Sebenarnya saya bukanlah penggemar film-film bergenre horor. Saya juga buka penggemar karya-karya Stephen King. Seingat saya, baru tiga film yang diangkat dari novel Stephen King yang pernah saya tonton; The Greenmile yang paling membekas dalam benak saya karena kisahnya yang mampu membuat mata saya mengembun, The Mist yang endingnya bikin saya  misuh-misuh, dan terakhir ada  film dengan karakter psikopat, The Shining yang membuat saya membatin bahwa saya tak ingin menonton sekuelnya, Doctor Sleep (2019).
Kali ini, saya ingin menulis tentang film The Shining. Sebuah film lawas yang dirilis tahun 1980 silam. Film ini karya sutradara Stanley Kubrick yang dikenal dengan karya-karyanya yang memang agak lain menurut saya, semisal 2001: A Space Odyssey (1968) dan Eye Wide Shut (1999).
Selain bukan penggemar film horor dan Stephen King, saya juga bukan penggemar Stanley Kubrick. Lalu, mengapa saya menonton The Shining? Tak lain tak bukan karena penasaran saja sewaktu membaca artikel mengenai sutradara keturunan Yahudi ini.
The Shining dibuat berdasarkan novel Stephen King dengan judul sama yang terbit tahun 1977.
Keterangan Film
Judul                   : The Shining
Sutradara               : Stanley Kubrick
Penulis skenario        : Stanley Kubrick dan Diane Johnson
Pemain                 : Jack Nicholson, Shelley Duvall, Danny Lloyd dan Scatman Crothers
Perusahaan pembuat   : The Producer Circle Company, Peregrine Productions, dan Hawk Films
Rilis                     : Mei 1980
Sinopsis The Shining
Jack Torrance (Jack Nicholson), mantan guru yang beralih menjadi penulis memutuskan menerima pekerjaan sebagai penjaga hotel. Tak seperti hotel pada umumnya, Overlook Hotel yang berada di area terpencil ini tidak beroperasional sewaktu musim dingin tiba.
Ketika diwawancarai manajer hotel, sebenarnya sih, si Jack ini sudah diingatkan sama manajernya bahwa kesendirian dan isolasi bisa membuat membunuh seseorang (kurang lebih begitu). Jack makin terperanjaat  saat si manajer juga memberitahu di hotel pernah terjadi pembunuhan 10 tahun lalu. Ceritanya, manajer sebelumnya menghabisi istri dan 2 anak perempuannya.
Bukannya takut atau khawatir, Jack tetap menerima pekerjaan untuk tinggal di Overlook Hotel selama musim dingin. Sementara itu, Danny (Danny Lloyd), anak laki-laki Jack yang masih kecil memiliki 'kelebihan'. Ia punya teman khayalan bernama Tony yang sudah memberitahu Danny bahwa Jack akan menerima pekerjaan di Overlook Hotel. Danny juga mendapat penglihatan buruk tentang tempat tersebut.
Jack sekeluarga tiba di hotel. Danny bertemu dengan Dick Halloran (Scatman Crothers), kepala koki hotel yang ternyata memiliki keistimewaan seperti Danny. Saat keduanya berbicara, Danny yang penasaran dengan kamar nomor 237 bertanya kepada Tuan Halloran. Namun, Tuan Halloran menenangkan Danny bahwa tak ada apa-apa di kamar tersebut dan berpesan agar menjauhi tempat itu.
Film mulai memasuki suasana mencekam di pertengahan yang menunjukkan sudah satu bulan Jack sekeluarga tinggal di hotel. Salju pun mulai turun. Jack yangs edang berkonsentrasi penuh menyelesaikan tulisannya merasa terganggu dengan kehadiran Wendy (Shelley Duvall), istrinya. Belum lagi Danny yang mencoba masuk ke kamar 237.
Adegan selanjutnya beralih saat penonton diajak menyusuri bagian-bagian hotel dengan Danny yang mengendarai sepedanya (adegan ini yang paling saya suka) hingga ia bertemu dengan dua hantu anak perempuan yang terbunuh 10 tahun lalu.
Melalui pergantian hari demi hari, penonton diajak menyaksikan perubahan sikap Jack dan keanehan yang mulai terjadi di Overlook hotel. Suatu saat, Danny memasuki kamar 237 yang terbuka. Sementara Jack juga bermimpi aneh. Kepada Wendy, ia memberitahu bahwa dalam mimpinya, ia membunuh Wendy dan Danny. Danny yang datang menghampiri kedua orangtuanya dengan memar di leher. Wendy mengira Jack yang melakukannya.
Tak terima atas tuduhan Wendy, Jack pergi ke bar dan minum-minum. Ia bertemu dengan hantu bartender. Sedangkan Halloran yang berada di Florida mendapat firasat buruk tentang Danny. Ia memutuskan untuk pergi ke Overlook Hotel.
Jack pergi ke kamar 237 setelah diberitahu Wendy bahwa Danny dicekik seorang perempuan. Ia pun bertemu dengan hantu di kamar mandi. Namun, Jack berbohong kepada Wendy dan menuduh memar di leher Danny akibat ulah Danny sendiri. Wendy mengusulkan untuk membawa Danny keluar dari hotel. Hal ini justru membuat Jack marah. Di kamarnya, Danny mendapat penglihatan buruk lagi serta mendapati daun pintu bertuliskan 'redrum'.
Masih diselimuti kemarahan, Jack pergi ke ballroom, tempat ia bertemu dengan hantu bartender. Keanehan terjadi saat banyak orang dengan pakaian jadul memenuhi ruangan tersebut. Jack juga bertemu dengan Delbert Grady, hantu pelayan yang mencoba menghasut Jack untuk menyakiti Wendy dan Danny.
Dai sinilah ketegangan makin terasa saat Jack berusaha membunuh istri dan anaknya dengan kapak (adegan ini juga termasuk salah satu adegan ikonis di film ini, menurut saya). Wendy dan danny berusaha meloloskan diri dari kejaran Jack. Di saat yang bersamaan, kehadiran Halloran sempat mengalihkan Jack sebelum Jack membunuhnya.
Wendy dan Danny kemudian lari ke arah labirin. Danny berhasil mengecoh Jack dengan cara menyesatkannya di dalam labirin. Keduanya berhasil lolos sedangkan Jack mati kedinginan di labirin.
Adegan lalu beralih ke sebuah foto lawas tahun 1921 yang terpasang di salah satu dinding hotel yang menampilkan beberapa tamu hotel termasuk lelaki yang sangat mirip dengan Jack.
Review Film
Sebagai film bergenre  psychological horror, The Shining minim akan jumpscare. Seingat saya, hanya ada satu jumpscare adalam adegan film yaitu saat Jack Torrance masuk ke kamar 237 dan bertemu hantu perempuan. Selebihnya, penonton akan menyaksikan suasana Overlook Hotel yang mencekam melalui scoring music serta mimik wajah Jack Torrance.
Sebenarnya, jika penonton jeli dalam menyaksikan adegan demi adegan apa yang akan terjadi di Overlook Hotel sudah bisa ditebak. Hal ini bisa dilihat sewaktu adegan Jack melakukan wawancara dengan manajer hotel yang kemudian memberitahu mengenai peristiwa pembunuhan yang pernah terjadi 10 tahun lalu.
Berikutnya, adegan saat Jack memberitahu Wendy tentang ia merasa pernah berada di hotel ini atau mengalami de javu. Percakapan ini erat kaitannya dengan ending film yang menunjukkan orang yang sangat mirip Jack atau bisa jadi memang orang yang sama berpose di Overlook Hotel dengan tahun menunjukkan angka 1921.
Ending ini pula yang sebenarnya membuat saya bingung dan bertanya-tanya, jadi si Jack ini apa? Hantukah? Atau manusia dengan umur panjang? Ending The Shining masih membuat saya bingung.
Ngomong-ngomong, saat beredar, The Shining tidak disukai Stephen King. Ia bahkan membenci film ini mulai dari pemilihan Jack Nicholson sebagai Jack Torrance, serta beberapa tema menyangkut alkoholisme (novel ini dibuat sewaktu King menjadi pecandu alkohol) dan perpecahan keluarga  tidak mendapat porsi besar dalam film yang mendapat skor dari Rotten Tomatoes sebesar 83 % ini.
