Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

KA Bima Si Rival Tangguh KA Gajayana

24 Juli 2015   08:55 Diperbarui: 4 April 2017   18:02 29251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Stasiun Kota Baru Malang"]

[/caption]

Jika KA Gajayana berdasarkan jadwal sejak April 2015 tersebut start pukul 13:30 dan tiba di Gambir pukul 04:00 maka KA Bima memiliki jadwal yang menurut saya lebih enak yaitu pukul 14:25 dan tiba di Gambir pukul 05:30. KA Bima lebih lama 35 menit karena berhenti sekitar 30 menit di KA Gubeng yang merupakan stasiun utamanya. Untuk fasilitas dan tarifnya juga sebelas duabelas. Tarif berkisar Rp 400-500 ribu. Terkadang memang lebih murah KA Gajayana untuk kelas terendah, tapi kelas tersebut cepat sekali habis. Untuk fasilitasnya pun sama, penumpang hanya mendapat bantal dan selimut.

 

KA Bima Kereta Elit Masa Lampau

Ketika ayah mengetahui kami akan naik KA Bima untuk perjalanan kembali ke Jakarta, ia bercerita jika dulu KA Bima adalah kereta elit. Orang bakal bangga selangit masa itu jika sudah pernah naik KA Bima.

Dan memang benar KA Bima adalah kereta eksekutif AC pertama yang diresmikan tahun 1967. Yang paling populer dari KA yang memiliki kepanjangan nama Biru Malam ini adalah gerbong tidurnya sehingga disebut kereta tidur. Nama Biru Malam ini berarti kereta berwarna biru yang berangkat pada malam hari. Selain itu Bima juga dianalogikan dengan tokoh wayang Bima yang kokoh dan dapat diandalkan.

Dengan adanya gerbong tidur ini maka penumpang bisa tidur nyaman selama berkereta, kisah ayah. Wah wah wah mendengar kisah ayah ini jadi ingin mencobai kereta dengan gerbong tidur seperti di kisah-kisah detektif jaman dulu.

Setelah kehadiran KA Argo maka kejayaan KA Bima pun sirna. Argo Anggrek lebih cepat 3-4 jam dari KA Bima. Selain Argo Anggrek pesaingnya saat ini adalah KA Sembrani dan KA Gumarang. Yang membedakan ketiga kereta tersebut start dari Stasiun Pasar Turi, sedangkan KA Bima mengambil jalur selatan seperti KA Gaya Baru dan start di Stasiun Gubeng.

[caption caption="Tempat Duduk Nyaman"]

[/caption]

Saat kami naik KA Bima dari Stasiun Kota Baru Malang penumpang tidak banyak, hanya segelintir orang. Menariknya sebagian penumpang tersebut adalah penumpang jarak pendek. Ada yang turun di Stasiun Lawang, Stasiun Sidoarjo dan beberapa turun di Surabaya. Jempol buat KA Bima karena pandai memanfaatkan celah bisnis. Menurut saya putusan KA Bima untuk memperpanjang rute ke Malang dan melayani perjalanan rute pendek sangat cerdik. Oleh karena KA Penataran Express yang melayani kelas eksekutif untuk tujuan Malang-Surabaya sudah lama dihentikan karena sepi penumpang.

[caption caption="Toilet ada di Ujung Tiap Gerbong "]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun