hingga mengular. Hal-hal ini sangat berbahaya dan seharusnya pengelola bisa lebih tegas menindak mereka.
Â
Lebih Mengedepankan Pelayanan
Dengan tarif yang cukup mahal yaitu Rp 96 ribu (tarif normal) maka pengguna tol seharusnya mendapatkan layanan yang prima. Jika berdalih layanan masih terbatas karena pembukaan jalan tol yang jauh sebelum waktunya maka untuk menambal kekurangan tersebut LMS harus bekerja ekstra keras.
Tempat istirahat harus segera ditingkatkan layanannya, dari segi toilet hingga ketersediaan pedagang makanan. Risiko kecelakaan harus terus ditekan. Sebaiknya di gerbang tol Cikopo ada layar monitor bagi pengguna tol tentang kondisi jalan tol apakah lancar, tersendat, dan sebagainya. Jika gerbang keluar Palimanan penuh maka juga ada petunjuk agar pengguna jalan tol bisa keluar sebelum gerbang tol tersebut. Begitu juga dengan tempat istirahat, sebelum memasuki tempat istirahat, di bahu jalan ada petunjuk yang menjelaskan kondisi TI apakah telah sarat mobil sehingga pengendara bisa lanjut ke TI berikutnya.
[caption caption="Ruang Monitoring CCTV Mengetahui Kondisi Tol Cipali"]
Tentang kapasitas jalan tol juga menarik untuk dicermati mulai saat ini. Saat ini jumlah lajur 2x2 dan berkapasitas 25 ribu kendaraan/hari. Ke depan seiring dengan pertambahan kendaraan, bisa jadi akan dilakukan pelebaran ke arah median yakni 2x3. Jika rasionya semakin padat suatu saat akan dimaksimalkan 2x4. Namun apakah pelebaran jalan satu-satunya jawaban untuk menambah kapasitas jalan tol, hal ini perlu dipikirkan dari sekarang karena laju pertambahan kendaraan di Indonesia yang pesat.
Â
Lebih Responsif Terhadap Isyu Sosial
Hingga saat ini masih ada isyu sosial terkait Tol Cipali yang beredar di media massa, yaitu perpindahan makam tanpa ritual dan berdialog dengan ahli waris serta ganti rugi bagi warga yang mengalami pembebasan lahan.
Tol Cipali sebenarnya bukan proyek instan. Tol ini memang dikerjakan secara serentak selama 28 bulan sejak 1 Februari 2013 dan resmi dibuka pada 13 Juni 2015, namun perencanaannya sudah sejak pertengahan tahun 1990-an dan pembebasan lahan sejak tahun 2006.