[caption id="attachment_3616" align="aligncenter" width="251" caption="Cover Buku Minoes"][/caption] Pernahkah Anda melihat kawanan kucing sedang berkelompok? Atau melihat dua atau tiga ekor kucing yang seolah asyik mengobrol? Hemmm bisa jadi mereka sedang bertukar berita atau bergosip tentang majikan atau manusia di sekeliling mereka. Kucing salah satu hewan imut yang misterius. Penampilannya memang menggemaskan dan nampak rapuh. Namun, bisa jadi mereka hewan yang paling bertahan hidup di jalanan. Itulah mengapa Tibbe, salah satu wartawan di kota kecil di Eropa sangat gemar menulis tentang kucing. Alhasil kolom-kolomnya ini menghibur para penggemar kucing, namun tidak halnya dengan atasannya. Ia sudah jenuh dengan artikel-artikel Tibbe tentang kucing dan memintanya untuk menulis berita di sekelilingnya. Jika besok masih ada artikel tentang kucing, ia tak akan segan-segan memecatnya. Yup buku berjudul Minoes karangan Annie M.G. Schmidt ini bercerita tentang kehidupan kucing. Namun bukan sembarang kucing. Kucing-kucing di kota tempat tinggal Tibbe ini gemar bergosip. Dan ada satu makhluk lagi yang istimewa di kota itu karena mampu menyampaikan gosip-gosip kucing tersebut kepada Tibbe dalam bahasa manusia. Ialah Minoes. Gosip-gosip kucing tersebut bukan hanya membicarakan majikan yang ceroboh atau majikan yang super sayang pada peliharaannya. Ada yang menjadi penemu koin kuno ketika tak sengaja menggali tanah dengan cakarnya yang mungil. Ada kucing yang gemar duduk di kelas sejarah dan mengalami disorientasi waktu, mengira cerita tersebut baru dan akan terjadi. Ada pula kucing yang jeli akan sesuatu yang umumnya masih dirahasiakan. Sebagian gosip itu bisa diolah Tibbe menjadi artikel yang menarik. Karirnya selamat dan ia mendapat promosi. Ia merasa patut berterima kasih kepada Minoes. Namun ada satu hal yang membingungkan akan Minoes. Siapa ia sebenarnya? Mengapa ia mampu bercakap-cakap dengan kucing dan manusia? Oleh karena saya penggemar binatang imut berkumis ini saya langsung tertarik dengan buku ini yang bercover kucing-kucing yang berkumpul di atap. Dalam bukunya juga ada beberapa ilustrasi yang menggemaskan tentang kucing-kucing. Favorit saya adalah kucing liar bernama burik, ratu jalanan, yang tak takut pada manusia dan anjing. Ia menjadi salah satu tokoh kunci dalam konflik yang dihadapi Tibbe dan Minoes. [caption id="attachment_421041" align="aligncenter" width="174" caption="Si Burik yang Cerdik"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H