SUKOHARJO -- Mahasiswa KKN Tematik 216 UNS, menggelar kegiatan "Penyuluhan Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga dan Pengendalian Hama Penyakit pada Tanaman Hortikultura" di Desa Waru, Baki, Sukoharjo, khususnya warga RT 04 RW 05 dan Kelompok Wanita Tani "Loh Jinawi". Kondisi lingkungan di RT 04 RW 05 yang padat penduduk dan sedikitnya lahan kosong yang tersedia membuat lingkungan terlihat gersang. Hal ini mendorong Mahasiswa KKN Tematik 216 UNS untuk memberikan edukasi kepada warga dalam pemanfaatan limbah rumah tangga yang mereka miliki sebagai alternatif wadah untuk hidroponik dan pupuk organik cair.
Kegiatan pertama, yaitu penyuluhan pemanfaatan limbah anorganik khususnya botol plastik sebagai wadah hidroponik. Budidaya hidroponik dapat dikatakan sebagai teknik bertanam sayuran yang efektif apabila dilakukan pada lahan sempit, sehingga dapat dijadikan sebagai sarana penciptaan lingkungan yang hijau dan asri. Selain itu, berhidroponik dengan memanfaatkan botol bekas dapat menjadi suatu upaya daur ulang sampah plastik. Penyuluhan yang dilakukan mahasiswa KKN meliputi dari pemaparan materi hidroponik, pembuatan wadah, pelarutan nutrisi hidroponik, dan penyemaian benih.
Â
Â
Tidak hanya pemanfaatan limbah anorganik, mahasiswa KKN Tematik 216 UNS juga mengajak warga untuk memanfaatkan limbah organik sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair (POC). Mahasiswa KKN berperan dalam memberikan contoh pembuatan POC dengan menggunakan bahan utama yaitu air bekas cucian beras atau bahan organik lainnya.Â
Kegiatan pemanfaatan limbah organik dilakukan dengan membuat video edukasi terkait pembuatan POC. Adanya kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi warga RT 04 RW 05 dalam memanfaatkan limbah organik. Selain itu, mahasiswa KKN juga melakukan pembagian tanaman hias ke warga RT 04 RW 05 dan Kantor Desa Waru. Hal ini diharapkan dapat mewujudkan terciptanya Green Kampoeng, sehingga lingkungan menjadi indah dan asri.
Â
Mahasiswa KKN Tematik 216 UNS memberikan penyuluhan terkait pengendalian hama penyakit pada tanaman hortikultura kepada Kelompok Wanita Tani 'Loh Jinawi'. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pemaparan materi terkait pengertian Pengendalian Hama Penyakit Terpadu (PHPT), pentingnya PHPT, komponen PHPT, dan bentuk implementasi PHPT di lapangan. Selain itu, anggota KWT diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan berkonsultasi terkait hama penyakit yang menyerang lokasi pertanaman.
Antusiasme peserta penyuluhan tidak hanya di kegiatan konsultasi saja, namun berlanjut pada kegiatan praktik. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan edukasi terkait cara pembuatan alat perangkap hama berupa perangkap likat kuning dan perangkap lalat buah yang berbahan metil eugenol (zat perangsang lalat buah). Selain itu, juga dilakukan pembuatan pestisida nabati dari bahan dapur (cabai, bawang merah, dan bawang putih) dan teknik penyemprotan yang tepat.