Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mungkinkah ke Pulau Sempu dalam Sehari?

18 Maret 2013   03:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:35 12107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini saya buat untuk menjawab pertanyaan beberapa rekan yang hendak berwisata ke kampung halaman saya di Malang. Ada beberapa yang menanyakan, apakah mereka bisa berwisata ke Pulau Sempu dalam sehari dan tidak perlu menginap. Dan, jawaban saya adalah bisa. Jelas bisa. Namun, cukup melelahkan dan membakar kalori.

Perjalanan ini saya lakukan saat cuaca sangat bersahabat di kota Malang. Sengaja saya tidak mengambil masa-masa berlibur karena benar-benar ingin menikmati suasana kota Malang jauh dari klakson dan mobil yang berjubelan menuju tempat wisata.

Kami bertiga berangkat kesiangan, yaitu pukul 08.30. Kami membawa sejumlah air mineral dan topi karena saya tahu bahwa treking di Pulau Sempu membutuhkan asupan air yang cukup agar tidak dehidrasi. Pulaunya juga tidak berpenghuni sehingga kami tidak bisa membeli air mineral di warung.

Perjalanan menuju Pulau Sempu cukup jauh. Kami menuju Malang bagian selatan. Di Malang bagian selatan ini selain Pulau Sempu, banyak destinasi menarik, seperti Pantai Balekambang dan Pantai Ngliyep, serta pantai-pantai selatan lainnya yang masih perawan.

Jalan menuju Pantai Sendang Biru yang menjadi titik tolak menuju pulau Sempu tersebut bergelombang naik turun. Udara terasa sejuk dan banyak truk yang membawa muatan tebu. Jalanannya cukup mulus, meski jalannya tidak begitu lebar sehingga kami harus berhati-hati bila berpapasan dengan mobil ke arah sebaliknya.

Setelah tiga jam perjalanan, akhirnya kami pun tiba di pantai Sendang Biru. Entah mengapa tidak seperti yang saya baca di beberapa catatan perjalanan menuju pulau Sempu kami tidak membayar apa-apa lagi selain tiket masuk.

13635769631245879292
13635769631245879292
Kami menikmati pemandangan pantai sembari melihat-lihat tawaran pemilik perahu yang akan membawa kami ke pulau Sempu. Pantainya tidak secantik pantai Balekambang, di sini pantainya kebanyakan menjadi tempat berlabuh kapal-kapal pencari ikan dan kapal menuju pulau Sempu. Di pantai ada beberapa penjual minuman dan es degan, serta mushola dan toilet.

Setelah tawar-menawar, kami mendapatkan harga Rp 100 ribu untuk biaya naik perahu pulang pergi dan Rp 75 ribu untuk pemandu di pulau Sempu. Perahunya sebenarnya cukup untuk 10 orang, sehingga kami berasa eksklusif menaiki perahu yang cukup besar ini.

136357699088889737
136357699088889737

13635770271069813097
13635770271069813097
Perjalanan menuju pulau Sempu sangat singkat, hanya berkisar 10-15 menit. Karena air sedang pasang, perahu tidak bisa merapat sehingga kami berbasah-basah menuju pantai di Pulau Sempu. Ya..akhirnya saya tiba juga di Pulau Sempu. Dulu waktu saya masih kecil, saya hanya sampai di pantai Sendang Biru, tidak sampai menyeberang. Pantai dengan pasir putih yang halus dengan dilindungi pohon bakau menyambut kami. Yup, saya siap untuk treking.

Kata si pemandu, treking lebih nyaman dengan sepatu kets dan celana panjang karena banyakkerikil atau ranting-ranting pohon yang bisa menggores-gores kaki. Dan memang, selama perjalanan banyak halangan yang menyambut kami ketika melangkah. Terkadang kami melompat, setengah merangkak, dan ketika saya lengah, kepala saya terantuk batang pohon yang jatuh. Dukkk... teman saya menertawakan saya.

Si pemandu mengatakan jarak menuju Segara Anakan sebenarnya tidak begitu jauh, tidak sampai 5 kilometer. Namun, karena medannya agak sulit, perjalanan bisa dicapai 1,5 – 3 jam perjalanan, tergantung berapa sering kami beristirahat. Saya melongo mendengar keterangan itu. Busyet lumayan juga nih jalan. Pulang pergi bisa enam jam sendiri jika kami tidak berjalan cepat. Dan malam hari bukan waktu terbaik untuk berjalan kaki di hutan.

Semangat saya semakin pudar melihat beberapa grup yang hendak pulang dari arah sebaliknya. Mereka semua berwajah kuyu. Apalagi yang membawa galon air minum. Busyet untuk jalan dengan tidak membawa beban berat saja sudah susah apalagi membawa galon ckckck. Namun di sini memang tidak ada air tawar sehingga bagi yang camping di sini disyaratkan untuk membawa air minum sendiri. Ada sih jasa untuk membawakan barang, dengan membayar Rp 150 ribu.

Namun, semangat saya mulai tumbuh melihat rombongan ibu-ibu paruh baya. Wah wah wah ibu ini tidak menggerutu ketika harus menunduk menghindari ranting bahkan tertawa-tawa. Wah masak saya kalah dengan ibu-ibu.

13635770671519146641
13635770671519146641

Sebenarnya treking di Pulau Sempu bisa dilakukan sendiri tanpa pemandu asalkan sudah pernah ke sini. Namun, jika belum pernah lebih baik menggunakan pemandu. Pasalnya banyak kejadian wisatawan berputar-putar alias tersesat. Ada juga yang tersesat selama tiga hari karena terpisah dari rombongan.

Medan paling berat di sini adalah menyusuri tebing. Jalanannya sangat sempit dan harus berhati-hati agar tidak jatuh dari tebing. Namun, dari sini pantai sudah terlihat dan debur ombak semakin terdengar jelas. Kita harus ekstra hati-hati bila berpapasan dengan rombongan dari arah sebaliknya. Tubuh saya menempel erat di tebing dan mempersilakan rombongan lain untuk menggunakan jalan. Perjalanan di medan sulit ini tidak lama, sekitar 15 menit. Jadi, saya berhasil tiba di pantai Segara Anakan dalam kurun waktu tidak lebih dari 1,5 jam. Yippie.

1363577108476238740
1363577108476238740

1363577141404632659
1363577141404632659
Segara Anakan memang cantik. Pantainya lembut dan berwarna putih. Banyak yang membandingkannya dengan Maia Bay yang ada di Phuket, yang menjadi lokasi syuting film The Beach. Memang agak-agak mirip, namun pulau Sempu lebih perawan dan lebih hijau.Banyak wisatawan yang camping di sini dan asyik berenang. Namun, melihat ombaknya yang agak seram, terutama di Karang Bolong, saya hanya bermain air di pinggiran saja. Setelah puas bermain air, saya menuju tebing untuk melihat samudera dari tebing. Wuiih seram juga melihat laut yang menderu. Darah saya terasa berdesir antara takut dan gembira. Setelah puas menimati keindahan Segara Anakan, kami bersiap-siap kembali ke Pantai Sendang Biru. Dan mungkin karena sudah mengenal medan, perjalanan pulang hampir tepat satu jam, dan sekitar pukul 15.00 kami sudah berada di pantai Sendang Biru untuk mengisi perut.

Kami tiba di kota Malang sekitar pukul 18.00. Jadi sekitar 9,5 jam kami berwisata ke pulau Sempu dan sebagian besar dihabiskan di perjalanan. Dan jawabannya bisa kan untuk berwisata sehari tanpa menginap di Pulau Sempu. Memang lebih cepat bila membawa kendaraan pribadi atau menyewa mobil. Di stasiun Kota Baru banyak jasa menyewakan mobil dari harga Rp 200 ribu. Jika digunakan untuk 6-7 orang, maka per orang hanya membayar Rp 30-35 ribu. Dan apabila lebih memilih kendaraan umum biasanya bisa ditekan hingga sekitar belasan ribu, namun waktunya akan lebih lama karena kendaraan menuju Pantai Sendang Biru tidak banyak, dan harus menunggu hingga penuh. Biaya naik perahu Rp 100 ribu PP, jika patungan ber-6 atau ber-7, maka perorang membayar Rp 15-20 orang. Masih lumayan murah, yaitu tidak sampai Rp 100 ribu untuk berwisata ke pulau Sempu beramai-ramai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun