Menurut Bu Lucy, manajer HRD, ada fokus CSV yaitu kesinambungan air bersih dan membangun daerah pedesaan. Air merupakan sumber penghidupan dan krisis air bersih diperkirakan terjadi tahun 2025. Oleh karena itu masyarakat sekitar diajak untuk menghemat air dan mempertahankan sumber air.
Fokus CSV berikutnya yaitu membangun daerah pedesaan, seperti sekolah petani kopi dan menularkan ilmu ke petani lain. Saat Nescafe mendekati petani dan memulai edukasi bertanam kopi pada tahun 1993, kondisi petani kopi masih miris. Satu hektar kebun hanya menghasilkan 700 kg asal-asalan dan mereka sering menjual hasil panen saat masih hijau. Kami menyarankan ke mereka untuk hanya memetik red cherry, jelas Bu Lucy.
Saat ini ada 12 ribu lebih petani yang memahami konsep berkebun yang benar dan sebagian besar telah meraih sertifikasi Forsi. Sertifikasi ini penting karena petani dapat memperoleh harga yang lebih baik saat menjual kopi karena telah memenuhi standar dan diperbolehkan untuk mengekspor kopi.
Biaya sertifikasinya cukup mahal sehingga Nestle membantu dan mendampingi petani hingga meraih sertifikasi tersebut. Selain membantu mendapatkan sertifikasi, Nescafe juga membagikan bibit kopi dan membantu riset tentang pengembangan bibit dari daun. Hasil riset ini kemudian diserahkan ke pemerintah dan bisa digunakan untuk pengembangan bibit cokelat
Para petani juga dibebaskan untuk menjual kopi tidak harus ke pabrik Nescafe dan mereka juga diundang ke pabrik untuk belajar cup taste atau mencicipi kopi sehingga tahu perbedaan kopi berkualitas dan yang asal-asalan. Semuanya dari sekolah tani, pendampingan itu tidak dipungut biaya, ujar bu Lucy. Nescafe hanya ingin memberikan pengetahuan dimana pengetahuan itu akan diserap petani dan dapat disebarluaskan. Ketika Nescafe pergi, maka pengetahuan itu akan tetap eksis.Dan syukurlah petani lebih sejahtera. Anak-anaknya banyak yang melanjutkan sekolah hingga ke strata dua, imbuhnya dengan bangga.
Saat ini pabrik Nestle Panjang juga menggunakan bahan bakar gas alam sehingga lebih bersih, tambah Budi Utomo, factory manager. Selain itu terkait dengan komitmen untuk green company, setiap tahunnya terjadi penurunan packaging dimana boks lebih ramping dan jumlah kertas yang digunakan makin berkurang. Sehingga konsumen mendapatkan nilai sesuai dengan harga yang dibeli, ujarnya. Tidak untuk kemasan dan sebagainya. Untuk komitmen industri hijaunya ini, Nestle Indonesia telah meraih penghargaan level 5 atau level tertinggi untuk green industry award oleh Menteri Perindustrian tahun 2014.
Â
Kesan Trip Nescafe Lampung