Mohon tunggu...
Demar Adi
Demar Adi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka menulis

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gumam Rindu

23 Agustus 2018   02:51 Diperbarui: 23 Agustus 2018   03:14 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pixabay.com

Kau pernah di sini. Duduk bersamaku menyusuri kata. Kau nyanyikan harap dalam untaian petuah. Kujadikan lentera penerang jalanku. 

Tawa bergema di setiap sudut hati. Iringi hadirmu yang bagai cahaya hari. Unjuk tauladan dalam setiap langkah. Bebaskan jiwa dalam setiap santun perilaku. 

Berjuta angan belum sempat tergenggam. Namun, langkahmu harus usai. Berat hati melepasmu dalam perjalanan yang berikutnya abadi. Aku menggenggam kenangan akan sosokmu hingga hari ini. Dalam kasih yang tetap akan utuh hingga nanti. Melangitkan doa  pada pemilik jiwa. Memohon ampunan dan kasih sayang-Nya bagimu. 

Anak kecil yang dulu kau gendong di pundak, kini telah dewasa, Ayah. Telah pula berputra. Mengikat hati pada janji, meneruskan juang hingga teraih mimpi. Mimpimu, Ayah. 

Kekasihmu masih disini. Bidadari yang lembut membuai hatiku dalam setiap tarikan napas. Kujaga Ibu untukmu, Ayah. Hingga pertemuan di surga nanti. 

Tenggarong, 22 Agustus, 2018

De Maharani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun