Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bermimpi Jakarta Memiliki Pasar Ikan Modern

20 Desember 2014   15:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:53 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_384245" align="aligncenter" width="400" caption="Pos Pendaratan Ikan Muara Angke"]

14190373661450242445
14190373661450242445
[/caption]

Sebenarnya masih ada lima pelabuhan perikanan lainnya untuk wilayan Pemrov DKI Jakarta, yaitu Muara Kamal, Muara Baru, Kalibaru, Marunda, Cilincing, dan Pulau Pramuka. Namun, Muara Angke yang paling banyak jumlah nelayan dan pekerja di bidang perikanan. Luas total Muara Angke juga juga mencapai sekitar 60 ribu hektar. Sehingga Muara Angke di antara pelabuhan perikanan di Jakarta dari segi fasilitas dan sumber daya manusia adalah yang paling pas dikembangkan sebagai pasar ikan modern terintegrasi.

Berdasarkan Departemen Perikanan & Aquakultur Badan FAO (1981), ada sembilan faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan lokasi pasar ikan. Kesembilan faktor tersebut adalah pasokan bahan mentah; ketersediaan SDM; ketersediaan pelayanan infrastruktur yaitu listrik, air, dan saluran limbah; pembuangan cairan limbah; kedekatan terhadap daerah penjualan; minimalnya hal-hal yang merugikan lingkungan (polusi); biaya pengembangan lokasi; akses jalan yang memadai ke/dari pelabuhan perikanan; dan kemungkinan pengembangan di masa depan.

Dari sembilan faktor tersebut, Kompleks Muara Angke sebenarnya telah memiliki dan memenuhinya hanya banyak yang belum optimal terutama dari faktor infrastruktur dan kualitas SDM. Dari segi infrastruktur dan kualitas SDM, pasar ikan Muara Angke masih identik dengan citra pasar rakyat yang becek dan beraroma tak sedap. Kualitas ikan dan hasil lautnya juga tidak standar, dimana ada beberapa oknum penjual yang berbuat kurang jujur akan kesegaran dan bobot ikan.

Untuk sumber daya manusia, baik nelayan dan para pelaku kegiatan di Muara Angke, seharusnya bersikap profesional. Sikap profesional ala pasar ikan modern di luar negeri bisa ditiru dengan selalu ramah dan jujur terhadap pembeli, menjual barang hanya yang sesuai standar dimana standar akan kualitas seluruh hasil laut yang akan diperjualbelikan ini harus ditentukan oleh pemerintah. Sehingga pembeli merasa dihargai ketika berbelanja dan mendapatkan hasil laut yang terjaga kualitasnya.

Sementara untuk infrastruktur, permasalahan utama adalah drainase di kawasan Muara Angke yang buruk. Jika musim hujan atau air pasang, maka berisiko terjadi rob yang menggenangi kawasan pasar. Rob inilah yang harus diatasi terlebih dahulu oleh pemerintah. Menurut Dewan Daerah Walhi Jakarta Ubaidillah yang dilansir beritasatu, rob ini dapat ditanggulangi dengan konservasi dan restorasi pantai, seperti memperbanyak pepohonan, membersihkan laut dari sampah plastik, dan membersihkan saluran drainase yang tersumbat. Membudayakan hidup bersih di lingkungan Muara Angke memang sulit, namun jika pemerintah tidak tegas maka kejadian rob akan terus berulang dan semakin parah, teluk Jakarta akan semakin kotor dan hasil laut akan semakin tidak layak dikonsumsi.

Setelah permasalahan rob dapat diatasi, maka pemerintah bisa memperbaiki bangunan pasar menjadi lebih bersih, rapi, dan nyaman. Kawasan parkir juga perlu ditambah. Jika selama ini angkutan umum yang memiliki rute ke Muara Angke masih terbatas, maka ke depannya TransJakarta atau komuter bisa menambahkan rute ini.

Semoga dalam beberapa tahun ke depan Jakarta akan memiliki pasar ikan modern yang terintegrasi. Hemm jadi membayangkan belanja ikan akan lebih nyaman dan menyenangkan.

Referensi:

http://www.muaraangke.net/

http://www.beritasatu.com/pelayanan-publik/216113-walhi-giant-sea-wall-bukan-solusi-atasi-banjir-rob.html

www.tsukiji-market.or.jp/tukiji_e.htm

http://www.salmanbusrah.com/2014/01/belajar-dari-australia-bagaimana_5905.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun