Mohon tunggu...
Dewi NurAgustin
Dewi NurAgustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGS UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Praktik Kolaborasi Antara Guru dan Siswa di Sekolah Inklusi

10 Juli 2021   21:00 Diperbarui: 10 Juli 2021   21:01 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bagaimana menjalin kerjasama yang baik antara guru dan orangtua di sekolah inklusi? 

Poin penting kerjasama adalah guru harus berhati - hati bahwa guru adalah sahabat di sekolah, tetapi tetap harus menghormati bahwa orang tua adalah sahabat utama di rumah. Menurut Santrock, JW.
 "orang tua dan sekolah harus bekerja sama. Kedua pihak harus melakukan kontak rutin untukmembahas kemajuan anak." 

Kesamaan persepsi inklusi dengan orang tua siswa Ketika orang tuamemasukkan anaknya ke sekolah inklusi, sekolah harus pada saat yang sama mencapai kesepakatan tentangvisi dan misi lembaga. Di awal pendaftaran, orang tua dapat menandatangani kesepakatan tentang visi dan misi lembaga, salah satunya adalah mengedepankan nilai kebhinekaan.

1. Menyamakan Persepsi Inklusi dengan Orangtua Siswa


Ketika orangtua mendaftarkan anaknya untuk sekolah di sekolah inklusi, pada saat yang sama pihak sekolah perlu menjalin kesepakatan berkaitan dengan visi misi lembaga. Di awal pendaftaran, orangtua bisa menandatangani lembar kesepakatan tentang visi misi lembaga yang salah satunya adalah mengusung nilai keberagaman. Untuk itu kedepannya,kesepakatan ini dijadikan pegangan dan dasar dalam menjalin kerjasama dengan orangtua.

2. Menjalin Kerjasama antara Guru dan orangtua siswa

Dalam menjalin kerjasama anatara guru dan orangtua siswa,  tentunya harus ada komunikasi yang terjalin secara terstruktur.  Dimulai mengkomunikasikan pembelajaran ketika orangtua mengantar/ menjemput anak di sekolah.  Mengkonsultasikan permasalahan kepada orang tua agar terjadi kesepakatan bersama. 

Mengapa "Pentingnya Praktik Kolaborasi guru dan Siswa di Sekokah inklusi"

Poinpenting kerjasama adalah guru harus berhati - hati bahwa guru adalah sahabat di sekolah, tetapi tetap harus menghormati bahwa orang tua adalah sahabat utama di rumah. Menurut Santrock, JW.
 "orang tua dan sekolah harus bekerja sama. Kedua pihak harus melakukan kontak rutin untukmembahas kemajuan anak." Kesamaan persepsi inklusi dengan orang tua siswa Ketika orang tua memasukkan anaknya ke sekolah inklusi, sekolah harus pada saat yang sama mencapai kesepakatan tentangvisi dan misi lembaga. Di awal pendaftaran, orang tua dapatmenan datangani kesepakatan tentang visi dan misi lembaga, salah satunya adalah mengedepankan nilai kebhinekaan.

1. Menyamakan Persepsi Inklusi dengan Orangtua Siswa

Ketika orangtua mendaftarkan anaknya untuk sekolah di sekolah inklusi, pada saat yang sama pihak sekolah perlu menjalin kesepakatan berkaitan dengan visi misi lembaga. Di awal pendaftaran, orangtua bisa menandatangani lembar kesepakatan tentang visi misi lembaga yang salah satunya adalah mengusung nilai keberagaman. Untuk itu kedepannya,kesepakatan ini dijadikan pegangan dan dasar dalam menjalin kerjasama dengan orangtua.
Proses komunikasi dengan orangtua dijalin tidak saja melewati parents meeting, parenting, namun juga dari pertemuan  harian pada saat mengantar maupun menjemput anak di sekolah.

2. Menjalin Komunikasi yang baik antar orangtua dan guru 
 Mengapa orangtua dalam pendampingan anak ABK di sekolah inklusi sangat penting? 

 Dalam perkembangannya terdapat lima sistem yang sangat berpengaruh,  diantaranya :

a) Mikrosistem adalah lingkungan di mana anak tinggal seperti orang tua,
keluarga, teman sebaya, guru, dan sekolah.
b) Mesosistem mencakup hubungan antara mikrosistem seperti orang tua dan guru berinteraksi dalam sistem sekolah, keluarga dengan teman sebaya, dan sekolah dengan tempat ibadah.
c) Ekosistem, yaitu kondisi yang mempengaruhi perkembangan namun anak tidak
terlibat secara langsung. Contohnya pengalaman kerja ibu dapat mempengaruhi
hubungan dengan anaknya, sehingga mengubah pola interaksi dan komunikasi.
d) Makrosistem mencakup budaya di mana seseorang tinggal seperti adat berperilaku di
Indonesia berbeda dengan di negara barat.
e) Kronosistem mencakup berbagai peristiwa hidup yang penting pada individu dan kondisi sosiokultural.

(Brofenner) 


Beranjak dari lima sistem lingkungan di atas dapat dipahami bahwa sesungguhnya perkembangan anak akan dipengaruhi oleh serangkaian interaksi di dalam keluarga, sekolah, masyarakat, sekolah dengan orang tua, sekolah dengan masyarakat, dan masyarakat dengan orang tua.


"Proses komunikasi dengan orangtua dijalin tidak saja melewati parents meeting, parenting, namun juga dari komunikasi harian pada saat mengantar maupun menjemput anak di sekolah."

  Dalam sekolah Inklusi terdapat penangan yang khusus dalam beberapa aspek pembelajaran.  Guru kelas dan guru pendamping harus mengerahkan kemampuan dan tenaga yang keras demi tercapainya tujuan pembelajaran.  Tidak hanya aspek pembelajaran saja,  namun jalinan kerjasama anata guru dan wali murid sangat diperlukan. Tidak hanya terhadap wali murid ABK. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun