Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Rekaman Perjalanan dan Kesan Daerah di Secangkir Kopi

18 Mei 2015   12:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:52 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_418169" align="aligncenter" width="400" caption="Kopi Hitam Ala Bawen"][/caption]

Kopi bukan hanya tentang cita rasa tetapi juga menyimpan pengalaman dan kesan akan suatu daerah. Secangkir kopi hitam yang saya sesap di Bawen mengingatkan saya akan perjalanan ratusan kilometer yang baru kami berdua lalui. Kopi ini juga lebih mendekatkan saya pada Bawen, yang dulu hanya saya kenal lewat nama ruas jalan tol Ungaran-Bawen.

Perjalanan kembali ke Jakarta dari kota Malang dengan kendaraan pribadi merupakan pengalaman menyenangkan sekaligus melelahkan. Sudah kali ketiga saya melakukan perjalanan pulang pergi Jakarta-Malang dengan kendaraan pribadi, tapi rasanya selalu ada hal yang baru dan berbeda di tiap perjalanan tersebut.

Setelah kendaraan melaju ratusan kilometer dari kota Malang Rabu lalu (13/5), kami berdua bermalam di Solo. Setelah beristirahat, kami berdua merasa segar dan pasangan melajukan kendaraan dengan semangat melewati Boyolali dan Salatiga. Menuju Bawen, kami disambut jalan yang naik turun. Saya turunkan jendela untuk lebih puas merasakan hawa yang sejuk dan angin semilir membelai rambut. Samar-samar nampak Rawa Pening yang luas.

[caption id="attachment_418171" align="aligncenter" width="350" caption="Jalanan Bawen yang Naik Turun"]

1431911861622936588
1431911861622936588
[/caption]

Bawen tak jauh dari Ambarawa yang perkebunan kopinya sudah lebih dulu dikenal dan menjadi tujuan wisatawan. Seperti halnya tetangganya, Bawen juga memiliki kopi yang tak kalah enak dengan rasa yang khas.

Kami kemudian memutuskan singgah di Bawen, Kabupaten Semarang, untuk menikmati kopi khasnya. Kendaraanpun merapat ke kampung kopi yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara IX yang menyajikan beragam sajian kopi dari olahan ala tradisional yang sederhana hingga yang tampil cantik dan genit.

Ada dua pilihan sajian kopi yang sederhana, kopi tubruk dan kopi spesial tanpa ampas. Dua-duanya jenis kopi hitam yang disajikan dengan gula terpisah. Saya memilih kopi hitam tanpa ampas karena sehari-hari sudah terbiasa dengan kopi tubruk.

Kopi hitam tanpa ampas tersebut disajikan dengan sepiring mendoan dan pisang goreng. Nampak bersahaja namun tak kalah mengundang selera.

[caption id="attachment_418173" align="aligncenter" width="438" caption="Bersama Pisang Goreng dan Mendoan"]

1431911958110599940
1431911958110599940
[/caption]

Mata yang mulai mengantuk oleh semilir angin dan sejuknya hawa Bawen, kontan terbuka lebar setelah seteguk kopi hitam tersebut mengaliri tenggorokan. Rasanya kuat dan tanpa basa-basi.

Cita rasa kopi jenis robusta ala Bawen ini tegas dengan rasa asam yang tipis. Sebelum meneguk kali kedua, saya mencomot sebuah mendoan alias tempe kemul yang gurih. Mendoan dengan cabe rawit juga pisang goreng yang legit merupakan kawan yang tepat untuk menyesap kopi hitam.

Tegukan kedua kopi hitam membuat benak seolah memutar kisah perjalanan hari sebelumnya. Jalanan berkelok-kelok nan curam sepanjang Pujon hingga Pare hingga jalanan gelap nan merayap sepanjang Caruban, Ngawi. Perjalanan yang mendebarkan dan membuat kami bersyukur dapat melaluinya dengan lancar.

Masih ada sepotong mendoan dan pisang goreng di piring. Saya memilih pisang goreng dan mengunyahnya secara perlahan. Sesesap kopi menyusul kemudian. Aroma kopi yang tajam keharuman rempah-rempah yang samar-samar, mengingatkan saya akan ratusan kilometer yang akan kami lalui. Dari Bawen kami akan menuju Semarang, Pekalongan, Cirebon, hingga Jakarta. Perjalanan lebih dari 400 kilometer di depan mata kami.

[caption id="attachment_418174" align="aligncenter" width="285" caption="Bijih Kopi yang Pahit-Gurih"]

1431912070800879920
1431912070800879920
[/caption]

Saya mengambil dan mengamati bijih kopi yang menjadi pelengkap kopi pesanan pasangan. Jika saya memilih kopi hitam yang tegas, pasangan yang kalem memilih macchiato yang tampil genit nan cantik. Kopi dengan krim lembut. Permukaannya berlapis busa dengan hiasan berupa bunga berkelopak tujuh. Penampilannya yang cantik membuat yang melihatnya enggan untuk mengaduknya. Kopi ini disajikan bersama biskuit cokelat dan bijih kopi.

Pasangan mengijinkan saya untuk mencicipi kopinya. Cita rasanya begitu creamy dan lembut, kontras dengan kopi hitam milik saya.

[caption id="attachment_418176" align="aligncenter" width="349" caption="Kopi Genit dari Bijih Kopi Bawen"]

14319121751417450616
14319121751417450616
[/caption]

Yang lebih menyita perhatian saya pada kopi pesanan pasangan adalah bijih kopinya. Bijih kopi itu berukuran sedang dan berwarna cokelat gelap. Penasaran akan rasanya, saya mengunyahnya dan sedikit terkejut ketika mengetahui rasanya tidak terlalu pahit malah ada rasa gurihnya.

Tak terasa sudah satu jam kami beristirahat. Sudah tengah hari, kami harus bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Tegukan kopi terakhir merupakan salam perpisahan saya pada Bawen dimana saya mulai jatuh cinta pada daerah ini.

Untuk merekatkan hubungan saya pada Bawen, saya membeli beberapa kemasan kopi bawen dan mengantongi beberapa bijih kopi. Kini setiap kali melihat kemasan dan menyeduh kopi bawen, perjalanan ratusan kilometer membentang di ingatan. Suasana sejuk dengan angin semilir di kampung kopi Bawen pun hadir di Jakarta yang terik di balik secangkir kopi Bawen.

[caption id="attachment_418177" align="aligncenter" width="300" caption="Buah Tangan Kopi Khas Bawen"]

1431912278560053436
1431912278560053436
[/caption]

foto: koleksi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun