Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Money

#Di Balik Secangkir Kopi Ada Senyum Petani Kopi

14 Juni 2015   23:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:03 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Trip menuju perkebunan kopi dan pabrik Nescafe di Lampung bagi saya merupakan pengalaman yang berkesan. Ada warna-warni perjalanan dari menambah kawan baru, mengenal lebih dekat Lampung yang bentangan alamnya unik, antara daerah pantai dan dataran tinggi, juga menikmati keseruan perjalanan via kapal ferry.

 

Sebelum kami memasuki bus yang dikemudikan Pak Andi dan Pak Faiz, Pak Rizkie dan Pak Dimas dari Nescafe memberikan pengarahan singkat di Ruang Angin-angin, Gedung Nestle di Perkantoran Hijau Arkadia, Jakarta Selatan. Mereka berpesan agar kami menjaga keselamatan diri selama perjalanan dan bersenang-senang. Keep safe and fun.

 

Perjalanan menuju Lampung memang bukan kali pertama saya alami. Namun, perjalanan pertama saya lakukan ke pulau Krakatau yang rutenya berbeda dan saat itu perjalanan menuju Krakatau dengan kapal ferry  kami lakukan saat malam hari. Dan kesan antara perjalanan malam hari dan siang hari bersama ferry jelas berbeda. Saya bisa puas menikmati panorama selama melaut. Pulau Jawa yang berdiri megah berangsur-angsur lepas dari pandangan tergantikan perairan kebiruan Selat Sunda.

 

Kapal ferry yang kami tumpangi Kapal Sagita saat itu tidak terlalu sarat penumpang. Ruang VIP-nya bersih dan nyaman. Saat saya dan Nisa berputar-putar kami bertemu dengan tiga ABK yang ramah dan punya segudang cerita tentang suka duka mereka sebagai ABK. Kami diajak melihat-lihat restorasi yang nyaman dan buritan belakang yang lapang.

 

Dan dua jam kemudian, mulai terlihat pulau-pulau kecil seolah prajurit yang menyambut tamu untuk bertemu dengan tuan mereka, pulau Sumatera yang luas dan nampak berwibawa.

 

Mulailah terlihat kesibukan di Lampung. Jalan lintas Sumatera menuju dan keluar dari Pelabuhan Bakauheni nampak padat oleh kendaraan. Setelah itu jalanan naik turun dengan panorama pantai dan lautan di satu sisi dan dataran tinggi di sisi sebaliknya.

 

Kota Bandar Lampung nampak cantik dan bersih dengan semboyannya Kota Tapis Berseri. Ada banyak rumah makan dan penginapan yang menunjukkan Lampung merupakan salah satu tujuan wisata andalan Sumatera.

 

Dalam acara trip ini kami diajak mencicip masakan khas Melayu yaitu aneka pindang. Masakan pindang memang bukan khas Lampung karena di beberapa tempat seperti di Palembang dan Bangka juga dihidangkan. Masakan berkuah segar ini asyik disantap malam hari karena menghangatkan tenggorokan. Pilihannya bervariasi dari pindang iga, pindang patin, dan pindang yang menggunakan bahan ikan air tawar lainnya.

 

Dan karena Lampung kondang akan pisang selain kopinya, maka rasanya kurang lengkap bila tak membawa buah tangan berupa aneka olahan pisang. Selain nikmat diolah menjadi keripik aneka rasa, pisang juga lezat diolah menjadi kue lapis legit dan sebagainya.

 

 

Dalam acara jalan-jalan bersama Nescafe ini, saya juga membawa oleh-oleh berupa kawan baru. Ada rekan-rekan Kompasiana, empat blogger, dan dua wartawan, juga panitia acara dan mas Ade dari Nescafe. Kawan-kawan dari Kompasiana memiliki karakter yang beragam, dari mas Didit, mas Kevin, dan Pak Fajr yang kalem, Pak Legowo yang penuh semangat, Dede yang ceria, Nisa yang asyik menjadi teman sekamar, serta Pak Mawan yang kocak yang membuat saya sering terpingkal-pingkal. Empat rekan blogger lainnya ada Detha dan Feri yang tak lepas dari rokok dan tongsis, Widha yang suka merenung, juga mbak Dessy yang cantik dan energik. Dua wartawan wanita asal Tempo yaitu mbak Dewi dan mbak Mila sangat pandai memeriahkan suasana, begitu juga mas Ade dari Nescafe yang pandai bermain organ dan menjadi bapak asuh rombongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun