KA Penataran yang masuk kelas ekonomi memiliki tarif Rp 15 ribu dengan pilihan waktu beragam. Sedangkan KA Bima hanya sekali sehari dan tarifnya berkisar Rp 40ribu. Memang cukup mahal jika dibandingkan dengan kelas ekonomi. Naik buspun ke Malang-Surabaya plus bus kota untuk ke pusat kota Surabaya berkisar Rp 25 ribu untuk ekonomi. Tapi jika disandingkan dengan bus patas AC Malang-Surabaya maka tarifnya tak jauh berbeda. Jika pilihan waktunya pas maka tidak ada salahnya naik KA Bima menuju Surabaya ataupun ke Malang dengan jadwal sekitar pukul 06:30 dari Stasiun Gubeng.
Pemandangan panorama selama perjalanan Malang-Surabaya ini indah dengan hamparan sawah dan latar belakang pegunungan. Jika naik KA Penataran umumnya ditempuh selama tiga jam, dengan KA Bima bisa dipersingkat satu jam.
 [caption caption="Panorama Sepanjang Perjalanan"]
[caption caption="Sawah Menghampar yang Menyejukkan Mata"]
KA Bima ini singgah dan menaikkan/menurunkan penumpang di Mojokerto, Madiun, Solo, Yogya, Cirebon, Jatinegara dan berakhir di Gambir. Untuk fasilitasnya ada kursi nyaman 2-2, bantal dan selimut, bagasi tanpa tutup di bagian atas, charger, televisi dan toilet. Untuk fasilitas lebih oke KA Sembrani yang kami tumpangi saat mudik ke Malang karena bagasinya mudah ditutup seperti bagasi pesawat.
Nah bagi yang ingin ke Malang atau dari Malang menuju Jakarta tidak perlu cemas kehabisan tiket KA Gajayana karena ada pesaing kuatnya KA Bima. Dengan makin banyaknya rute kereta api ke Malang maka diharapkan keduanya semakin kompetitif dalam memberikan pelayanan prima kepada para penumpangnya. Termasuk juga rajin-rajin memberikan tiket promo:)
[caption caption="Gunung Arjuno yang Gagah"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H